2

12 4 1
                                    

Jakarta, 6 Januari 2014.

Author's POV

Yuki telah berada di dalam kantornya. Tetapi belum ada tugas yang terlalu penting yang diberikan Pak Tony. Dia hanya terus menyuruh Yuki mempelajari cara melepaskan hacking. "Apa pelajaran yang kudapatkan dari Oxford masih kurang cukup? Ah, sudahlah," pikir Yuki.

Tiba-tiba Yuki teringat dengan kata-kata pamannya, kemarin.

"Jalan satu-satunya adalah dengan mencari dokumen negara untuk kasus korupsi tahun 2010. Dokumen itu adalah dokumen yang berisikan kasus korupsi, hakim, jaksa, dan para tersangka korupsinya pada tahun 2010. Tetapi untuk mencarinya kau harus ke perpustakaan negara yang terdapat di tengah-tengah istana negara. Kau tahukan kalau tingkat keamanan di istana negara sangat tinggi. Kau harus sangat berhati-hati!" Jelasnya.

Yuki berpikir bahwa, dari pada dia mempelajari hal yang sudah dia pahami. Lebih baik dia melakukan tugas penting itu.

Tanpa diketahui rekan-rekan kantornya, ia keluar kantor dan pergi menggunakan mobilnya. Tanpa disadari Yuki, Yoel telah memperhatikannya keluar kantor saat jam bekerja. Tetapi Yoel tidak ada niat mengikuti Yuki. Dia hanya diam dan mengabaikan hal itu.

Yuki menginjak pedal gasnya dan mobilnya melaju dengan sangat cepat. Yuki memarkirkan mobilnya agak jauh dari istana negara, agar tidak diketahui orang. Sebelum masuk ke istana negara, Yuki melepas kaca mata, ikat rambut, dan menghapus bedak gelap yang biasa ia gunakan jika ke kantor. Ia memakai jaket hitam, sarung tangan, dan black skinny jeans, serta tak lupa ia memakai masker hitamnya.

Lewat pintu belakang ia memasukki istana negara. Ia memanjat pagar tinggi istana tanpa diketahui siapapun. Ingat, Yuki adalah pemegang sabuk hitam karate. Sewaktu di London ia juga dilatih keras secara fisik oleh pamannya yang adalah mantan anggota militer. Ia sudah mahir dalam hal seperti ini.

Karena di lantai 1 terlalu banyak penjaga, jadi ia memanjat tiang penghubung antar lantai yang berada di belakang istana agar bisa masuk lewat lantai 2. Kakinya diikat dengan keadaan mengapit tiang. Lalu tangannya memegang tiang tersebut sambil memanjat. Itu cara efektif memanjat tiang.

Setelah sampai di balkon, ia langsung membuka pintu dengan fake id card. Kemudian ia dengan cepat mencari letak perpustakaan negara. Tapi ternyata, perpustakaan negara sedang ditutup, pintunya pun dikunci, pintu tersebut masih pintu manual yang harus menggunakan kunci. Akhirnya Yuki mencabut 2 jepit rambutnya dan membengkokkannya. Ia menggunakan jepit rambutnya untuk membuka pintu perpustakaan itu.

Dengan cepat ia segera masuk dan mencari buku tersebut. Setelah sampai pada buku tahun 2009, bukunya malah berlanjut ke tahun 2011. "Dimana buku tahun 2010-nya?" Pikir Yuki sambil mengernyitkan dahinya.

Tiba-tiba alarm keamanan berbunyi, dan terdengar langkah kaki orang berlari.

Yuki's POV

Sial, aku ketahuan. Dengan cepat aku belari keluar perpustakaan dan berniat pergi ke balkon lagi. Tetapi ditengah jalan aku dihadang oleh 2 orang petugas keamanan. Untungnya aku memakai masker, jadi mereka tidak akan mengenali wajahku.

Salah satu petugas keamanan itu mulai menyerangku dengan tangan kosong. Ia mengarahkan tinjunya padaku dan aku menepisnya. Petugas keamanan yang lain ingin menendangku tetapi aku menghindar.

Salah satu dari mereka mencoba memukulku lagi dengan kepalan tangannya. Tetapi aku langsung menangkap tangannya dan memutar tangannya ke belakang tubuhnya, lalu menendangnya hingga ia terjatuh.

Seseorang lagi berusaha mendekati aku. Tetapi dengan cepat aku menggenggam bahunya dan menjepit kepalanya dengan kakiku. Kemudian aku memutar dan membanting tubuhnya.
(A/n: di bawah adalah contoh visual gerakannya. Itu cuma contoh/bantuan ilustrasi untuk pembaca yang diambil dari potongan film)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Greed HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang