Happy reading 😋
Gadis itu menyimpan kembali kotak P3k di tempat semula. Lalu ia beralih menuju dapur dan mengambil segelas air putih.
"Nih minum, awas aja kalo nyampe berantem lagi!" Ujar Feli sambil memandang wajah Ryan yang di penuhi lebam.
Ryan menghela nafas dan menyambar air putih dari tangan Feli lalu meneguk nya hingga habis.
Setelah tidak ada kabar hampir seharian dan membuat Feli khawatir setengah mampus, akhirnya Gadis itu mendapat kabar tidak baik dari Juna bahwa Ryan habis berkelahi dengan anak sekolah sebelah. Dan disinilah dia sekarang, di sebuah ruang tamu yang sunyi namun begitu terasa akan suasana keharmonisan dari sebuah keluarga yang sangat ia rindukan.
Kesunyian menyelimuti keduanya tidak ada yang ingin memulai percakapan terlebih dahulu. Hingga akhirnya suara teriakan wanita paruh baya memecah keheningan diantara mereka.
"Ryan kamu kenapa sayang?" Tanya Vio ibunda Ryan. Vio mendekat dan duduk di samping kiri anak semata wayangnya.
"Nggak apa-apa mah, cuma lebam biasa" ucap Ryan acuh. Ia tidak ingin membuat mama nya khawatir hanya karna masalah sepele.
"Itu muka kamu biru-biru begitu, mama nggak suka ya anak mama berantem-berantem nggak jelas kayak gini jangan di ulangi lagi". Sudah sekian kalinya Vio memperingati anaknya, namun Ryan hanya mengabaikannya.
"Iya Mah".
"Tuh dengerin tante Vio, jangan iya-iya doang". Ujar Feli
"Ya Udah mama mau ke kamar dulu". Vio melenggang pergi meninggalkan keduanya di ruang tamu.
"Gue balik dulu Yan udah malem" Feli berdiri hendak melangkah namun langkahnya terhenti oleh Ryan yang menahan lengannya.
"Gue anterin"
Feli melepas lengannya dari tangan Ryan. "Nggak usah lagian rumah gue deket cuma sebelahan sama rumah lo, mending lo ganti baju terus istirahat".
"Beneran nggak apa-apa? Lo nggak marah sama gue kan?" Ryan menatap lekat gadis di hadapannya.
Feli menaikkan sebelah alisnya, "Marah sama lo? Ya enggak lah Yan, buat apa juga gue marah sama lo"
"Ya kali aja gitu lo marah sama gue, secara gue nggak ngasih kabar seharian ini ke lo dan tiba-tiba aja lo dapat kabar nggak menyenangkan dari Juna"
Feli tersenyum, "Udah deh nggak usah merasa bersalah gitu, lagian juga hal ini udah biasa buat gue Yan, bukan cuma sekali dua kali aja lo kayak gini, jadi nggak perlu bersikap seakan-akan gue baru menemukan hal baru di hidup gue"
Ryan mengangguk lalu menggandeng tangan gadis itu dan membawanya berjalan keluar rumah. "Thanks udah mau ngobatin gue untuk yang sekian kalinya, lo emang the best Fel, yuk gue anter pulang"
******
Pagi ini Feli sudah siap dengan seragam sekolahnya dan bergegas turun untuk sarapan.
"Pagi mbok Ijah" Feli menyapa nya dengan senyuman merekah, sebab sudah beberapa minggu ini mbok Ijah izin pulang ke kampung halamannya karna ada suatu urusan.
"Pagi Non Feli, wah Non tambah cantik aja hehehe"
"Mbok bisa aja nih, aku kangen mbok tau kalo nggak ada mbok garing terus sepi juga" Ujar Feli sambil meminum susu cokelat buatan mbok Ijah.
"Garing apaan tuh Non?" Tanya mbok Ijah.
"Itu lho mbok kerupuk Garing" Fachri menghampiri meja makan dan berucap sambil menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go Away
Dla nastolatkówOrang tua Feli sangat sibuk dengan pekerjaannya,membuat hati gadis itu sedih lantaran jarang di perhatikan oleh kedua orang tuanya,bahkan fachri yg notabene nya sebagai kakak gadis itu mulai mencari kesenangan di luar sana hingga jarang Quality time...