"Saat perjalanan pulang nganter elo dulu mobil kita kecelakaan, dan Alex meninggal sedangkan Rani ia mengalami gagar otak yang menyebabkan ingatannya hilang” jelas Rama.
"Gue juga kaget saat Rani sadar dia nggak ngenalin kami semua, kak Kian bahkan ayahnya pun dia lupa. Dokter bilang ingatan Rani bisa pulih atau juga tidak bisa sama sekali gue dan keluarga Rani udah berusaha membantu Rani untuk inget semuanya, tapi gagal” ucap Rama putus asa.
Evan mengusap wajahnya tak percaya mendengar penjelasan Rama.
"Kenapa lo nggak ngehubungin gue Ram?” tanya Evan.
"Kak Kian ngelarang gue kasih tau ke elo Van” jelas Rama.
"Lalu siapa cowok yang ngaku jadi pacar Rani itu?” tanya Evan.
"Dia Adi dia emang pacar Rani. Lo yang sabar ya Van” Rama menepuk pundak Evan memberinya semangat.
"Gimana ceritanya itu bisa terjadi Ram” tanya Evan ingin mendengar penjelasan yang lebih jelas.
"Gue juga nggak nyangka Rani bakal jadian sama Adi. Awal pertemuan mereka saat Rani masih dirawat dirumah sakit saat itu gue masuk keruang rawat Rani dan gue lihat adi udah duduk disamping Rani, pas gue mau ngusir Adi, Rani nyegah itu dan gue nggak bisa berbuat apa-apa Van, gue nggak tega ngelihat Rani menangis dan memohon untuk nggak ngusir Adi begitu juga kak Kian dan ayah Rani” jelas Rama tak berdaya.
“Setelah itu Rani dan Adi semakin dekat dan akhirnya jadian, sebenarnya gue juga kak Kian nggak suka dengan kehadiran Adi dikehidupan barunya karna gue tau kalo adi itu tukang minum dan suka balapan liar. Gue putus asa Van, setiap gue berusaha ngejahuin Adi dari Rani, Rani mencoba nekat ngelakuin hal-hal yang ngebahayain dirinya sendiri. Gue jadi semakin takut”. bibir Rama bergetar mengingat kejadian itu.
"Tapi, gue senang lo ada disini Van gue yakin lo bisa balikin Rani yang dulu Rani yang gue rindukan gue berharap banyak sama lo Van” ucap Rama berharap penuh pada Evan.
Hati Evan semakin pilu mengetahui kenyataan tentang Rani gadis itu sudah berubah menjadi orang asing bagi orang yang menyayanginya.
"Gue janji Ram gue akan bawa Rani yang dulu balik lagi gue janji bakal nyadarin Rani lagi” janji Evan sepenuh hati.
"Gue tau lo bisa Van”sahu Rama percaya. Ia teringat dengan ucapan Rani jauh sebelum ia mengenal Alex. Saat itu rama bertanya tentang Evan ke Rani.
"Evan itu baik meski kadang nggak bisa mengontrol emosinya sifatnya kadang konyol dan cuwek meski diomongin gini gituh dia juga keras kepala tapi diluar itu semua dia penyayang dan setia kawan dia juga nggak pernah ngingkari janji yang ia buat sendiri gue sayang banget sama dia, gue beruntung bisa mengenal Evan dan bersahabat dengannya. Lo jangan marah ya ama sikapnnya yang emosian itu pada dasarnya dia baik kok dan bisa diandalkan” jelas Rani.
"Apa lo suka sama Evan?”Tanya Rama kala itu.
Rani hanya tersenyum dalam cahaya sore kota Surabaya.
Kini Rama mengerti arti senyum itu, bagi Rani Evan lebih berharga dari kata suka atau cinta karna sesungguhnya selama ini Evan dan Rani sudah membuktikan apa itu cinta. cinta adalah pengorbanan dan perbuatan.
'Seberapa besar pengorbanan yang bisa lo lakuin buat orang yang lo sayangi seberapa rela lo buat ngelepas dia bahagia meski bukan dengan lo sendiri.' Rama tersenyum menyadari hal itu.
'Rani percaya Van sama elo dan gue juga percaya sama lo seratus persen malah lebih dari itu.' Ucap Rama dalam hati.
…………………………….
Memang benar ucapan Rama, Rani berubah drastis setelah mengenal Adi, kini Rani sering keluyuran malam dan pulang larut bahkan tak jarang ia pulang pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Putih
General Fictionaku cinta kau tapi kau cinta dia... Evan aku cinta dia Rani aku cinta dia Alex kehadiran Alex ditengah Rani dan Evan membuat Evan mengubur rasa cintanya pada Rani sahabat kecilnya. Ia mengalah untuk kebahagiaan Rani, Evan pergi, benarkah Rani bahagi...