二十一

940 280 22
                                    

twenty one;





setetes air mata lolos dari sudut mata guanlin. kaki jenjangnya tak kunjung berhenti melangkah, atau berlari lebih tepatnya. bercak darah dimana-mana; entah di kaus putihnya, tangannya, bahkan pipinya sekalipun.

bibirnya bergetar, dadanya terasa sesak, dan penglihatannya mengabur. ia mengerjapkan matanya berulang, berusaha untuk memperjernih penglihatannya, yang berakhir dengan air mata yang lolos dari sudut matanya.

"please, bertahan, sam."

bibirnya berkomat-kamit, menggumamkan beberapa kata untuk menyemangati lelaki blasteran itu, berharap ia mendengarnya walaupun samar.

mata samuel setengah terbuka, pandangannya tentu saja mengarah pada guanlin yang senantiasa menemani dirinya. guanlin berusaha untuk tersenyum seraya meremas tangan samuel, berusaha menguatkan walau tak banyak berbuah.

"g-gua.. k-korbanin diri gu..a.."

kecepatan langkah guanlin perlahan melemah, begitupula dengan pegangan tangannya pada tangan samuel. mata samuel perlahan menutup, tangannya terhempas ke samping begitu saja.

ia tertinggal, samuel telah berada jauh di depannya.

tidak, ia bukannya terlalu lelah untuk mengejarnya kembali.

hanya saja, ia merasa lemah melihat sahabatnya yang kesakitan seperti itu.

namun, ia sangat yakin jika ia melihat sahabatnya itu mengukir sebuah senyuman.

senyuman yang seakan berkata;

"gua udah bisa tenang sekarang. pada akhirnya, gua bisa berguna juga untuk menyelamatkan hidup orang lain."

to be continued.

;double yEYY

15th october 2017.

anonymous ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang