Ambisi

263 9 0
                                    

Lantunan lagu via vallen-sayang, mengalun kencang di gendang telinga Mila. Serasa sedang galau banget, padahal cuma ketar ketir berjaga di konter apotik. Sudah mirip satpam di pos jaga. Takut takut si piktor datang.

Mba kaifa sampai harus menepuk bahu Mila karena yang di panggil tidak merespon.

" Mila sakit ya? Pake masker gitu. Kalau ga enak badan istirahat aja di dalam" ucap Mba Kaifa dengan raut khawatir.

"Makasih mba lope you" balas Mila mengacungkan dua jempolnya, tak terfikir ide memakai masker malah di artikan sakit. Padahal niat awal sebagai penyamaran.

Dan hari ini sukses karena piktor tak menunjukkan batang hidung atau senyum jijaynya. Alhamdulillah.

**
Semua berjalan normal dua hari selanjutnya, Mila bekerja seperti biasa, semua orang beraktifitas sewajarnya, sampai.

"Selamat pagi Mila bunbun ku" sapa seorang lelaki bertubuh kurus berbaju kaos merah dan jaket hitam juga memakai celana jins belel dan sepatu kets. Rambunya kriwil, seketika Mila merinding mengetahui ia mengenal Lelaki ini. Dia piktor. Kenapa Tuhan? Kenapa?

"Ia gue juga tau ini pagi, lo kira gue ga bisa gitu bedain pagi, ama siang terus malem?" Jawab Mila ketus. Pas banget momentnya baru datang kerja, belum banyak yang datang. Merinding.

"Ini buat kamu, aku ga ganggu kok ku tinggal disini yah..." ucap piktor lalu meletakkan bunga di konter apotik.

Bunga itu berakhir di tong sampah, lagi pula Mila lebih suka bunga dalam pot, biar bisa di pelihara, bisa tumbuh ya kali ngasih buka mati. Buat apa? Selfie selfie doang? Sama copy resep mah juga bisa.

Esoknya hanya rangkaian bunga dan beberapa kartu gombalan yang membuat bulu roma Mila berjoget joget.

Seperti Ucapan "selamat pagi Mila, andai kau tahu, Bumi ku tak lagi berputar tanpa hadirmu, karena engkaulah poros kehidupanku" by viktor yang selalu mencintaimu.

Astaga! seperti di jatuhi cicak tepat di wajah, sial.

"Daf please solusi yang lebih mudah kek, jadian sama lo itu rasanya pasti aneh!" Rengek Mila lewat video call line. Rambutnya di kuncir acak, mirip orang frustasi karena diet tapi timbangannya malah nambah.

"Eh. Bumil siapa juga yang mau jadian beneran, its just drama between us. Okey. Acting katro! Gue juga males jadian sama elu!" Protes balik dari Dafa.

"Alhamdulillah. Huft legah. Yaudah gue ganti relationship gue di akun2 sosmed dulu ya... pacar hahaha"

"Ngga gratis loh... semua ada timbal baliknya"

"Kunyuk! Kampret banget lo jadi temen"

"Mau nggak? Kalau ngga ya udah gue matiin nih VC" ancam Dafa.

"Ia. Ia lu minta apa?" Setuju Mila ogah ogahan.

"Cuma dua. Pertama, jangan ada yang tau perjanjian ini selain kita. dua, gue mau dibuatin sarapan ama makan siang tiap hari, simple kan?"

"Wah... nenek lu kiper! ini perjanjian enak di elu" protes Mila, sambil mengacungkan telunjuknya pada layar datar handpone.

"Eh, nenek gue ibu rumah tangga bukan kiper, ya lagian lu juga kebantu kan? Udah ga jomblo. Si piktor enyah" runding Dafa lagi dengan alis yang naik turun

"Kalau gitu gue juga mau dianter jemput, tiap hari. Anggap aja ongkos gue buat beli bahan makanan elu, kingkong!" Keputusan Mila final, tak bisa di tawar tawar lagi, di seberang sinyal Dafa juga tampak berfikir keras, kemudian dia mengangguk dan berucap.

"Deal"

"Yosh! DEAL. kita jadian" balas Mila.

**
Resmi, tanggal 13 oktober 2017 Dafa dan Mila mengakhiri status pertemanan abadi mereka di sosial media menjadi inrelationship alias pacaran, cie.... hampir seluruh koment facebook, twiter sampai instagram.

Ada yang ngucapin semoga segera ke pelaminan, alamak netizen Indonesia emang nyeremin baru jadian udah di todong nikah, baru nikah ditodong cepet cepet punya anak yah... dan begitu aja seterusnya netizen koment ga ada puas puasnya.

Kehebohan juga terjadi di sudut komplek perumahan jakarta Selatan, Bang Rendy yang happy setengah hidup. ampir ampir pingsan karena senangnya. Sang adik, ga ngejomblo lagi, serasa dia bisa mati dengan tenang abis ini. Duileh...

Saat semua orang tengah ber euforia dengan semua kabar kebahagiaan antara Dafa dan Mila.

Viktor malah curiga berat "ini pasti drama mereka, gue ga akan percaya. Aku udah stalker hidup kamu 7 tahun Mila dan aku tahu siapa Dafa, bagi kamu".

**

Mereka diberi kartu VVIP menikmati menu gratisan restaurant ayam mutilasi di daerah kuningan. Hadiah lepas masa jomblo dari bang Rendy.

"Ampe mau muntah gue baca koment koment mereka, berasa ngundang masalah lebih berat nih ketimbang piktor" ucap Mila lemah sambil memutar mutar sedotannya dalam gelas es teh.

"Lagian syukurin aja sih. Itung itung rejeki nih di traktir bang Rendy jarang jarang. Awas baper ama gue! Sejarah pesona gue aja sampai bikin silau mba karlota. " balas Dafa

"Jih... pede nian engkau kisanak! Gue beri info ya... lu tuh yang kudu hati hati ama ke manisan senyuman gue, yah... kalau standar lu mba karlota enyah deh!" Serang Mila.

"Serah elu bumil. Kita liat aja entar" ucap Dafa malas.

Mereka lalu kesal, tak ada yang mau membuka obrolan. keduanya saling lempar tatapan meremehkan, serasa genderang  perang pesona sudah dimulai. Ya kita liat saja kapan keduanya akan menyadari kalau mereka sebenarnya sudah larut dalam aura masing masing.

"Mbak, mas mau coba ayam mutilasi challenge ga? Hadiahnya  tour gratis ke seluruh cabang ayam mutilasi se jabodetabek" ucap seorang pramusaji saat mengantar pesanan.

"seru itu mas. Eh! Bumil lu mau ikutan ga. Gretong nih" 

"Hentikan ya. Manggil gue bumil. Ada konsekuensinya ga mas.  Kayak hukuman kalau ga bisa ngabisin ayamnya" ucap Mila santai sambil menginjak kaki Dafa kuat kuat.

"ga ada sih mba, cuma paling mesti gombalin pasangannya. Dan itu diposting di akun istagram ayam mutilasi" jelas si pramusaji.

Dengan percaya dirinya dan bersemangat serta sudah melupakan kekesalan masing masing mereka mulai memakan ayam mutilasi geprek dengan level terpeduas tanpa minum.

Mereka melawan 3 pasangan lainnya yang juga tak kalah bersemangat, Dafa sangat percaya diri karena dua rivalnya sudah tumbang di lima belas menit pertama, tinggal satu. Big big couple kalau kata Mila.

"Udah deh Daf... nyerah aja udah tiga posri setengah nih. Ga kuat lagi" kata Mila memelas.

"Dikit lagi ya Mil... ga mungkin kan gue gombal. Ga bisa gue..."

"Ish lagian kita belum 4 piring si BBC udah piring ke enam. Fix gue ga mau berjuang buat hal percuma. Kita kalah, kong" ucap Mila dengan keringat bercucuran dan lidah sedikit meler efek kepedasan.

Dan mereka kah, tim BBC berhasil melibas ayam mutilasi sebanyak 7 piring! Sementara Dafa dan Mila hanya mampu sampai 4 piring.

Seperti perjanjian mereka di awal, seluruh kontestan yang kalah harus merayu pasangannya. Sementara Mila sudah ilfil duluan dengan gombalan kontestan lain. Dafa tampak nervous saat naik ke podium lalu menerima mic.

"malam" ucap Dafa pada lebih dari 100 pengunjung ayam mutilasi malam itu, kenapa bisa seramai ini?

"Gue bersyukur karena panitia membebaskan materi ngegombal gue. Ga kebayang kalau ngerayu Mila terus mesti pake password ayam mutilasi" sebagian besar penonton tertawa, ya itulah Dafa, dengan kegugupannya yang malah mengundang tawa.

"Ehkm... ehkm... jujur gue gugup tapi inilah kata yang berusaha gue sampaikan buat dia" lanjut Dafa menunjuk Mila yang malah tegang di tempat duduknya. Ia tak bisa membiarkan Dafa mempermalukan mereka berdua.

" Mila... aku adalah ganjil yang kau genapkan, kau adalah puzzle yang ku satukan, kita adalah dua masa lalu dengan satu masa depan" ucap Dafa serius, lugas, lancar dan tegas.

Seketika ruangan riuh dengan tepuk tangan penonton, kata kata romantis macam apa itu Dafa? Seluruh wanita di ruangan itu tersipu tak terkecuali Mila, ia diam. Jantungnya berdetak 4 kali dari yang seharusnya. Matanya tak lepas menatap Dafa.

Pertanda apa ini Daf? Keluh Mila dalam Hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TTM (Teman tapi Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang