Part 8

6 1 0
                                    

Tiap sabtu dan minggu, yang dirasakan Denada bukan lagi ketenangan tapi kericuhan dan kerusuhan. Si pangeran tampan yang banyak mengganggu tidur nyenyaknya. Siapa lagi kalau bukan Devendra!

sejak tau letak dirinya menempati kos, sejak itu pula dihadapkan pada kenyataan kalau tidurnya tergganggu!

Dena sangat mengetahui kalau Devendra mulai melakukan pendekatan padanya. Tapi, kalau pendekatannya begini, every weekend always have been come it wasn't true! Dena berfikir ia tak siap menjalin hubungan. Oh come on! Kenapa Dena merasa pe-de sekali seakan Deven memang naksir padanya. Elah, banyak kok yang naksir seorang Dena.

Tapi yakin ia siapkah jika nanti Dev mengajak pacaran??? Batin Dena.

Dirinya kini tengah bersiap berangkat ngampus. Yep, she so hate to every Monday! Cuase Monday was so always busy!

Denada tengah bersiap menunggu anak praktikan yang belum bermunculan di Laboratorium Fisika Dasar, terpaksa gadis kecil bin bawel itu menerima untuk jadi Asisten Praktikum usai Kania, sahabatnya mengeluarkan jurus ampuh lagi.

"Nad-Nad! Lo temenin gue dong di bagian translasi rotasi..." Ujar Vandi, mencoba memohon.

Vandi teman sekelas Denada yang juga asisten praktikum mengambil bagian bab itu tapi belum memahami dan apesnya Denada yang sangat memahami bab ini!

"Ogah! Gue aja puyeng sendiri kaga ada yang bantuin kalau alat resonansi rusak. Lo tau bangetkan kalau gue ahli dari Hukum Melde sama Resonansi Bunyi?" Telak Denada.

"Ish! pelit lu!!!"

Denada memperlihatkan wajah konyolnya. dengan menjulingkan manik indahnya dan menjulurkan lidah yang terbilang panjang. Bahkan sampai praktikan satu persatu telah memasuki Lab. Bahkan banyak yang terang-terangan menatap Dena aneh, lucu, padahal ia terkenal sebagai asisten pelit nilai dan killer!

"Hey Denada! Mana berondong elu yang ngasih bolu itu? Gue juga dikasih keles, emang lo aja yang bisa." Si mulut nyinyir beraksi lagi, benar-benar Yadi!

"Cih belaga, lo cuma maksa... Dah ah! Jan ganggu gue, mimi perah kw." Denada berlalu meninggalkan Yadi.

Denada mulai membuat wajah datarnya, malas ia berurusan lama-lama dengan mahasiswa semester 1 yang masih tak mengerti materi ini.

Beberapa dari mereka mulai menggoda ria, tak tahu malu memang! Si brondong-brondong lumayan cakep tapi bader. memang susah jika ditaro wanita dikelas mungkin sudah habis direbutkan dan diributkan. Buktinya dia yang tua saja masih digoda, jurusan penuh lelaki semua. Teknik Elektro dan Teknik Mesin! Sedikit bencana dan guna juga sebenarnya.

Getaran ponsel disaku jas lab nya membuat Dena mau tak mau menghindar dari keramaian. Ditatapnya layar datar yang memperlihat rangkaian kata Devendra, mengusap layar kekanan.

"Kalian lanjut ambil data, saya keluar dulu." Tandas Dena, memberi perintah lalu berlalu meninggalkan ruangan.

"Halo." Sapa Dena, menempelkan benda pipih tepat ke telinganya.

"Hmmm... Kok banyak suara cowo Den?" Ujar suara disebrangnya.

"Iya, biasa asistensi anak elektro tuh, bawel semua berasa ibu-ibu rempong" Ucap Dena membalas suara yang berasal diseberang.

"Dena! praktikumnya mo dimulai!!!" Teriak Yadi, di belakang Dena.

Betapa laki-laki itu acapkali mengusili dirinya.

"Udahan ya Dev, mau mulai... biar cepet kelar." Dena segera mematikan ponselnya kembali ke dalam Laboratorium.

Sedang, Dev hanya bisa menatap layar datar miliknya berkerut. Dena sungguh sibuk, tak seperti dirinya yang terlalu santai di perkuliahan. Apa dia saja yang santai? Rasanya teman-temannyapun tak sesibuk Dena.

Ingin Dev segera menyatakan perasaannya, entah benar-benar tulus atau hanya penasaran. Namun Dena sudah membuat hatinya ketar-ketir dengan segala tingkah gadis kecil itu. Banyak yang dialaminya ketika menjemput Dena dikampus. Dena yang selalu akrab dengan banyak lelaki bahkan tak masalah dipeluk, digandeng pula!

Bahkan hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat hati dan pikirannya panas berasap. Apa yang harus dilakukannya?! Otaknya buntu seketika menyangkut gadis itu, meminta bantuan teman Dena pun hanya membuatnya diinterogasi bukan didekatkan tapi malah dibuat menjauh.

***



My Boy is A Playboy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang