2. Kisah

45 4 3
                                    

“Nyebelinnn!!!” Seru Rani mengentak-hentakkan kakinya. Ia melempar tubuhnya kekasur yang empuk berusaha menghilangkan rasa jengkelnya.

“Ada apa ini adek Kakak kok ngedumel gak jelas?” Tanya Kian mendengar Rani menggerutu didalam kamarnya.

“Rani lagi sebel kak.”jawab Rani dengan cemberut.

“Sebel kenapa?”Tanya Kian penuh perhatian.

“Sebel sama cowok itu”jawab Rani.

“Cowok? Cowok yang mana kamu udah punya pacar ya?”tanya Kian tak mengerti cowok siapa yang dimaksud adiknya itu.

“Bukan kak, tadi ketemu di toko bunga dia itu cowok paling nyebelin yang Rani pernah temui”ucap Rani mengingat wajah cowok yang barusan ia temui.

“Cerita sama Kakak ada apa sebenarnya?” Kian ikut nimbrung dikasur empuk Rani penasaran dengan cerita adiknya yang dianggap bakal seru.

Dengan menggebu-gebu Rani menceritakan dengan detail tentang cowok itu.

“Udah lupain aja” ucap Kian setelah. "Mungkin dia juga butuh  bungah itu, masa' adek kakak jadi egois gini sih" ujar Kian.

“Nggak segampang itu dong kak, lagian Rani masih sebel sama tuh cowok” ucap Rani ngotot.

Kian menghela nafas lelah, ia lupa dengan sifat keras kepala adiknya. “Inget rasa sebel itu awal cinta loh”goda Kian.

“Ah Kakak kok gitu sih” Rani kembali cemberut.

“Iya deh maaf adik Kakak gak boleh cemberut, senyum dong” Kian mencubit pipi Rani agar tersenyum.

“Ih apaan sih” Rani menepis tangan Kian dan kembali menunjukkan wajah sebelnya ke Kakaknya.

“Aduh ternyata ngambek beneran nih” Kian masih mencoba menghibur adiknya dengan menunjukan wajah konyol dan memelasnya. “Jangan ngambek dong ya udah deh biar gak cemberut lagi gimana kalo kita jalan-jalan ke pantai, lusa kan hari minggu” bujuk Kian yang berhasil mengubah wajah Rani menjadi sumringah.

“Ke pantai?!” Tanya Rani dengan semangat. “Wah asyik dong kak” wajah Rani kembali berseri-seri. “Tapi kalo kepantai berdua gak seru” lanjut Rani lesu.

“Ajak aja pengawalmu itu” usul Kian

Pengawal. Sejenak Rani berpikir. “Maksud Kakak Evan sama Rama?” tanya Rani beberapa detik kemudian.

“Iya siapa lagi kemana-mana pasti ada mereka 'Sang pengawal putri malu-malu kucing'” ucap Kian sembari tertawa menggoda adiknya.

“Enak aja, mereka bukan pengawal aku tau mereka temen Rani” jelas Rani.

“Iya deh putri ampun”ucap Kian sembari berlutut seolah menyembah Rani meminta ampunan.

“Iya deh putri maafin sekarang putri mau mandi dulu hehehe”.

“Heemmm… pantesan dari tadi Kakak bau-bau apa gitu.”ucap Kian sembari menutup hidungnya.

“Iih Kakak emang resek” Rani menyerang Kian dengan bantal.

“Sana-sana mandi, bau anda sudah mencemari udara saya hush! Hush!” usir Kian menangkap bantal yang dilepar Rani.

Rani terkikik meski ucapan Kian kurang enak didengar.

“Iya Rani mandi tapi Kakak keluar dulu dong” giliRan Rani yang mengusir Kian.

…….

Keesokan harinya Rani sudah berkumpul dengan kedua sahabatnya dikantin. Rani menatap kedua sahabatnya yang sedang asyik dengan makanan masing-masing.

Mawar PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang