Oh Sehun

129 42 11
                                    

Ini gue

Nama gue Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nama gue Sehun.

Gue baru delapan belas tahun.

Gue enggak sekolah.

:((

Gue putus sekolah.

Karena biaya :((

Gue tinggal sama emak dan dua adek gue yang masih pada bocah.

Gue sehari-hari jualan gorengan.

Bantuin emak gue.

Seperti biasanya tiap subuh gue sama emak udah sibuk didapur.

Gue bantuin emak motongin sayuran buat bikin bakwan.

Gue juga ngerendam toge pake aer panas buat isian tahu.

Gue ngiris sayuran, emak bikin adonan terigunya.

Gue juga ngiris potongan cabe rawit buat bikin tahu isi pedas.

Jam enam pagi semuanya udah mateng.

Gue isi ulang botol saos.

Tak lupa juga dengan cabe rawitnya.

Kan yang beli ada yang suka pake saos ada juga yang pake cabe rawit.

Ada juga yang minta dua duanya.

Bangke ya.

Gue gantungin botol saos di pinggang gue.

Emak gue udah nata aneka gorengan pake nampah.

"Mak. Sehun pergi mak. "

Gue Salim ke emak gue.

Minta restu ye.

Gue bawa nampah isi gorengan diatas kepala gue.

Gue pergi buat jualan.

"Taahuuu iisiii. "

"Bakwan cireng jalaaang koooteee. "

"Masih angeuut. "

Gue nyusurin tiap gang. Door to door juga.

"Bakwan bakwaaan.  Masih angeuut. "

"A. Gorengan a. "

Hamdalah.

Ada yang manggil gue.

Gue masuk ke teras rumahnya.

Gue simpen nampah gue didepan dia.

"Tahu isinya pedes gak a? "

"Pedes ceu. Cabenya ekstra lah. "

"Bagus Bagus. Masih maratusan a? "

"Dua rebu tiga ceu. Tahu isi serebuan. "

"Eh. Kok naek? "

"Minyak mahal ceu. Elah. "

"Hmm. Sepuluh rebu campur a. "

"Siap ceu. "

Gue masukin aneka gorengan ke dalam plastik bening yang udah gue sediain.

"Cabe apa saos ceu? "

"Saos aja a. Cabean tapi ya. "

Kan.

Bangke.

"Makasih ya ceu. "

"Iya. Besok sini lagi ya a. "

"Siap ceu. "

Gue naikin dagangan gue ke atas pala gue lagi.

Lanjut jualan.

Gue menyusuri setiap sudut jalan. Nawarin gorengan gue ke orang-orang yang lewat.

"Gorengan gorengan bakwan tahu cireng angeuuut. "

"A gorengan a. "Tawar gue.

"Bu gorengan bu. Tahu isi bakwan masih anget. "

"Bakwan bakwan jallaaaaang koooteeee. "

Gue tawarin juga dari rumah ke rumah.

Eh.

Ada yang lagi asyik itu bu ibu. Lagi ngambilin kutu rambut anaknya.

"Bu. Gorengan bu. Jalang kote. "

"A sini a. "

Hamdallah.

Gue nyamperin itu gerombolan buibu sama anaknya yang udah kusut aja rambutnya. Diambilin para kutu di rambutnya itu.

"Gorengan bu. Dua rebu tiga. Tahu pedesnya serebuan. "

"Ih mahal. "

Jih.

"Minyak mahal bu elah. Ini juga ukurannya gede gede bu. Bakwannya nih. Mantap. "

"Jalang kotenya berapaan? "

"Seribu juga itu. Isinya banyak. "

Duh buibu

Pada beli tapi genit ama gue.

Bangke.

Beginilah hidup gue gaes.

Penjual gorengan keliling.

Nyari duit buat makan.

Buat biaya adek adek gue juga.

Biarlah gue aja yang putus sekolah. Adek gue jangan.

Gue pengen setidaknya adek adek gue lulus SMA lah minimal.

Biar bisa nyari kerja yang lumayan.

Jangan kayak gue.

:((

SederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang