Part 6

18 6 0
                                    

Pemandangan pagi hari yang indah, sangat memanjakan mata apalagi di tambah udara sejuk. Seperti biasa di minggu pagi Feli menemani Fachri olahraga lari atau bermain skateboard di taman dekat kompleks, tak jarang orang yang berkunjung ke sana untuk sekedar lari pagi.

"Ayo dong dek kejar gue.." ujar cowok itu, Fachri menoleh kebelakang dan mendapati adiknya yang sedang berjalan akibat kelelahan, sontak ia menghentikan langkahnya.

Feli mencebikkan bibirnya. "Curang lo, udah lari duluan"

Fachri membalikkan badannya, kemudian terkekeh melihat kelakuan adiknya. "Iya iya sorry deh"

Feli menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Gue capek, duduk dulu yuk".

Mereka berdua duduk di salah satu kursi taman yang dekat dengan pohon, lalu Feli meneguk air mineral yang sejak tadi ia genggam begitupun dengan Fachri.

Ryan melihat kedua kakak beradik yang sangat familiar sedang duduk di dekat pohon, Ryan mendekati keduanya bersama seorang bocah laki-laki sekitar empat tahun yang ada di gandengannya.

"Capek ya Fel?", Ryan duduk di samping gadis itu dan memangku keponakannya.

Feli menoleh, "Eh elo Yan, kirain siapa", Feli tersenyum lalu pandangannya beralih pada bocah laki-laki yang ada di pangkuan cowok itu.

"Ahh ada El juga, halo adik kecil", Feli melambaikan tangannya.

El nyengir menampilkan gigi nya yang sedikit ompong, "Hai kakak cantik".

Fachri tertawa, "Hahaha, kamu nggak salah El? Kak Feli itu jelek nggak ada cantik-cantiknya sama sekali".

Gadis itu mendelik dan memukul kepala Fachri dengan botol air minum. "Ih apaan sih lo, bilang aja sirik karna nggak di sapa".

"Au sakit Fel", ujar Fachri mengusap kepalanya.

"Bodo", Jawab Feli sambil memeletkan lidahnya mengejek.

El turun dari pangkuan Ryan, ia melangkah mendekati Fachri dan duduk di antara Fachri dan Feli, "Bang Fachli juga ganteng kok", ujar El cadel sambil tersenyum ke arah cowok berambut coklat itu.

"Jelas dong, abang kan udah ganteng dari lahir", ujar Fachri membanggakan dirinya sendiri.

"Anjir lo bang, Pede gila", Ryan terkekeh dan menyelipkan rambut Feli ke belakang telinganya.

"Bukan masalah kepedean tapi ini faktanya Yan", Fachri menatap Ryan dan menaik turunkan kedua alisnya.

Ryan dan Feli saling pandang sedetik kemudian mereka melayangkan pukulannya ke kepala Fachri. Fachri menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang terkepal, "AU GILA, CURANG LO SEMUA NGGAK ADIL MASA SATU LAWAN DUA!", ujar Fachri berteriak kencang membuat sebagian orang memperhatikan mereka.

"Makanya jadi orang jangan tengil", Feli buang muka dan melipat tangannya di dada.

"Udah jangan pada belantem", El menarik-narik ujung kaos Feli.

Mereka menoleh teringat jika ada El di dekatnya seharusnya mereka tidak melakukan tindak kekerasan di depan anak kecil.

"YA AMPUN EL", Ryan berteriak kaget.

Fachri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kita tadi nggak berantem kok cuma lagi latihan akting".

Feli memaksakan seulas senyumnya, "hmm kita beli es krim aja yuk, El mau kan?".

Bocah laki-laki itu mengangguk tanda dia menerima tawaran Feli, "Aku mau es klim yang lasa vanila kak".

"Iya, yuk kita beli es krim", Feli menghembuskan nafas lega, kemudian ia menggandeng bocah laki-laki itu menuju penjual es krim.

Don't Go AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang