Please Speak

12 1 0
                                    

Lo kayak anak kecil deh! Hai cantik ngomong dong😊

Line

Kak Gian: Lagi apa Ije❤?

Sijen: Nama Gue Bukan Ije Kali👊

Kak Gian: Biarin😜 mulai skarang Nama Lo Ije!👍

Sijen: Up To You😊

Kak Gian: Gak belajar?😊

Sijen: Ini lagi blajar Matematika💢

Kak Gian : Hati2 Sr. Bie Jahat loh✌ kalo kedapatan Lo main HP di kelas. Mati de Lo Ije😯

Sijen: mitos😜
☆☆☆☆☆

"Sijen! Kenapa kamu liat2 kebawah terus?" Tanya Sr. Bie yg sontak membuat Sijen kaget. Seakan dipikirannya terlintas bahwa Gian punya Pikiran Yang Benar benar akan terjadi.

"Kenapa? Tidak Jawab" Sr. Bie semakin Mendekat

"Ti-tidak Sus--"

"Kamu Main Handphone Dikelas? Skarang juga keluar dan bersihkan Gudang Dilantai 2. CEPAT!" Bentak Sr. Bie

"Lu sih. Udah gue tegur tadi" ujar Jeqrin

Sijen langsung berlari menuju Gudang, didalam pikirannya Ia merasa cukup beruntung. Karena, IPhone-nya tidak disita. Sekarang, Sijen sudah berada didalam Gudang. Sungguh berantakan sekali sijen bingung akan memulai dari mana.
Semuanya terasa berat.

"Hufffttt! Baru Lihat aja Gue udah Capek apalagi Lakuin. Gila Sial banget Gue!" Sijen berbicara cukup keras namun tidak akan didengar anak2 diluar.

"Woiiii! Siapa yg bicara tadi?" Sijen mendengar suara Jion.

"Haaa? Jion itu Jion, Kenapa Harus ketemu dia? Skarang gue gak bisa kembali ke kelas. Gue harus tetapa disini". Gerutu Sijen bertengkar dengan dirinya sendiri.

"Woii Lu ngapain disini? Lo ngikutin gue?" Ledek Jion Namun tidak direspon Sijen. Sijen tetap saja diam Dan mulai mengerjakan hukumannya.

"Jen, jangan gini dong" Jion mendekati Sijen ingin memegang tangan Sijen. Namun Di Tepis Sijen.

"Gue minta maaf. Gue udah bawa buku gantinya kok" Jion Berusaha membuat Sijen merespon Omongannya. Tapi, Sijen tetap membisu dan bekerja.

"O.K. kalo lo ngomong gue bakal bantu lo Rapiin Gudang Ini. Mau gak?" Jion benar benar ingin mendengar Sijen berbicara walaupun sedikit saja.

"Lo kayak anak kecil aja deh, hai cantik ngomong dong" Jion sudah mulai bosan menggoda Sijen Untuk Bicara. Walau tidak berhasil.

"Jen! Tokek!"

"Haaa! Mana?!" Sijen melompat karena kaget. Sijen tersandung sehingga jatuh. Kali ini Sijen berada diatas Jion yg Terjatuh Dilantai, Jion hanya tersenyum dan menghapus flek hitam karena Debu Dihidung Sijen.

Slapp!

Sijen langsung menampar Jion dan langsung berdiri. Dan merapikan baju dan rambutnya.

"Lo Hobi banget yaa? Nampar gue" ucap Jion langsung berdiri mendekati Sijen Yg membuat Sijen terus bergeser ke belakang.

"Te-terus Kenapa Lo bo-boongin gue?" Sijen berusaha melawan dengan suara gemetar, sekarang tubuh Sijen sudah menempel Di tembok dan jaraknya Dengan Jion sangat sangat dekat.

Ya Tuhan, tolong saya. Tatapannya seperti mesum

Itu terlintas difikiran Sijen, Jion mendekatkan wajahnya dengan Sijen. Sijen hanya bisa pasrah, Jion Lalu mengangkat tangan kanannya membuat Sijen berkeringat. Jion lalu menghapus debu hitam di hidung Sijen.

Gue gak mau First-kiss gue sama JION!

"Sana Kerja, lo rapiin semuanya. Ingat Yang benar." Jion langsung menjauh dan duduk di sebuah kursi memainkan IPhone-nya. Sambil melihat Sijen berusaha mengangkat sebuah meja, tanpa sepengetahuan Sijen, jion memotretnya.

"Ihhh. Berat banget!" Dengus Sijen kesal lalu menendang meja itu.

"Yaelah. Itu aja gak bisa?" Jion mengejek lalu bangun dari tempat duduknya untuk membantu Sijen.

"Lo gak Blajar?" Sijen bertnya pada Jion. Karena, dari tadi Jion hnya menemaninya digudang. Tapi, tidak dijawab Jion.

"Lo gak Blajar?" Sijen Bertanya lagi

"Woii!!! LO GAK BLAJAR?!" Emosi Sijen memuncak karena Jion Tak menjawab pertanyaannya daritadi

"Saya Belajar tapi sekarang saya istirahat" Jawab Jion Dengan Bahasa indonesia Baku.

"Lo nanya gak bisa dijawab? Gak ada suara?" Tanya Sijen lagi.

"Udah rasa gimana perasaan gue tadi? Waktu lo cuekin terus?" Balas Jion simple.

Dasar! Kampret!

"Jen, dengkul lo masih sakit gak?" Mata Jion kembali terlihat khawatir membuat Sijen Canggung.

"Lo duduk disini yaa" Jion menuntun Sijen ke kursi. Dan posisinya skarang menjongkok.

"Gue harus kerja skarang" sijen Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya tak menghiraukan Jion.

"Jen. Masih sakit gak?" Tanya Jion lagi tapi tidak dijawab.

"Yaudah gue cabut aja. Bye.." pamit Jion meninggalkan Sijen.

Dasar kampret! Tadi katanya kalo gue ngomong dia bakalan bantu gue. Hisss! Udah gak usah pikir dia deh. Lanjut kerja Sijen Kamu harus Semangat

Tolong Vommentnya yaa😘

You Are My VirtueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang