5

40.6K 2.6K 59
                                    

Setelah menyatakan perasaannya pada Karina dengan cara yang tidak romantis atau lebih tepatnya memaksa, Alfaro tidak mengizinkan Karina jauh darinya.

Alfaro membatalkan meetingnya hari itu dan dia lebih senang mengajak Karina berjalan di tepi pantai. Dia merangkul pinggang Karina erat agar Karina tidak lari darinya.

"Ingat bahwa kau memakai cincin di tanganmu dan itu tandanya kau milikku" Alfaro berbisik di telinga Karina kemudian mencuri sebuah ciuman di pipi Karina.

Karina hanya bisa diam dan pasrah. Alfaro bukan hanya berkuasa di dunia pekerjaannya tapi juga berkuasa atas diri Karina, buktinya dari dulu Karina tidak bisa melawannya.

"Aku tidak mau, bisakah? " Karina mencoba membantah walau dengan suara yang pelan.

Alfaro berhenti mendadak kemudian rangkulannya di pinggang Karina semakin erat.

"Jangan coba-coba Karina, dari dulu sejak pertama kali aku melihatmu kau adalah milikku. Setelah kita kembali nanti, aku akan berbicara dengan orang tuaku dan meminta mereka menikahkan kita secepatnya jadi ingat itu! "

"Aku tetap tidak mau" Karina masih bersikeras.

"Baiklah, kau pilih saja mau menikah denganku tanpa aku paksa atau aku memakai cara lain" Alfaro menaikkan sebelah alisnya.

Karina sangat takut, dia tidak bisa menebak cara apa yang akan di lakukan Alfaro untuk memaksanya.

Karina menggelengkan kepalanya sambil menangis.

"Aku beri waktu kau berpikir sayang"

Percuma saja berpikir karena tidak ada pilihan yang baik.

Alfaro memeluk Karina. "Ayo kita kembali ke hotel". Alfaro kembali menggandeng tangan Karina menuju ke mobilnya.

**
Sesampainya di hotel, Karina hanya mondar mandir di dalam kamarnya. Alfaro kembali mengingatkannya lagi bahwa dia jangan sampai kabur. Kalau dia kabur berarti dia memilih cara paksa agar Alfaro bisa menikahinya.

Karina sangat takut sekarang, Alfaro pasti akan segera bisa menemukannya jika dia kabur. Lagipula dia mau kabur kemana, dia hanya sebatang kara.

Terlalu lelah berpikir membuat Karina jatuh tertidur.

Keesokan paginya Karina bangun masih dengan perasaan tidak menentu. Yang dia syukuri sekarang adalah Alfaro tidak menyekapnya. Dia masih bebas bergerak walaupun di awasi oleh Alfaro.

Karina membereskan barang-barangnya karena hari ini mereka pulang kembali ke London.

Karina terpekik kecil saat dia membuka pintu kamarnya dan mendapati Alfaro berdiri di sana. Alfaro mendekatkan tubuhnya pada Karina dan kembali mencium bibir Karina sekilas.

Karina tidak bisa berkata apa-apa, semua yang dilakukan Alfaro selalu tiba-tiba dan membuat dia terpaku. Aura yang dipancarkan Alfaro terlalu kuat untuk di lawan.

**
Alfaro mengantar Karina kembali ke rumahnya dan kembali mengingatkan Karina agar jangan mencoba kabur. Setelah itu dia segera ke rumah orang tuanya.

Di rumah orang tuanya dia sudah duduk menghadap papa dan mamanya.

"Kenapa telepon mama gak diangkat?" Joyce langsung bertanya pada Alfaro.

"Alfa sibuk ma, Alfa kemari juga ingin bicara serius dengan mama dan papa"

"Ada apa? " tanya Radit.

"Pa, Ma Alfa mau menikah dengan seorang wanita dan Alfa mau menikah secepatnya"

Joyce terkejut dengan perkataan Alfaro, anaknya ini tidak pernah memperkenalkan seorang gadis padanya tapi sekarang tiba-tiba ingin menikah.

Alfa dan Karina (Sudah Ada Versi Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang