(3)

110 15 2
                                    

Tania sudah berjam-jam duduk di meja belajar tapi tidak ada pelajaran yang masuk keotaknya, Tania terus saja membolak balik bukunya sampai ia sangat merasa bosan.

Ting!

Bersamaan dengan Tania menutup buku, ada bunyi notifikasi dari ponselnya dan Tania pun melirik sekilas. Betapa terkejutnya Tania ketika mengetahui pengirim pesan tersebut.

"Vido! ngapain dia chat malam-malam gini?" Kening Tania berkerut bingung, Tania pun langsung membacanya.

Vido: Hai Tania.

Tania: Lo dapet nomor gue dari mana?

Vido: Gak tau gue dapet dari mana, btw gue ganggu lo gak?

Tania: Emang ada apaan sampe lo chat gue?

Vido: Gue kan ketua kelas.

Tania: iya, emang kenapa.

Vido: Dan lo wakilnya.

Setelah mengirimkan pesan, Vido menunggu beberapa menit tapi tak kunjung mendapat balasan dari Tania. Akhirnya Vido memutuskan untuk mengirim pesan lagi.

Vido: Kok cuma diread doang.

Vido: Tania...

Vido: Tania...

Vido: Yaudah kayanya lo udah tidur good night :)

Tania hanya membuka room chat tanpa membacanya, setelah merasa  ponselnya tidak berbunyi lagi Tania membaca sekilas, tiba-tiba ia tersenyum karena pesan terakhir yang dikirimkan Vido.

"Dasar cowo aneh." Tania meletak ponselnya dibawah bantal dan terlelap dalam selimutnya.

**********

Tania berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya X MIPA 4, ternyata di kelas sudah lumayan ramai.

"Tumben agak siang datengnya." Putri merasa heran.

"Soalnya gue gak bareng sama ka Dimas." Ucap Tania sambil mengeluarkan buku pelajaran matematika.

"Oh...btw lo sama ka Dimas ada hubungan apa sih, gue lihat kalian akrab banget." Putri melihat ke arah Tania penasaran. Akhirnya Putri yang semakin penasaran menanyakan perihal hubungan mereka.

"Gue sama ka Dimas itu saudaraan." Tania melihat sekilas kearah Putri.

"Maksud lo adek kakak gitu." Putri terkejut dan senang mendengar yang dikatakan Tania."Gue kira kalian pacaran."

"Ya gak mungkin lah." ucap Tania yang tak menghiraukan ekspresi Putri disampingnya.

Tak lama guru matematika masuk ke kelas dan keadaan kelas yang semula ribut menjadi hening seketika.

**********

Bel istirahat telah berbunyi Tania dan Putri melakukan rutinitas seperti biasanya ke kantin, pesan makan, cari tempat setalah itu menikmatinya.

"Lo tau gak tadi malam Vido ngechat gue." Ucap Tania sambil menuangkan banyak saos ke mangkok baksonya.

"Hah, beneran? Dia ngomongin apaan." Putri melihat kearah Tania dengan penuh tanya.

"Pokoknya ngomongin yang gak penting, jadi gue read doang." Tania berucap sambil memakan baksonya.

"Menurut gue Vido itu ganteng juga, bisa masuk kriteria cowo idamanlah." Ucap Putri sambil senyum-senyum.
"Btw dia dapet nomor lo dari siapa?" Setelah mengatakan itu Putri menyuap mie ke mulutnya.

"Na...itu yang gue bingung." Tania berpikir sejenak."Apa jangan-jangan lo yang ngasih nomor gue ke Vido? kan cuman lo yang baru tau kontak gue!" Ucap Tania menatap Putri.

"Apaan sih jangan ngarang, emang apa untungnya gue ngasih nomor lo ke dia?" Putri mangaduk-aduk mienya.

"Siapa tau lo kemakan rayuan Vido, terus lo kasih nomor gue." Ucap Tania menggoda Putri.

"Gak bakalan dan gak mungkin, gue kan sukanya sama rayuan ka Dimas." Putri tersenyum sendiri saat memikirkan tentang Dimas.

"Apa kata lo?" Tania terkejut dengan apa yang dikatakan Putri.

"Hah apa, oh anu...anu itu." Putri gelagapan, ia tak sadar telah mengatakan hal itu dihadapan Tania.

"Itu apaan?" Sebenarnya Tania mendengar jelas apa yang dikatakan Putri, ia hanya berpura-pura tak mendengarnya.

"Itu ada ka Dimas kayanya jalan kearah sini deh." Putri mencari-cari alasan, ia sangat merasa malu dihadapan Tania.

Memang benar ada Dimas yang menghampiri Tania bersama dengan dua orang cowo disampingnya, mereka pun duduk diantara Tania dan Putri.

"Tania kenalin ini temen-temen kakak." Dimas mununjuk kearah dua cowok itu.

"Kenalin gue Aldy yang paling ganteng di antara mereka." Aldy menunjuk kearah Dimas dan Fero.

"Fero." Ucap Fero singkat.

"Biasa Tan dia kalo ngomong irit jadi maklumin aja." Sahut Aldy.

Tania hanya menganggukkan kepala tanda mengerti."Oh ya kenalin ini temen gue namanya putri."

"Hai puput." Sapa Aldy.
Yang disapa hanya tersenyum.

"Dimas kok lo baru bilang kalo lo punya adek, cantik lagi." Ucap Aldy sambil menyenggol tangan Dimas.

Tania tersipu malu dibilang cantik. Tania heran dengan Fero, dia dari tadi terlihat asik dengan ponselnya saja tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya, sikapnya berbanding terbalik dengan Aldy yang lebih humoris.

"Tania!!" Ucap Dimas seperti orang marah.

"Apa ka?" Tania bingung.

"lo makan apa itu!?" Ucap Dimas.

"Makan bakso lah." Ucap Tania dengan santainya.

"Kok kuahnya warnanya sampe gitu?" Dimas menunjuk mangkok bakso Tania.

Baru saja Tania ingin menjawab tapi Dimas langsung mengomel yang macam macam pokoknya udah kaya bunda.

"lo gak boleh makan yang banyak saosnya, entar lo sakit perut gimana."  Dimas langsung menarik mangkok Tania.

"Itu cuman sedikit kok." Tania menundukkan kepalanya tidak berani menatap kakaknya.

"lo kalo dibilangin!" Ucap Dimas semakin marah.

Putri, Aldy, Fero hanya menyaksikan kejadian itu tanpa berniat ikut campur, mereka baru tau ternyata Dimas bisa semarah dan sebawel itu, bagi mereka ini kejadian langka.

"putri udah selesaikan, kalo gitu kita kekelas yo." Tania langsung menarik tangan Putri untuk pergi dari kantin tanpa memperdulikan panggilan kakanya.

**********

Setelah sampai di depan kelas tiba-tiba Tania merasakan nyeri di perutnya.

"lo kenapa?" Ucap Putri khawatir.

"Gak papa kok, hmm....put gue mau ke toilet dulu ya." Tania menahan sakit diperutnya.

"Gue temenin ya." Ucap Putri khawatir.

"Gak usah, bentar lagikan bunyi bel mendingan lo masuk duluan aja." Tania tidak mau membuat Putri khawatir.

"Yaudah gue ke toilet dulu." Tania langsung melesat kearah toilet karena perutnya semakin sakit.

Tania sudah bolak balik toilet tapi sakit perutnya tidak reda yang ada Tania merasa lemas dan pusing.
Ketika Tania ingin keluar tiba-tiba pintu toilet terkunci hal itu membuat Tania panik.

"Yang ada di luar tolong buka!" Tania terus saja berteriak minta tolong tapi tidak membuahkan hasil. Tania merasa semakin lemas dan tiba-tiba pandangannya gelap seketika.

**********
Belum di revisi
Maaf ceritanya agak gj, Tunggu kelanjutannya yaa, gak tau juga bakalan cepet atau gak updatenya.
Jangan lupa tinggalkan jejak :)

TANIA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang