Jika dilukiskan hanya tinta hitam yang dituangkan untuk menggambarkan ruangan ini, gelap adalah kata yang tepat. Apa yang kau rasakan apabila berada di sebuah ruangan tanpa adanya cahaya? Kesepian, kekosongan, dan mungkin bisa sampai mati rasa. Tidak, bukan itu yang Dia rasakan, Dia hanya diam-tenang memejamkan mata dan sesekali menghelakan napas. Dia sedang tidur.
Tertidur di sebuah tempat yang membuatmu tidak bisa bergerak. Dengan hanya berlapiskan kain terlihat kulitnya yang berwarna putih. Tubuhnya kurus, terlihat dari jari-jemari dan wajahnya yang sudah mulai tirus, sudah berapa lama Dia tertidur disini? Mungkin ratusan tahun, atau mungkin ribuan tahun itu hanya Dia yang tahu. Sesekali Dia menggerakkan jari jemarinya dan sesekali kelopak matanya yang terpejam itu berkedut.
Dia mengigau, seolah-olah tidurnya terusik, kepalanya menggeleng kekiri dan kekanan, Dia gelisah saat tertidur. Apakah Dia sedang mengalami mimpi buruk? Tidurnya yang awalnya tenang kini terusik Dia kelihatan tegang. Matanya terbuka, matanya itu terlihat seperti cincin hitam yang memiliki permata putih ditengahnya.
Dia terbangun. Didapatinya tubuhnya basah karena keringat.
Dia terheran-heran bertanya-tanya di dalam hati kenapa aku terbangun? Apakah kejadian di masa lalu terulang?
"Fuh~" Dia menghelakan napas berusaha membuat dirinya tenang.
Dalam posisi tertidur itu Dia mengangkat tangan kananya "Buka!"
Tempat Dia tidur itu terbuka, debu-debu beterbangan, Dia berdiri-duduk di tempat tidurnya itu. Dia tertidur di peti mati? Sebuah tempat yang berbentuk kotak itu sepertinya peti mati. Dengan memejamkan mata Dia menolehkan kepalanya perlahan ke kiri dan ke kanan merelaksasikan badannya yang telah kaku itu. Rambutnya panjang seperti awan cerah yang terbawa angin-putih terurai kekiri dan kekanan ketika dia menggerakkan kepalanya.
Dia berdiri dan bergerak keluar dari peti mati itu dan mengucapkan sesuatu "Cahaya dari langit datanglah!" perlahan cahaya menyebar di ruangan itu memperlihatkan kemegahan ruangan tempat peti matinya itu berada terlihat tulisan-tulisan yang melukiskan sesuatu.
Dia meregangkan tangannya kesamping, sesuatu muncul dari pundaknya.
Woossh...
Sepasang sayap selebar tangannya itu muncul dari pundaknya, embusan angin tercipta dari kepakkan sayapnya membuat debu-debu yang berada di ruangan itu beterbangan dan sebagian bulu-bulu dari sayapnya itu berjatuhan. Malaikat? bukan!, Iblis? bukan! Dia berada di antara kedua itu. Sayapnya itu berbulu. Sayap kirinya berwarna hitam dan sayap kanannya berwarna putih.
Aku harus segera pergi melihat keadaan di daratan!
Apa yang terjadi di daratan? Kenapa Dia begitu peduli?
Dia mengangkat tangannya ke atas, sebuah lingkaran dengan simbol-simbol di sekitarnya muncul di atas tangannya, "Buka!"
Ruangan tempat beristirahatnya itu bergetar, perlahan berbatuan yang menyusun salah satu sisi dinding di ruangan itu mulai berjatuhan-runtuh. Dia berjalan keluar melalui dinding yang runtuh itu. "Ah... Akhirnya Aku bisa menghirup udara segar" Dia memasuki sebuah ruangan yang sangat besar.
"......"
"Kya‼"
Terdengar suara teriakan. Teriakan perempuan? Iya benar itu adalah teriakan perempuan, lebih tepatnya dua orang perempuan. Wajah mereka hampir sama. Seorang perempuan sedang menggendong seorang yang satunya lagi di pundaknya. Kedua perempuan tersebut menggunakan sebuah gaun terusan berwarna biru. Rambut mereka berwarna hitam pekat, perempuan yang berada di punggung rambutnya di potong bob dan satunya lagi dikuncir kuda. Mereka terlihat masih muda.
Dia melihat ke arah kedua perempuan itu, dilihatnya kedua perempuan itu menutup kedua mata dengan tangan mereka. Dia terdiam dan berpikir kenapa perempuan tersebut berteriak, apakah karena sayapku? mereka hanya manusia biasa mereka tidak bisa melihat sayapku embusan angin menghampirinya, angin itu membelai tubuhnya, Dia tersadar dan kemudian Dia meraba-raba tubuhnya aku tidak mengenakan apapun. Dia berdiri telanjang bulat di depan kedua perempuan itu.
Perempuan yang sedang menggendong itu memungut batu hasil dari runtuhan dinding tersebut dan melempar batu itu ke arahnya "Pergi kau!" Batu tersebut dilempar sekuat tenaga, akan tetapi batu itu tidak mengenai tubuhnya sama sekali. Batu itu melayang di depan tubuhnya seperti terhalang oleh angin yang tebal kemudian batu itu terjatuh. Sihir?
"Maafkan aku!"
Dia kembali masuk ke ruangan tempat ia tertidur tadi, dan mengambil kain yang berada di peti mati tempat Dia tidur. Mungkin ini akan lebih baik, kain itu digunakannya untuk menutupi tubuhnya. Dia berjalan keluar menuju kedua perempuan itu.
"Sekali lagi maafkan atas kelancanganku nona"
"Siapa kau?"
Bagian Prolog Selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
Earthas The Nephilim
FantasyEarthas 'harta dari tiga tempat' adalah seorang nephilim, ras langka yang berasal dari perkawinan antara manusia setengah iblis dan manusia setengah malaikat.