Sebuah Taksi berhenti di kawasan perumahan elite,dan menampilkan seorang gadis berseragam putih abu.
Gadis itu berjalan melewati halaman rumahnya menuju pintu utama.
“ting tong” (anggap aja suara bel rumah :v)
Setelah menekan tombol bel, pintu terbuka dan menampilkan asisten rumah tangga. “Eh Non Feli udah pulang,ayo masuk Non”
Gadis itu hanya tersenyum, dan segera berjalan menuju tangga rumah karna kamarnya berada di lantai dua.
Gadis itu meletakkan tas nya di meja belajar dan merebahkan tubuhnya di ranjang,sambil memejamkan matanya. “Akhirnya gue bisa tiduran juga”.
Feli mengambil ponsel nya di saku seragam sekolah. Lalu dia memutuskan untuk menelfon Rara, teman sebangkunya.
“Halo Ra,lo dimana?”
“Di rumah,Emng kenapa?”
“Temenin gue yuk mencari udara segar”
“Tumben ngajak gue,biasanya juga sama Ryan”
“Udah deh ga usah ngomongin dia”
“kenapa?”
“Intinya lo mau ikut nggak? Kita ketemuan di BIP”
“Iyaiya,tapi nanti traktir gue ya”
Feli mendengus pelan, “hhmm”
Setelah mengatakan itu Feli memutuskan sambungan telpon. Gadis itu turun dari ranjangnya menuju kamar mandi dan mengganti pakaiannya.
Merasa sudah cocok dengan rambut yg dicepol asal dan penampilannya yg memakai setelan jeans pendek,dengan atasan kemeja yg menutupi celananya dan sepatu hitamnya, Feli pun bergegas turun ke bawah.
Hal itu membuat Fachri yg keluar dari dapur menjadi penasaran. “Wih mau kemana lo”
Merasa Fachri mulai kepo,Feli pun mempercepat langkahnya “Mencari udara segar”
“Gue ikut ya de”. Sambil memasang tampang melas Fachri mengikuti langkah gadis itu.
Ide untuk mengerjai kakaknya pun tiba tiba muncul di pikiran Feli. “Boleh,tapi ada syaratnya”
Cowo berambut coklat itu pun mendengus. “Tuh lo mah begitu sama gue”
“Yaudh lo nggak usah ikut”. Tetapi gadis itu tahu kalau kakak nya pasti akan tetap memilih ikut.
Merasa di manfaatkan cowo itu sedikit sebal,namun dia tetap pada pendiriannya demi bertemu dengan Degem(dede gemes). “Eh iya deh gue traktir”
Feli menyinggungkan senyumnya.
“Nih lo yg bawa mobil nya” gadis itu melemparkan kunci mobil ke arah Fachri.
Saat sedang melamun, tiba-tiba ada sebuah kunci melayang ke arahnya Dengan sigap Fachri menangkap kunci tersebut. “Untung gue ga kaget”
Gadis itu hanya tertawa senang karna sudah berhasil memanfaatkan kakak nya. Mobil mereka pun melaju meninggalkan halaman rumah menuju pusat perbelanjaan.
******
Ryan masih berusaha menghubungi gadis itu, tetapi yg terdengar hanyalah suara operator.
Juna yg sejak awal memperhatikan Ryan,merasa ada yg tidak beres dengan temannya, sambil sesekali menyesap kopi nya yg tinggal setengah gelas.
“Lo kenapa?”. Tanya Juna pada Ryan,membuat kedua temannya menoleh ke arah cowo bermata coklat itu.
Ryan tersenyum samar sambil menjawab pertanyaan Juna.
“Gak apa-apa”
Juna mengernyitkan dahi tak percaya. “Dari tadi gue perhatiin,lo kayak punya masalah”
“Cie Juna ternyata dari tadi perhatian ya sama Ryan” Chris mencoba menggoda temannya agar suasana sedikit mencair.
Vano yg mendengar ucapan Chris ikut menimpali. “Ehhmm so sweet banget sih bang juna”. Sambil mengerling jahil Vano mengulum senyumnya.
Tidak peduli dengan kedua temannya,Juna lebih memilih menginterogasi Ryan. “Lo kalau punya masalah bilang sama kita-kita, buat apa lo punya sahabat kalau punya masalah masih aja di pendam sendiri”
“Iya tuh bener kata Juna”. Vano sudah mulai serius menanggapi permasalahan ini.
Mendengar ucapan teman-temannya, Ryan membuang napas kasar. “Gue bingung,gimana caranya supaya Feli nggak marah lagi sama gue”
“Lah bukannya tadi lo nganter Feli pulang ya?”. Chris mulai penasaran dengan masalah temannya itu.
Ryan lupa, teman-temannya tidak tahu kejadian yg sebenarnya. “Tadi gue nggak sengaja ngomong nyuruh Feli pulang sendiri”.
Ketiga nya kompak membulatkan mulutnya membentuk huruf ‘O’
“Yaelah bro cuma masalah itu sih gampang,serahin semuanya sama gue!” ucap Chris sambil membusungkan dada nya dan menepuk nepuk nya dengan bangga.
Juna hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Chris, ya satu sekolah pun tau dia merupakan pakar nya dalam urusan melunakkan hati perempuan.
“Yaudh gue harus gimana?”. Ryan berdecak frustrasi.
“Nanti malem lo dateng aja ke rumah Feli sambi bawa sesuatu yg Feli suka, terus lo minta maaf deh gampang kan?”. Ucap Chris sambil cengar-cengir.
Dalam hati Ryan membenarkan apa yg dikatakan Chris, dia pun menghabiskan minuman nya dan beranjak meninggalkan cafe.
******
A/n : sedikit bingung mau nulis cerita nya :v
Part berikutnya akan berusaha semaksimal mungkin supaya ceritanya lebih menarik Wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go Away
Teen FictionOrang tua Feli sangat sibuk dengan pekerjaannya,membuat hati gadis itu sedih lantaran jarang di perhatikan oleh kedua orang tuanya,bahkan fachri yg notabene nya sebagai kakak gadis itu mulai mencari kesenangan di luar sana hingga jarang Quality time...