fav model

2.7K 277 73
                                    

Masih versi modern.

***

Sret!

Sret!

Sret!

Lucas akhirnya selesai menulis dan langsung menutup buku.

Cring!

Lonceng pintu masuk berbunyi, tanda bahwa seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam perpustakaan miliknya.

Lucas menoleh ke arah pintu, mengangguk pelan saat orang yang baru masuk itu menyapanya.

"Selamat siang, Lucas!"

Anastasius, si pelaku yang menyapa sang pustakawan merupakan Guru Fisika yang bekerja di sekolah yang dekat jaraknya dengan perpustakaan ini. Dia sudah kenal dekat dengan Lucas, selain itu dia juga merupakan salah satu pelanggan tetap di perpustakaan ini.

Terkadang, Anastasius berdecak kagum bila mengingat kembali satu fakta mengenai Lucas.

Ya, Lucas mendirikan perpustakaan ini sendirian.

Di usianya yang masih 23 tahun. Sudah menjadi orang sukses di berbagai bidang.

Oh, jangan terkecoh.

Perpustakaan ini dibentuk hanya untuk memuaskan hatinya yang memang cinta mati pada buku-buku.

Asal kalian tahu saja, Lucas telah menjadi seorang jutawan di usia yang masih sangat muda.

Ada banyak toko dalam berbagai bidang, entah itu di bidang kesehatan, di bidang peralatan atau kebutuhan sekolah, di bidang kuliner . . . Dia telah membangun semua itu sendirian; dimulai dari titik terendah.

Dan kini?

Lucas sudah sukses.

Dia hanya membangun perpustakaan ini supaya menjadi tempatnya beristirahat di tengah-tengah kesibukan.

Dia juga merupakan seorang penulis dan penyair. Sudah banyak cerita pendek, novel maupun puisi yang ditulisnya dan diterbitkan. Dia juga telah menciptakan buku yang sangat menginspirasi banyak orang untuk menjadi sukses sama sepertinya.

Anastasius geleng-geleng kepala. Lucas seperti seorang dewa yang turun dari langit dan mengukir sejarah di Bumi.

Belum pernah ada orang sesukses dia di umur yang sama di sepanjang sejarah Korea Selatan.

"Aku akan meminjam beberapa buku." Pria yang berprofesi sebagai seorang guru pun melenggang pergi.

"Hei! Jangan lupa mengembalikan buku yang kau pinjam dua minggu yang lalu!" seru sang pustakawan.

"Iya, iya!"

Lucas pun mengedarkan pandangan. Dia bangkit berdiri seraya merenggangkan badan. Menggerakkan leher ke kanan dan ke kiri. Lalu menengadah melihat ke arah jam dinding.

12.30

"Wah, sudah jam makan siang," celetuknya.

Dia berpikir, jika kembali ke rumah untuk makan siang saja maka akan memakan waktu yang cukup lama. Tapi kalau singgah ke salah satu restoran, dia sedang malas untuk bepergian.

Hmm, ah, pesan makanan saja!

"Anastasius ... !!!"

"Haaaahhh???" Terdengar sahutan dari jauh.

Tentu saja. Saat ini hanya Anastasius pengunjung di perpustakaannya. Itu sebabnya dia tak merasa bersalah jika berteriak seperti tadi.

"Aku mau pesan makanan. Kau mau nitip?"

Detik-detik Waktu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang