Menunggumu di ujung lorong senja

118 5 0
                                    

Wahh tak terasa sudah sangat lama kita tak berbicara satu sama lain ya.
Sedih? Tidak ku rasakan lagi
Kepikiran? Hmm, hal itulah yang sampai saat ini masih aku pikirkan.
Aku memikirkan alasan sebenarnya dirimu meninggalkanku.
Move on?
Sampai saat ini , bahkan detik ini, sebenarnya aku masih sangat berusaha untuk melupakanmu dan memudarkan perasaanku padamu.
Aku sudah tak merasakan kesepian tanpa adanya dirimu, tetapi, di saat aku melihatmu sekilas, timbul lah sesak di dada yang entah kenapa tiba tiba terasa sakitnya hehe.
Aku menghindarimu sebisa mungkin ketika di kampus, tetapi sudah beberapa hari ini kita malah tersangkut satu kegiatan yang mengharuskan kita bertemu dan berkontak langsung.
Yang aku rasakan hanyalah sesak yang tak kunjung henti ketika kita bertemu.
Ahh! Rasanya aku tak ingin melihatmu lagi, karena sepertinya hati ini masih mengharapkanmu kembali :(.
Mulut memang dapat berbohong dan perasaan tidak dapat berbohong.
Rasa rasa seperti ini lah yang sangat aku benci.
Rasanya aku ingin cepat cepat menemukan penggantimu, agar hatiku tak berharap lagi padamu.
Sedih rasanya , kenapa harus seperti ini :(
Dan ada rasa trauma di hati ketika ingin dekat dengan orang baru.
Yang ku takutkan adalah mereka akan sepertimu, pergi meninggalkanku secara tiba tiba tanpa adanya alasan.
Memang seperti ini kah skenario yang di buat oleh cinta? Menawarkan sebuah kebahagiaan di awal cerita...
Aku sempat teringat ketika dulu aku menunggumu di lorong kampus, padahal hari itu sudah hampir senja. Aku menunggumu karena memang aku rindu padamu, dan seketika dunia berubah. Sudah tak ada lagi yang aku tunggu di ujung lorong kampus dengan wajah berseri seri karena menunggu pujaan hati datang
Berbeda sudah keadaan yang sekarang tanpa adanya dirimu, aku sedang berusaha untuk mengembalikan keceriaanku tanpa adanya dirimu

Dikala senja ku menanti harapan semuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang