Buku Ameera sisa satu ya dengan cover baru. Yuk segera miliki bisa beli wa aja : +62 822-1377-8824 harga 75k blm ongkir.
Sudah tersedia juga ebook di playstore buku link : https://play.google.com/store/books/details?id=wsxJDwAAQBAJ
Versi pdf bisa di beli wa : +62 822-1377-8824
****
"Dasar pembunuh, pergi dari sini pembunuh!"
kalimat itu terus terngiang di pendengaran Ameera merasuk ke dalam mimpinya, ingin membuka matanya pun sangat sulit, keringatnya mengalir deras ia mencengkram sperai tempat tidur sampai kusut, mimik wajah nya sudah memucat.
"Tidak, aku tidak bersalah." Igau Ammera tersengal segal dengan nafas yang memburu.
"Ameera bangun!" teman sekamarnya bernama Lussi menguncang tubuhnya hingga akhirnya Ameera bisa membuka matanya, Ameera terlonjak duduk, ia menyentuh dadanya, detak jantungnya berpacu cepat. Lussi bergegas mengambil air putih ke dapur tidak lama ia kembali menyerahkannya pada Ameera.
" Mimpi buruk lagi?" tanya Lussi memperhatikan sahabatnya itu yang sudah selesai minum meletakan gelas kosong di atas meja nakas.
"Hemm..hanya mimpi." Kata Ameera tersenyum tipis menatap Lussi.
"Tapi tiap malam kau selalu mengigau, memang ada sesuatu yang mengganggu fikiranmu?" tanya Lussi penasaran, Ameera tidak pernah mau berbagi beban apa yang di pikul wanita itu, Ameera sedikit tertutup dengan masalah pribadinya berbeda dengan Lussi yang selalu menceritakan apapun pada Ameera tidak ada yang di tutupinya.
"Sungguh aku baik saja hanya bunga tidur, aku tidak memikirkan apa pun, sebaiknya kita tidur lagi besok harus bangun pagi menyiapkan keperluan majikan kita." Kata Ameera kembali berbaring meringkuk dalam selimutnya.
Lussi menghela nafasnya ia kembali ke ranjangnya bersebrangan dengan Ameera, berbaring mencoba tidur lagi.
Ameera membuka matanya ia melirik pada ranjang Lussi, sahabat nya itu sudah tertidur, Ameera menatap langit langit kamarnya, pertanyaan Lussi mengganggu fikirannya. bukan ia tidak mau berbagi keluh kesahnya namun kalau ia menceritakan tetang mimpi yang berkaitan dengan masa lalu nya Ameera tidak yakin Lussi masih mau menganggapnya sahabat.
Sudah satu tahun berlalu tapi kejadian itu terus menghantui tidur Ameera, selama ini tidak lah mudah menjalani hidup di cap sebagai pembunuh bahkan buronan polisi. Ameera harus bersyukur kepada Tuhan setidaknya selama satu tahun ini polisi tidak bisa mengedus keberadaannya, kini Ameera sedikit tenang bekerja sebagai pelayan di rumah tuan Adri dan nyonya Vironica, mereka pasangan suami isitri yang terpandang dengan memimpin perusahan di bidang tekstil, majikan nya sangat baik memperlakukan Ameera makanya Ameera betah bekerja dsini. bahkan tuan Marva putra kedua dari majikannya sangat ramah pada Ameera sering kali bila tuan Marva pulang dari meeting luar kota ia selalu membelikan sesuatu untuk Ameera. kadang Ameera tidak enak hati karena beberpa pelayan seolah tidak senang bila tuan Marva memperlakukannya sedikit berbeda dari pelayan lainnya hanya Lussi yang mengerti Ameera, sering sahabatnya itu dengan candaannya menggoda Ameera sangat cocok berdampingan dengan tuan Marva.
Hanya saudara tertua dari pasangan majikannya yang tidak pernah di lihat Ameera menurut Lussi yang lebih dulu bekerja tuan Arkana tugas di luar kota, Ameera sedikit terkejut mengetahui dari Lussi tuan Arkana menjabat sebagai polisi, tapi Ameera berusaha tenang ia tidak ingin terlihat mencurigakan lagian tuan Arkana tidak tinggal di sini lagi, ia akan pulang bila ada waktu, itu pun bisa di hitung jari dalam satu tahun.
Ameera memejamkan matanya sebelum ia larut dalam mimpi nya ia hanya berdoa semoga mimpi buruk itu tidak terulang lagi dan Ameera minta besok kehidupan yang lebih baik akan menyambutnya dengan suka cita.
🍃🍃🍃
Pukul 4 dini hari Ameera sudah siap dengan pakaian pelayan nya, ia menatap Lussi yang baru bangun dari tidur.
Lusi mengucek matanya memperhatikan jam dinding, ia mengernyit heran menatap Ameera.
"Ini baru jam 4 pagi Ameera." kata Lussi.
