*Pov. Zahra*
Sejak dinner malam itu aku jarang memiliki waktu bersama dengan Sandi. Kadang aku merasa rindu ketika malam datang. Aku sering berfikir "apa dia juga kangen aku ya?", "dia sekarang disana lagi ngapain ya?", "ya ampun dia sekarang apa kabar?". Tapi aku kembali teringat bahwa dia pergi juga demi kebahagian kami kelak.
Lamunanku dibuyarkan oleh ibu yang tiba-tiba membuka Pintu kamarku dan memasuki kamarku yang bernuansa serba biru itu.
"Ra, kamu denger ibu panggil kamu gak sih dari tadi?"
"Ya ampun bu, Zahra gak denger".
"Pasti nglamun ya?, makanya jangan kebayakan nglamun ra cuma gara-gara rindu gak tersampaikan hahahaha"
"Ibu apa-apaan sih, kayak tau tau aja".
"Gak usah kamu kasih tau ibu juga udah tau kok, ya kali kalian yang biasanya hampir tiap hari ketemu sekarang buat ketemu aja harus nunggu libur semester dulu"
"Walaupun buat Zahra itu berat tapi gapapalah bu Zahra bakal ngejalanin semua, diakan kayak gini juga buat masa depan kami bu"
"Hemm terserahlah Ra, Ibu sama Ayah mah manut-manut aja jadi orangtua, asal bisa buat kamu bahagia apapun keputusan yang kalian ambil ibu sama ayah insyaallah ridho dan dukung"
"Makasih ya bu".
Seketika itu aku terharu meneteskan beberapa airmata di pelukan ibu. Dan saat itu pula semangatku untuk tetap menantinya disini semakin dalam dan rinduku mulai bisa kukendalikan. Saat-saat seperti inilah yang sering membuatku yakin bahwa suatu saat penantianku ini tak akan pernah sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS MY SAILOR
RomanceReviana Zahra Magenta sang penanti kerinduan dan Arsandi Barayudha penakluk ombak samudra. Lika-liku kisah cinta dimulai dari kesalahpahaman, konflik kejadian sampai berakhir dengan kebahagiaan menjadi isi dari cerita miss my sailor. jangan lupa ber...