On pict : Gabryl
Waktu yang ditunggu-tunggu setiap siswa pun tiba. Banyak siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang lapar atau sekedar pergi ke toilet.
Disinilah Gabryl dan Alenne. Ditengah kantin yang ramai, meja tersebut tidak hanya ada mereka berdua, tetapi ada sahabat Alenne, namanya Jessa. Di depan mereka ada Gabryl dengan temannya, Ricardo, sedang menyantap bakso urat dengan penuh nafsu.
"Kamu mau? Makanan kamu lama banget belom dateng-dateng dari tadi."
Tawar Gabryl pada Alenne sambil menyodorkan sebuah bakso di sendoknya."Mau dong gue laper."
Tanpa ba bi bu Alenne langsung mengambil sendok berisi bakso tersebut lalu dimakannya."Kok Gabryl tahan ya sama cewe kaya lo, yang ga ada ke-cewe-an nya sama sekali." Ricardo yang mulutnya masih penuh bakso berbicara kepada Alenne.
"APAANSIH GINI-GINI GUE JUGA CEWE"
"Ya gimana ya namanya juga udah sayang." Jawab Gabryl sambil tersenyum manis.
Ya memang manis sampai-sampai banyak adik kelas yang terjerat diabetes saat melihatnya tersenyum.
G deng. Mukanya Gabryl standar-standar aja kok cuma enak diliat aja."Cie Lenne." Jessa menyahut.
"Apa lo cie cie." Sedangkan Alenne hanya memasang tampang datarnya seperti biasa, namun tidak bisa disangkal bahwa dia berusaha menahan senyumnya mati-matian saat ini.
.
.
.
"Pagi Gab."
"Gabryllll!"
"Hai kak Gabryl."
"Kak jalannya cepet banget sih. Kaki kakak panjang juga ya."
"Kakak potong rambut? Tambah ganteng deh."
"Komiwip."
Banyak siswa-siswi yang menyapa Gabryl seperti saat ini, pagi ini Gabryl berjalan melewati koridor menuju kelasnya. Sedangkan Gabryl hanya membalas dengan senyum tipis di bibirnya.
.
.
.
Entah apa yang membuat wajah Alenne kusut dan sangat tidak bersemangat dari pagi.
"Lenne lo sakit? Muka lo pucet banget." Tanya Jessa saat melihat Alenne dikelas.
"IYA! GUE MALES SEKOLAH SEBENARNYA! PERUT GUE SAKIT BANGET DARI TADI SUBUH, TAPI MAMA GUE NYURUH TETEP SEKOLAH GABOLEH KALO GA MASUK! SIAPA YANG GA KESEL COBA? GUE UDAH MASANG-MASANG MUKA KESAKITAN SAMPE MELAS JUGA, TETEP AJA GA BOLEH MELIBURKAN DIRI." Jawab Alenne emosi.
"Lo lagi PMS ya?"
"Iya kayaknya gue jadi emosian juga." Alenne menjawab dengan nada yang lebih rendah.
.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua siswa tampak senang karena sudah saatnya pulang. Tetapi tidak dengan Alenne, dia masih bete dengan mamanya, ditambah lagi ulangan matematika tadi dia hanya bisa menjawab 2 soal dari 5 soal.
Gabryl sudah menunggu Alenne didepan kelasnya sedari tadi, tapi Alenne berjalan dengan sangat lemas dan sungguh malas. Entah karena masih sakit perut atau karena dia memang mager.
"Kamu sakit?" Tanya Gabryl sambil menaruh punggung tangannya di kening Alenne.
"Tapi ga anget kok." Lanjut Gabryl."Jangan pegang-pegang ish! Tangan tuh kotor kan gatau ada berapa banyak kuman di tangan lo! Pake pegang-pegang muka gue lagi! Kalo gue jadi jerawatan gimana?!"
Gabryl hanya tertawa saat melihat respon Alenne yang selalu seperti itu. Alenne selalu tidak mau dan membantah saat Gabryl memperlakukan dirinya sebagai kekasihnya. Padahal Gabryl menyadari perubahan wajah Alenne seketika menjadi memerah, tetapi Alenne tetap bersikap staycool.
"Iya iya maafin aku ya." Gabryl berbicara sambil tersenyum geli.
"IH HARUS BERAPA KALI SIH GUE BILANG JANGAN PAKE AKU-KAMU. GUE GASUKA DENGERNYA RADA GELI JIJIK GIMANA GITU."
Pasalnya Gabryl selalu memakai aku-kamu saat mereka sudah resmi berpacaran. Padahal sebelumnya dia memakai lo-gue dan Alenne lebih suka Gabryl memakai lo-gue daripada aku-kamu yang menurutnya terlalu cheesy.
"Aku udah kebiasaan ngomong gitu sama kamu." Jawab Gabryl yang masih tersenyum. Manis.
Woi elah jangan senyum mulu tai, gakuad yalord.Alenne tetap berusaha memasang wajah datar dicampur jijiknya. "Lebay. Alay. Jijik."
'Sabar Gab sabar, cewe kalo lagi PMS emang gini, adek lo aja si Gaby kalo lagi PMS udah kayak singa sirkus yang ngamuk.' Batin Gabryl pada dirinya sendiri. Darimana dia tau bahwa Alenne sedang PMS? Dari Jessa pastinya.
"Jijik-jijik juga suka kan?" Tanya Gabryl sambil senyum-senyum pedo bermaksud menggoda Alenne.
"G."
Jawaban Alenne sukses membuat Gabryl tersenyum lebar dan tulus sambil mengacak-acak rambut Alenne yang sebenarnya sudah tidak ada rapih-rapihnya, malah jadi tambah ancur karena perbuatan Gabryl."Mau es krim?"
"MAU!" Jawab Alenne dengan semangat dan wajah bahagia serta mupeng es krim.
Mereka menaiki bus sekolah karena kebetulan kedai es krim langganan mereka dilewati oleh bus sekolah, dan juga bus sekolah itu gratis jadi mereka bisa menghemat uang jajan.

KAMU SEDANG MEMBACA
d r a s t i s
Teen FictionBerawal dari panggilan misterius dari nomor tak dikenal.