"Ia aku tau, tapi aku tidak bisa tidur biar aku membersihkan sebagian ruangan dulu." Kata Ameera keluar dari kamar.
ia melangkah ke dapur mengambil alat kebersihan suasana masih sepi karena para pelayan akan beraktivitas jam 5, tugas Ameera disini hanya membersihkan ruangan lantai atas dan kamar putra majikannya, ia melangkah gontai menaiki anak tangga menuju ruang keluarga, Ameera sebenarnya masih ngantuk tapi entah kenapa setelah terbangun dari mimpi itu ia tidak bisa tidur kembali.
Ameera mulai membersihkan ruangan itu yang memang sudah bersih, jadi ia tidak terlalu lelah, kemudian ia melanjutkan ke kamar tuan Marva.
Ameera membuka pintunya tanpa menyadari seseorang yang berdiri tidak jauh darinya memperhatikannya.
"Tuan!" Ameera sedikit terlonjak hampir saja gangang sapu terlepas dari tangannya.
"Hai, sepagi ini kau membersihkan kamarku?" Tanyanya sambil tersenyum ramah.
Ameera tersenyum kecut ia tidak tau tuan Marva sudah pulang dari luar kota, dan bodohnya ia masuk tanpa permisi.
"Maaf, aku tidak tau tuan sudah pulang, kalau begitu biar aku bersihkan ruangan yang lain." Kata Ameera ingin berbalik.
"Kau boleh membersihkan kamar ku Ameera selama aku mandi, aku baru sampai jadi tidak mengapa." Kata Marva berbalik masuk ke dalam kamar mandi.
Ameera menghela nafas segera membersihkan ruangan kamar pria itu yang di desain warna corak biru malam, dengan teliti Ameera menglap meja dan beberapa perabotan di kamar tuan Marva.
"Ehhmm.."
suara deheman tuan Marva membuat Ameera berbalik menatap pria itu, Ameera menuduk malu di hadapannya tuan Marva hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di sekeliling pingangnya, otot tubuhnya terpahat sempurna wajah yang tegas dengan hidung mancung dan mata sedikit sipit, rambut hitamnya yang masih basah terlihat sungguh mempesona bagi siapa saja yang melihat penampilannya sekarang.
"Kamar nya sudah aku bersihkan tuan, aku permisi dulu." Kata Ameera masih menunduk ingin keluar dari tempat itu.
saat Ameera membuka pintu tangan Marva menahan daun pintu agar tidak bisa di buka.
" Tu..an." Ameera sangat gugup.
" Jangan befikir negatif, aku ada sesuatu untuk mu, tunggu jangan keluar dulu." kata Marva melangkah ke meja mengambil sebuah kotak berukuran sedang ia membawanya menghampiri Ameera.
"Ini untuk mu." Kata Marva.
"Apa ini tuan." tanya Ameera menyambut kotak itu.
"Hanya gaun biasa untuk mu." Jawab Marva.
Tuan Marva selalu seperti ini kadang Ameera ingin menolaknya tapi ia takut mengecewakan tuan Marva.
"Tuan kenapa tuan sangat baik padaku?" Tanya Ameera spontan.
Marva terkekeh mengusap atas kepala Ameera.
"Karena aku ingin Ameera, sekarang kau kembali bekerja simpan hadih ku di kamarmu, aku ingin berpakaian terus tidur." Kata pria itu.
Ameera mengangguk ia bergegas keluar dari kamar tuan Marva, ia menatap kotak itu, hadiah lagi dari tuan Marva kalau pelayan lain tau pasti Ameera akan kena sindir lagi. Ameera bergegas menuruni anak tangga setengah berlari ke kamarnya, ia membuka pintu masuk menaruh kotak itu ke dalam lemari pakaiannya.
"Kenapa kau terlihat gugup?" tanya Lussi yang sudah berpakaian seragam kerja memperhatikan aneh pada sahabatnya itu.
Ameera hanya diam ia duduk di tepi tempat tidur menormalkan nafasnya sejenak.
"Hadiah dari tuan Marva lagi?" tanya Lussi.
"Lussi diam nanti ada yang dengar." Kata Ameera menoleh pada sahabatnya itu yang terkikik geli.
Lussi mendekat duduk di samping Ameera merangkul bahu nya.
"Biarkan mereka dengar bisa bisa nnti ada jantungan kalau mereka tau kelak kamu di persunting tuan Marva." Kata Lussi.
"Jangan terlalu banyak bercanda."Kata Ameera melepaskan rangkulan Lussi memilih melanjutkan pekerjaannya.
"Aku kan bicara fakta, mereka aja sirik dengan kamu." gerutu Lussi kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/124881237-288-k347515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera (Series) √
RomanceRomance (Sebagian isi cerita sudah di tarik, tersedia versi buku dan ebook di playstore) Aku mencintai tapi tidak di cintai. Aku benar tapi di salahkan.