(2)

138 17 4
                                    

Setelah selesai makan malam, Tania langsung duduk manis dihadapan tv yang menayangkan kartun kesukaannya.

"Gimana hari pertama sekolah kamu?" Tanya bunda sambil duduk disamping Tania.

"Nia masuk kelas MIPA bun." Ucap Tania yang masih tetap fokus ke tv.

"Bagus dong, trus sekarang kenapa gak belajar?" Bunda merasa heran.

"Di sekolah belum mulai pelajaran, tadi cuma perkenalan doang."
Tania melihat sekilas kearah bunda.

"Yasudah bunda mau kekamar dulu, inget kamu tidurnya jangan kemaleman." Bunda pun langsung pergi ke kamar.

Setelah selesai nonton kartun Tania memutuskan untuk ke kamar dan beristirahat.

**********

Suasana kelas pagi ini masih sepi karena Tania datang lebih awal, merasa bosan Tania memutuskan untuk pergi ke taman sebentar ya sekedar duduk santai.

"Pagi-pagi udah ngelamun." Vido menghampiri Tania dan duduk disampingnya.

"Ngapain lo kesini! emang gak ada kursi lain." Ucap Tania sambil memberikan tatapan tidak sukanya.

"Sekolah ini bukan punya lo kan, jadi lo gak berhak ngelarang gue buat duduk disini." Vido pun membalas tatapan Tania.

Terjadilah dimana mata mereka saling bertemu.

1 detik
2 ......
3 ......
4 ......

"Tatapan cewe ini mirip........ Kasih, bola mata yang kecoklatan persis sekali." Ucap Vido dalam hatinya.

Tania mengalihkan perhatiannya karena ia merasa aneh dengan jantungnya.

"Kenapa? Hmm...Gue tau pasti lo saltingkan." kata Vido sambil tersenyum kearah Tania.

"Apaan sih, jadi orang tuh jangan terlalu kepedean." Tania berniat pergi dari taman tetapi ada yang menahannya.

"Lepasin gak! Lo jangan macem-macem, kalo gak gue teriak nih sekarang juga." Tania berbicara tanpa melihat kearah Vido.

"Gue cuman pengen bilang lo salah jalan, seharusnya tu lo kesana." Ucap Vido sambil menunjukkan.

"Oh..yaudah gak usah pegang-pegang juga kali." Tania langsung saja pergi karena Tania merasa sangat malu. Melihat kejadian itu Vido pun tertawa.

Vido sempat melirik name tagnya, Tania Vindy Tanauma.

"Sekarang gue tau nama lo." Vido tersenyum dan pergi menuju kelasnya.

**********

"Pagi semua." Sapa guru yang mengajar jam pertama.

"Pagi..." Jawab semua siswa berbarengan.

"Perkenalkan nama ibu Suci, Ibu disini mengajar fisika sekaligus sebagai wali kelas kalian." Ibu Suci berdiri didepan menghadap siswa.

"Hari ini kita akan mengadakan pemilihan ketua kelas ya, siapa yang ingin mencalonkan diri?" Ibu suci bertanya kepada siswanya.

"Saya bu." Tania mengangkat tangannya ya walaupun ia tidak terlalu pinter-pinter amat, ya setidaknya ia berguna juga di kelas dan dia suka menjadi ketua kelas.

"Ya silahkan maju kedepan, ada lagi yang mau mencalonkan." Tanya Ibu Suci.

"Saya bu." Vido mengangkat tangan dan maju kedepan.

"kenapa sih tu cowo ikutan juga." Ucap Tania dalam hati.

"Kita punya dua calon, sekarang kita mulai voting ya." Ibu Suci menuliskan nama mereka di papan tulis. Selama penghitungan suara Vido unggul satu suara dari Tania.

"Satu suara untuk Tania dan suara terakhir untuk Vido." Ucap Ibu Suci.

"Jadi ketua kelas kita Vido dan wakilnya Tania." Lalu Ibu Suci menyuruh mereka duduk kembali dan Ibu Suci memulai pelajaran hari ini.

**********

Tania dan Putri duduk dikantin sambil menikmati makanan yang sudah mereka pesan, tiba-tiba saja datang segerombolan anak cewe.

Brukk

Salah satu cewe memukul meja dihadapan Tania dan Putri, melihat kejadian itu mereka hanya saling menatap bingung.

"Disini tempat nongkrong kita, lo gak tau ya? Pergi lo!" Ucap salah satu anak cewe itu.

Tania dan Putri hanya diam, mereka masih tak beranjak dari tempat duduknya, hingga salah satu dari mereka menumpah minuman diroknya Tania. Tania yang merasa sangat kesal langsung berdiri dihadapan mereka.

"Kaliankan bisa cari tempat lain, disini kita yang duluan duduk jadi kalian gak berhak nyuruh kita cari tempat lain." Ucap Tania dengan nada kesal penuh amarah.

Dimas merasa ada keributan pun langsung saja ia berlari.

"Pasti lo belum tau siapa gue." Ucap Clara.

"Iya gue gak tau dan gak mau tau." Ucap tania tak mau kalah dan ia semakin kesal.

Plakk

Cewe itu mendaratkan tangannya pas dipipi Tania.

"Kenalin nama gue Clara, gue pemilik sekolah ini, lo anak baru disini, jadi gak usah sok jago deh." ucap Clara membagakan dirinya dihadapan Tania.

Melihat apa yang dilakukan Clara ke Tania, Dimas langsung berdiri diantara mereka.

"Clara kenapa lo nampar dia, jangan mentang-mentang lo pemilik sekolah ini, lo bisa semena-mena." setelah mengatakan itu langsung saja Dimas menarik Tania dari gerombolan anak-anak.

Sedangkan disisi lain Clara sangat merasa malu diperlakukan seperti itu oleh orang yang dia suka.

"Lihat aja nanti." Ucap Clara dengan senyum smirknya.

**********

Dimas membawa Tania ke uks untuk mengobati memar yang ada dipipi Tania.

"Baru berapa hari sekolah aja udah bikin keributan." Ucap Dimas sambil membawa kotak P3K.

"Bukan gue yang mulai tapi dia yang duluan." Tania takut kalo kakanya berpikir macem-macem.

"Oh ya ka jangan bilangin sama bunda tentang kejadian ini." Tania memohon ke Dimas.

"Hmm, tapi lo jangan buat ulah lagi sama yang namanya Clara." Ucap Dimas sambil menuangkan obat kekapas.

"Emang kenapa?" Tania bingung.

"Dia itu pemilik sekolah ini, kalo dia mau dia bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini." Dimas gak mau hal itu terjadi dengan adeknya.

"Iya, ishh...pelan pelan dong ka sakit tau!" Tania meringis kesakitan.

Setelah selesai mengobati Tania, Dimas berniat untuk mengantarkan Tania tapi Tania menolaknya kerana ia merasa baikan.

**********

"Assalamualaikum." ucap Tania memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, Tania pipi kamu kenapa?" Bunda kaget melihat pipi
Tania yang memar.

Tania berpikir sejenak.
"Ouh tadi ketabrak pintu." Ucap Tania berbohong.

"He...he..." Bunda terkekeh.

"Kok bunda malah ketawa sih." Tania cemberut.

"Habisnya kamu lucu masa pintu ditabrak." Bunda berucap.

"Ih...Bunda gak lucu tau." Tania memegang pipinya.

"Yasudah kamu ganti baju dulu terus makan." Bunda langsung pergi kedapur.

Ketika Tania mau membuka pintu kamar Dimas bertanya "lo tadi bilang apa sama bunda?"

"Tadi gue bilang kalo gue ketabrak pintu" ucap Tania sambil tersenyum.

"lo ya belajar bohong sama bunda." Dimas menirukan nada bicara bunda.

"Udah ah gue capek pengen istirahat." ucap Tania dan menutup pintu kamarnya.

**********

Segini dulu ceritanya entar lanjut lagi kok, pengen ngingetin aja jangan lupa tinggalin jejak :)

TANIA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang