Andai suatu saat kamu bisa membaca tulisan ini
Mungkin rasa yang sekarang ada sudah lama pergi
Rasa yang tidak pernah kuminta hadirnya
Rasa yang tak kusadari akan melemahkan jiwa
Hal jujur yang saat ini ingin kusampaikan
Tapi terlalu takut untuk kuungkapkanAdalah aku, sahabat perempuanmu
Yang mulai rindu hari-hari biasa tapi selalu kulalui bersamamu
Ketika kita menghabiskan malam dengan obrolan semu
Melewati hari-hari dengan tawamu dan tawaku
Kamu selalu tertawa sampai terpingkal-pingkal ketika mengejekku
Tanpa ada rasa benci sedikitpun darikuKamu yang tanpa kusadari sering mengabadikan wajah lucuku
Oh tidak, wajah amburadulku
Dan kamu selalu bahagia melihatnya
Bahkan kamu sampai membagikannya kegrup line kelasmu
Kemudian keesokan harinya, aku ditertawai oleh seisi kelasmuAdalah aku, sahabat perempuanmu
Yang akan selalu rindu
Duduk diboncengan belakang motormu
Aku yang selalu takut kamu akan meninggalkanku diparkiran
Ketika aku akan naik boncengan sepeda motormuAdalah kamu, sahabat laki-lakiku
Yang selalu membuatku jengkel padamu
Tapi aku selalu mati kutu
Ketika tatapanmu menembus retina mataku.Tangerang, 13 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan Gadis Penikmat Hujan
RomansaJika kehidupan adalah hujan Maukah kamu membagi satu tempat dibawah payungmu, agar kita melalui hujan bersama? -Gadis Hujan