1. awal dari semua

105 9 0
                                    

Suasana SMK Harapan terasa cerah, para murid berlalu lalang memasuki gedung yang bercat putih abu-abu itu dengan canda dan tawa, seorang satpam dengan Ramah menyapa siswa yang melewati gerbang.

“Pagi Non Rani, Non Diana” sapa Pak Muklis sang satpam sekolah dengan seulas senyum menghiasi bibirnya.

“Pagi Pak Muklis” balas Rani dan Diana dari balik kaca mobil yang sengaja dibuka setengah. Rani dan Diana turun dari mobilnya setelah memarkir mobilnya.

“Na, entar lo pulang duluan ya gue ada urusan bentar” ucap Rani sembari berjalan menuju kelas.

“Trus kalo lo pulang gimana?” Tanya Diana menjajari langkah Rani.

“Gampang gue naik taksi aja. Nih kunci mobil” Rani menyerahkan kunci kepada sepupunya Diana.

“Emangnya ada urusan apa Ran tadi pagi lo nggak bilang mau pergi?”Tanya Diana agak heran.

“Ada aja” jawab Rani dengan senyum menggoda Diana manyun melihatnya. ”Pokoknya entar bilangin ke kak Kian kalo gue pulang agak sorean” lanjut Rani mengedipkan mata.

“Tapi gue nggak ikutan ya kalo kak Kian marah sama lo”ancam Diana.

“Nggak bakalan deh, yang ada lo yang kena marah hehe” bantah Rani.

“Iya deh percaya lo adik kesayangannya”aku Diana kesal. Rani memang sangat dimanja dirumah, entah itu oleh Kakaknya atau Ayahnya. Sedangkan ia hanya menumpang hidup dikeluarga Rani kedua orang tua Diana berada dikampung. Karena Almarhumah ibunda Rani adalah bibi kandung Diana yang menikah dengan ayah Rani sehingga ia bisa tinggal bersama Rani dan bersekolah disekolah yang sama, meski begitu ia mendapat kasih sayang dari paman dan sepupunya itu.

Sepulang sekolang Rani pergi kesebuah toko bunga yang tak jauh dari sekolahnya. Rani memasuki toko itu perlahan diedarkan pandangannya ke seluruh sudut toko pandangannya terhenti ke sebuah bunga kesukaannya ‘Mawar putih’. Tangan Rani hampir meraih bunga itu tapi ia kalah cepat dengan seseorang yang entah dari mana. Rani segera menoleh ke pemilik tangan itu seorang ‘cowok’.

“Hei itu bunga gue!” seru Rani pada cowok itu. Si cowok terkejut karena Rani yang tiba-tiba berseru.

“Loh ya gak bisa gitu dong gue dulu yang pegang bunga ini kok”elak cowok itu.

“Nggak bisa! Gue dulu yang liat bunga itu tadi gue udah mau ngambil eh lo main srobot aja”Rani tetap mempertahankan bunga itu.

“Ya ampun gitu aja kok susah banget sih, tuh masih banyak bunga disekeliling lo ini penting buat gue” ujar cowok itu tak mau kalah.

“Lo pikir bunga itu gak penting buat gue. Sama gue juga butuh bunga itu ngalah dikit napa sih ama cewek dasar cowok gak punya malu”kecam Rani.

Cowok itu tersinggung dengan ucapan Rani yang tajam.

“Lagian kenapa harus gue yang ambil bunga yang lain, lo aja ambil yang lain sana!”lanjut Rani.

Pertengkaran Rani dan cowok itu menarik perhatian penjaga toko.

“Ada apa ini mbak, mas?” tanya penjaga toko kaget.

“Ini nih mbak dia cari gara-gara”adu Rani telunjuknya teracung pada si cowok.

“Yang ada lo yang cari masalah”bantah cowok itu.

“Bo’ong mbak dia ngerebut bunga saya”Rani tak mau kalah.

“Eh bukannya kebalik yah yang ada elo yang ngaku-ngaku, ini bunga belom lo beli jadi sah-sah aja dong gue mau ambil bunga ini”keukeuh si cowok.

“Nggak mau ngalah banget sih lo ma cewek!”ucap Rani sebal.

Cowok itu mendekat ke wajah Rani “Gue ngalah sama cewek kayak lo aduh sory ya gue gak bisa!”ucap cowok itu sengit Rani melongo mendengar ucapan cowok yang ada dihadapannya saat ini.

Hatinya berubah menjadi panas karna ucapan cowok itu ia sangat menyinggungnya belum ada yang berbicara sekasar itu padanya. Rani kehabisan kalimat untuk membalas cowok yang ada dihadapannya.

“Aduh mbak mas sudah jangan bertengkar disini nanti saya dimarahin sama bos saya”lerai penjaga toko yang sedari tadi diam.

“Nggak! Dia harus minta maaf dulu ke gue”tolak Rani tegas.

“Gue juga ogah minta maaf ama dia” sahut si cowok tak kalah garang. Rani sangat kesal dibuatnya.

“Saya gak jadi beli bungah disini deh mbak”ucap cowok itu melenggang pergi meninggalkan Rani sendiri.

Sekilas Rani melihat-memperhatikan cowok itu lagi. Dia memang ganteng tapi nyebelinnya amit-amit. Rani menghentakkan kakinya ke tanah.

'Sebel!!!'

Dalam hati pemuda itu juga terbesit rasa kagum akan kecantikan Rani tapi hal itu tertutupi karena ia sudah terlanjur kesal dengan gadis itu.

Ia menatap langit kota Surabaya yang mulai mendung ia harus segera pulang, dan akhirnya Ia gagal mendapatkan hadiah untuk Mamanya yang sedang berulang tahun gara-gara cewek yang nggak mau kalah itu.

Cowok itu menunduk lesu menaiki sepeda motornya untuk pulang.

.

Ini tulisan pertamaku yang aku buat jaman dulu SMK banyak yg perlu diedit semoga suka.

Rafain.

17-10-2018

Mawar PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang