bagian 44 : kan bahaya

1.7K 199 3
                                    

"Mata Kak Ze beneran udah nggak apa-apa?" Jaemin nanya lagi. Belum juga keluar dari bioskop, cuma keluar dari teater. Udah ngebacot lagi aja ini anak.

"Nggak apa-apa," gue jawab singkat. Gue laper banget gewlaa.

"Jae, lo makan nggak?" gue nanya. Jaemin senyum lebar nahan ketawa noleh ke gue,

"Ya makan lah, Kak. Ini aku juga mau ngajakin Kakak," Jaemin ngejawab.

"Oke. Hm, makan apa, ya. Gue laper banget, Jae."

***

"Kak Ze mau makan apa? Biar aku pesenin," kata Jaemin. Gue gelengin kepala.

"Gue pesen sendiri aja," kata gue.

"Mata Kak Ze udah nggak apa-apa?" Jaemin nanya.

"Kan, gue udah bilang. Mata gue udah ngga apa-apa, Jae," jawab gue. Jaemin senyum, lebar banget.

"Alhamdulillah deh, kalo emang beneran nggak apa-apa," kata Jaemin.

"Jadi, Kak Ze mau makan apa? Biar aku pesenin," ulang Jaemin. Nanyain pertanyaan yang sama.

"Lo udah nanyain hal itu tadi. Dan gue udah jawab, biar gue sendiri yang pesen," kata gue.

"Nggak usah. Kan, aku yang ngajakin Kak Ze. Biar aku sekalian traktir aja," Jaemin senyum kelebaran lagi.

"Jangan senyum lebar gitu ah," kata gue. Jaemin liatin gue bingung.

"Kenapa, Kak?" dia nanya.

"Nanti gue jadi naksir lo. Kan, bahaya."

***




tapi aku sudah terlanjur naksir iqbaal, kuanggap pengganti sementara jaemin di saat aku merindukannya.

adek kelas [na jaemin] [proses revisi yeu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang