*Pov Zahra*
"Kamu cuma perlu lebih giat lagi buat latihan pasti kamu bisa lancar ngoperasiin aplikasinya, intinya cuma butuh waktulah".
Kata kata itulah yang tadi sempat dikatakan oleh guru lesku.
Dalam hati aku bergumam " ya aku harus lebih giat latihan lagi agar aku bisa selesai lebih cepat karena tahun depan aku sudah harus fokus dengan persiapan UN ku".
karena kelihatannya hujan akan segera turun, dengan langkahan kaki yang semakin kupercepat aku menuju kesebuah halte diseberang jalan.
*****
Ditemani hujan tak terasa sudah hampir satu jam aku menunggu di halte, tapi kenapa tak ada taksi yang lewat. Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat didepan aku berdiri.Kukira itu ayahku yang menjemputku, setelah kaca mobil terbuka ternyata itu bukan ayahku tapi seorang laki-laki seperti siswa sekolah pelaut lengkap dengan seragam pdh yang rapi.
Aku masih bingung dan berdiri dihalte itu mengapa mobil itu berhenti.
Sampai akhirnya laki-laki itu memanggilku, sambil sedikit berteriak karena hujan sangat deras sehingga suaranya tidak begitu terdengar jelas bila tidak berteriak.
"Ayo pulang bersamaku, hari makin sore hujan kelihatannya juga semakin deras dan kamu sendirian", ujar laki-laki itu.
"Aku masih menunggu taksi, sebelumnya terimakasih", singkat kujawab laki-laki itu.
Diapun terlihat mengambil sesuatu di jok belakangnya, setelah kulihat ternyata dia keluar dari mobilnya dengan membawa sebuah payung dan berjalan menuju halte tempatku berdiri.
"Ayo, gak usah bawel, semua taksi ga akan lewat sini karena jalan didepan sana banjir dan berbahaya buat mereka bawa mobilnya"
Dengan ketusnya di bilang aku bawel. Sebenarnya aku merasa jengkel baru pertama ketemu udah ngatain😑, tapi apa boleh buat hari makin sore dan jika aku tak segera pulang nanti ibu akan mengkhawatirkanku.
Dan akhirnya aku pun berjalan menuju kearah mobilnya dengan satu payung bersama.
***Didalam Mobil***
*Pov. Sandi*"Kamu gak curiga kalo aku orang jahat gitu?" celetukku pada zahra.
"Enggak" jawabnya singkat.
"Hey cewek aneh, rumahmu sebelah mana? Nanti aku cuman ngajak kamu muter-muter komplek ngabisin bensin gak jelas lagi"
"Dasar! Kenapa nolong kalo ujung-ujungnya gak ikhlas". Terlihat dia sangat marah dengan perkataanku tadi.
"Bukannya aku gak ikhlas, tapikan mubazir. Lagian kalo ceweknya cantik sih gapapa, lha ini ceweknya aja macam singa, hahaha". Sambilku mencandainya.
"Kamu tinggal lurus belok kiri rumah no.32 itu rumahku". Jawabnya dengan singkat dengan nada kesal.
"Siap nona" aku masih gemas untuk menertawainya hingga sampai saat dia hendak turun dari mobil.
Sesampainya didepan rumah zahra.
"Ini rumahmu?""Iya, Yaudah ya makasih buat tebengannya. Lain kali ga usah ngajakin kalo gak ikhlas" celetuknya ketus.
Saat dia membuka pintu mobil kakinya turun, padahal diluar hujan sangat deras.
"Heh zaaa.." belum selesai aku bicara. Dia sudah mengeluarkan kakinya dari dalam mobil. Dan alhasil sepatunya basah.
"Argggghh.. Ya ampun sepatu" ucapnya dengan nada makin kesal.
"Kan aku baru mau ngomong kalo diluar itu ujan. Lupa ya? Kalo gak ujan ngapain aku nebengin kamu". Dengan nada bercanda aku menjawabnya."gimana,? Mau dipinjemin payung gak? Atau mau ujan-ujanan aja hahahha"
"Ihh nyebelin banget sih, gatau kenapa ya aku anggep tiap hariku tu selalu bahagia, tapi beda banget sama hari ini kamu bikin buruk semuanya. Mana sini payungnya, aku udah gak betah sama cowok nyebelin kayak kamu, mana sini!" dengan crewet bak bicaranya tanpa spasi.
"Monggo ndoro ayu wkwkwkkw"
Dengan kesal dia mengambil payung yang kusodorkan lalu dia pulang dan masuk gerbang rumahnya dengan raut wajah yang masih kesal. Dan aku pun mulai melaju pulang menuju kerumahku dengan mobil yang kukendarai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS MY SAILOR
RomanceReviana Zahra Magenta sang penanti kerinduan dan Arsandi Barayudha penakluk ombak samudra. Lika-liku kisah cinta dimulai dari kesalahpahaman, konflik kejadian sampai berakhir dengan kebahagiaan menjadi isi dari cerita miss my sailor. jangan lupa ber...