6

61 9 2
                                    

Cowo itu duduk dibangku belajarnya sambil menunduk, matanya menatap sayu foto yang minggu lalu ia temukan dibuku paket sepupunya.

Pada awalnya ia acuh dengan foto itu,namun pada akhirnya rasa penasaran muncul begitu saja,yang buat dia memutuskan untuk kembali mengambil selembar foto itu.

Perempuan yang masih mengenakan seragam merah putihnya, yang terlihat  tersenyum paksa  kearah kamera.

Alva ingat siapa sebenarnya gadis difoto itu setelah memperhatikan dengan intens foto tersebut .tapi sialnya matanya malah meneteskan air mata setelah ingat  anak gadis  difoto itu.

                           
                              ...

Disaat satria ingin mencoba mengingat tentang foto itu kembali,fotonya malah hilang entah kemana.hatinya berkata untuk mencari tapi tubuhnya justru malas untuk bergerak dari sofa kamarnya.

"Perasaan kemaren masih ada"tangannya mengusap kasar wajahnya sendiri.

Cklek

"Bang?"

Satria  menoleh kearah pintu kamarnya.terdiam beberapa detik hingga akhirnya tubuhnya agak sedikit terdorong karna pelukan mendadak cewe yang memanggilnya tadi.

" Kara? nginep?"

Cewe itu melepas pelukannya pelan dan mengangguk.kemudian berdiri dan keluar dari kamar satria setelah meminta izin untuk menemui Alva.

                             ...

"Seharusnya lo ga pergi  ....percuma juga lo pergi,toh hal kaya dulu keulang lagi, shil "

"Kalo lo ga pergi, mungkin gua bisa sama nicka dan gua biarin lo sama satria... "Alva terus berujar tanpa sadar seseorang berdiri dibelakangnya.

"Takdir!"

Tanpa menoleh Alva juga tau itu suara siapa,siapa lagi kalau bukan sepupunya ,kara.

Kara memeluk leher Alva dari belakang. Alva yang merasa sulit bernafas memukul pelan lengan kara berkali-kali.

"Lepas bocah!"

Kara lalu duduk disisi kasur milik alva.alva masih menatapnya tajam, namun kara ya kara, simuka datar yang acuh dengan tatapan tajam itu.

"Dateng dateng bukannya salam malah nyekek anak orang"

"Hmm"

"BANGSAT!"

cklek

"Kenapa va?"

Alva mendesah lesu.ia lupa disini ada sepupunya satria, seharusnya ia tak mengumpat kata 'Bangsat' karna pasti satria akan merasa terpanggil, kamar mereka bersebelahan jadi satria pasti dengar .

"Lah itu foto kenapa di elo va?"satria mengambil kasar foto yang ada dimeja belajar Alva.

"Gua ga sengaja liat dibuku paket punya elo bang"

"Ini foto siapa va?"

Alva membuka mulutnya lebar mendengar pertanyaan dari satria.

"Woy va!"

"Hah?eh-itu foto shilla. Lo lupa?"

"lupa?emang gua kenal dia?"

"perampok hati "

satria dan alva mengernyit bingung mendengar jawaban kara .

"maksudnya?"

"huh,Perampok hati lo berdua,dulu"

"mana ada?gua belom pernah jatuh cinta , ra!"tukas satria sedikit bertriak.

"ck,ternyata shilla bener-bener orang yang lo cinta ya bang,sampe lo masih sama sekali ga inget dia setelah kecelakaan pas studytour Empat tahun yang lalu "

satria masih mencerna omongan kara barusan .sementara Alva menatap kara terperangah,itu kalimat terpanjang yang pernah Alva denger dari mulut kara setelah tiga tahun belakangan.

"siapa yang kecelakaan?apa hubungannya sama gua?"

Alva memasang kupingnya lebar ,bersiap mendengar kalimat panjang keluar lagi dari mulut Kara.namun nihil ,kara malah berjalan keluar dari kamar Alva.

blam

"sat itu barusan kara yang ngomong?"

"iyalah siapa lagi,bego!"

"tumben ga irit ngomong"

satria mengangguk membenarkan ucapan Alva.

"ya syukurlah . tapi,emang dulu siapa yang kecelakaan va?"

Alva diam ,kembali mengingat kejadian saat shilla izin untuk membeli minuman .dan saat itu dia menawarkan diri untuk menemaninya namun shilla menolak karna alasan,"udah ada satria.kamu disini aja"dan beberapa menit setelah itu jalanan tak jauh darinya berdiri langsung ramai dengan sekerumunan orang yang melihat sebuah truk besar menabrak dua bocah yang akan menyebrang jalan .

"woy Alva!"

Alva mengerjap sebentar dan menatap sanglawan bicara sayu.

"siapa yang kecelakaan va?kapan?"

"17 maret 2013,korban meninggal marshelia putri dan korban selamat satria putra".

"hah?"

"kata dokter,ingetan lo hilang sebagian,paham gak?"

"kagak"

"tck,Lo Lupa sebagian memory Lo,semisal orang yang paling lo sayang.bahkan dulu lo lupa siapa gua,siapa Kara,bahkan lo lupa siapa bokap nyokap lo.dan gua Ga ngebantu lo buat inget siapa itu shilla,toh dia udah pergi…"

"hah?"

"Bodolah bodo ,cape gua ngomong sama Lo!"




                              ....


Kara menghela nafas kasar kala hujan turun tepat setelah ia keluar dari supermarket itu.

"Hujan!"pekikan senang itu terdengar tak jauh darinya berdiri.Mata Kara menyipit tampak fokus memperhatikan cewe disebelahnya yang sedang mengulurkan tangan untuk merasakan tetesan hujan kala itu.mungkin cewe itu sangat menyukai hujan,fikirnya.

"Ga guna"gumam kara pelan namun masih bisa terdengar ditelinga cewe disampingnya.

"siapa?hujan?"

kara mengangguk singkat tanpa menoleh .

"hujan mah banyak gunanya kali,ga guna gimana?"

Kara mengherdikan bahu acuh"Gua Gasuka Hujan"

"kita kebalikan .gua justru suka banget sama hujan.btw ,nama gua Nicka,nama lo?"

"Kara veronika.Gua duluan yah,bye"

"bye"nicka membalas lambaian singkat dari kara sembari tersenyum tipis.

"kaya ga asing sama namanya"gumamnya pelan.

                            ◆◆◆

Voteman please...














Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bang sat ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang