3

41.4K 2.8K 68
                                    

Saya minta maaf ya readers, update telat. Ampun deh ya, di kantor sangat sibuk di tambah saya flu berat jadi pas pulang ke rumah jadi tepar. Makasih bagi pembaca setia saya sehingga cerita ini banyak diminati. Ratingnya mulai merangkak naik, hihihi. Membuat saya tambah semangat. Sekarang kita lanjut ya ceritanya...

**
Karina merasa kesal pada Alfaro tapi dia tidak bisa melawan Alfaro. Buktinya sekarang Alfaro seperti sedang mengerjainya.

Alfaro menyuruh Karina merapikan kemeja-kemejanya yang ada di lemarinya.

Karina membuka lemari pakaian Alfaro dan Karina hanya bisa melongo. Lemari pakaian Alfaro sudah rapi jadi apa yang harus di rapikan lagi.

Karina melihat ke sekeliling dan merasa kagum. Sebagai seorang pria mandiri, Alfaro sangat rapi. Kemeja, jas bahkan sampai ke aksesorisnya seperti jam tangan, ikat pinggang, kaca mata tersusun rapi di tempatnya.

Karina bingung apa yang harus di rapikan lagi.

"Maaf tuan tapi lemari anda sudah rapi" Karina menghampiri Alfaro yang sedang duduk di sofa.

"kau yakin, itu belum rapi" Alfaro berjalan ke arah lemarinya.
"Kau lihat, harusnya kau merapikan kemejaku sesuai warnanya. Dari yang warna muda sampai ke tua" Alfaro meninggalkan Karina sendiri.

Karina kembali melongo, apa Alfaro sengaja mempermainkannya. Haruskah dia menyusun kemeja yang sudah rapi sesuai warna saja. Ini pekerjaan yang tidak penting menurut Karina.

Walaupun menggerutu tapi Karina tetap melakukannya. Dia menyusun kemeja Alfaro sesuai warna.

Setelah beberapa lama pekerjaa Karina selesai. Dia kembali menghampiri Alfaro.

"Tuan, saya sudah mengerjakan semuanya"

Dengan angkuh, Alfaro berjalan melewati Karina dan melihat hasil kerja Karina.

"Ck...Ck...Ck kau buta warna ya"

"Maksud anda tuan" kata Karina bingung.

"Ini warna apa?" Alfaro menunjuk salah satu kemejanya.

"Hijau muda tuan"

"Salah!"bentak Alfaro.
"Ini warna biru"

Karina melihat kembali kemeja yang ditunjuk Alfaro. Dia kesal dengan kemeja itu yang seolah menertawakannya. Dia yakin betul itu warna hijau tapi mengapa bisa warna biru. Apa dia sudah buta warna sekarang, pikir Karina.

Setelah merapikan kembali kemeja Alfaro, Karina kembali menghampiri Alfaro.

"Siapkan pakaianku karena aku harus keluar kota dan kau Nana, kau harus ikut kemana pun aku pergi" Alfaro berkata dengan tegas dan membuat Karina hanya kembali melongo.

Alfaro selalu memerintahnya dan semua perintahnya selalu mendadak.

Karina menghembuskan nafasnya berat.

**
Karina hanya bisa pasrah saat Alfaro menyuruhnya membawa koper mereka. Dengan susah payah Karina menggeret koper mereka. Mereka masuk ke dalam sebuah hotel berbintang dan langsung menuju ke kamar masing-masing.

"Ini" Alfaro memberikan sebuah tab kepada Karina.

Karina bingung saat tab itu berada di tangannya.

"Pelajari semua yang ada di dalamnya. Nancy tidak ikut dan kau menggantikan tugas Nancy. Semua ada di dalam dan pelajari, jam tujuh kau sudah harus turun ke restoran. Kita bertemu disana" Alfaro langsung masuk ke kamarnya tanpa memberi kesempatan Karina untuk bertanya.

Karina hanya bisa mengepalkan tangannya kesal saat Alfaro sudah berada di dalam kamarnya.

Karina dengan gontai masuk ke dalam kamarnya yang tepat berada di samping kamarnya Alfaro.

Alfa dan Karina (Sudah Ada Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang