hembusan udara dingin menerpanya membangun kan Ameera dari tidurnya. Ameera mengucek matanya memperhatikan sekelilingnya. ia ketiduran di ruang perpustakaan, setelah membersihkan ruangan ini Ameera malah tertarik untuk membaca salah satu novel dan ia larut dalam mimpinya, Ameera bergegas mengambil alat kebersihannya, menutup jendela yang terbuka lalu meninggalkan ruangan itu, ia melangkah lebar menuju dapur, suasana rumah terlihat sepi karena majikan nya sangat pagi sekali berangkat ke luar negri dan para pelayan yang lain sudah beristirahat di kamar mereka masing masing.
Ameera memperhatikan lampu sudah di nyalakan, ini sudah hampir malam kenapa bisa ia ketiduran terlalu lama mungkin karena malam tadi ia tidak bisa tidur hingga matanya terlalu lelah.bruk
Akkhh
tubuh Amera terhuyung kebelakang, alat kebersihan yang di bawanya berantakan ke lantai ia pun terjatuh dengan bokong tehempas sangat kuat hingga Ameera meringis kesakitan.
"Maaf!" suara serak seorang pria membuat Amera mendongkak kan kepalanya, tatapannya bertemu dengan sepasang manik mata hitam pekat yang memperhatikannya.
tangan pria itu terulur ingin membantu Ameera berdiri. tanpa rasa ragu Ameera menyambut uluran tangan itu, padangan nya masih terkunci dengan tatapan pria itu.
siapa dia. batin Ameera bertanya. pria paling tampan pernah Ameera temui, pria di hadapannya ini tidak hanya memiliki mata setajam elang namun wajah dan fostur tubuh nya sangat sempurna.
"Kau pelayan baru disini? " Tanya nya membuyarkan lamunan Ameera.
Amerra mengejap kan matanya, ia tersenyum samar menundukan kepalanya sedikit.
"Iya tuan aku baru satu tahun bekerja di sini." jawab Ameera.
"Oh! Kenapa jam segini masih bekerja, para pelayan lain sudah beristirahat." tanya pria itu lagi.
"Aku ketiduran tadi di ruang perpustakaan tuan." Kata Ameera.
"Kembali lah ke kamar mu."Katanya melalui Ameera.
Amera menoleh pada pria itu menatap punggungnya dari kejauhan. siapa pria itu? mungkin kah teman tuan Marva?
Ameera menghela nafasnya ia membereskan alat kebersihannya. melanjutkan langkahnya ke dapur.
Setelah semua sudah beres Ameera kembali ke kamarnya, pintu di buka perlahan, terlihat Lussi yang duduk di kursi menghadap cermin memperhatikan Ameera yang melamun lalu duduk di tepi tempat tidur.
Lussi mengernyitkan keningnya heran, ada apa lagi dengan Ameera tidak biasanya terlihat lesu.
"Kamu sakit Ameera?" Tanya Lussi, Ameera menggeleng.
"Terus kenapa bengong, lagian kenapa kamu baru kembali ke kamar, tugas kita sudah berakhir jam 6 sore." Tanya Lussi.
"Aku tadi ketiduran di ruang perpustakaan." jawab Ameera menatap sahabatnya yang terlihat rapi dengan gaun nya.
"Kau mau kemana?" Tanya Ameera.
"Aku mau kencan bentar sama Dani." Jawab Lussi sambil tersipu malu.
"Dani si supir baru itu?" Tanya Ameera penasaran.
"Iya, kamu benar." Sahut Lussi mendekati Ameera mencubit hidung mancungnya. "Aku tidak akan lama, paling jam 9 sudah pulang." lanjutnya mengambil tas kecilnya lalu ingin beranjak keluar.
"Tunggu Lussi." Ameera mwnghentikan langkah Lussi.
" Ya, ada apa? kamu mau nitip sesuatu biar nanti aku belikan." Tanya Lussi.
"Bukan , aku ingin bertanya tadi aku tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pria asing yang sebelumnya tidak pernah aku lihat berada di rumah ini." Kata Ameera.
Lussi mengernyitkan keningnya berfikir sejenak siapa pria yang di maksud Ameera.
"Pria itu mempunyai manik mata yang hitam pekat dan tatapannya sangat tajam." Kata Ameera hampir berbisik.
"tuan Arkana." Kata Lussi spontan.
Ameera hanya terdiam, entah kenapa jantung nya berdetak kencang saat nama itu di sebutkan Lussi.
"Dia sudah kembali?" Tanya Ameera hampir berbisik.
"Sepertinya, soalnya sekilas aku dengar dari pelayan lain tuan Arkana sudah kembali sudah satu tahun terakhir dia tidak pulang." Kata Lussi.
Ameera menganggukan kepalanya, tidak salah lagi mungkin itu benar tuan Arkana.
"Aku pergi dulu takut kemalaman." Kata Lussi melangkah keluar dari kamar.
Ameera membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur ia menatap langit langit kamar nya. ada perasaan takut menggelayut hatinya.
tuan Arkana seorang polisi bagaimana kalau pria itu nanti mengenali Ameera yang seorang buronan polisi karena tuduhan kasus pembunuhan suaminya.
kenangan buruk itu berputar ke belakang, detik detik dimana Ameera menghunuskan belati ke perut suaminya.
"Tidak! "Ameera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia menangis, tubuhnya gemetar.
selama ini Ameera di hantui rasa ketakutan luar biasa tapi hati kecilnya berteriak ia tidak bersalah. ia terpaksa menghabisi suami kejam yang tidak memberikan haknya pada Ameera.
Ameera sudah bersabar selama dua tahun mendampingi Juan tapi semakin lama kelakuan Juan semakin menjadi memperbudak dirinya.
🍃🍃🍃
Ameera sudah selesai mandi mengenakan daster tidurnya, perutnya berbunyi, ia kelaparan, siang tadi pun ia melewatkan makan nya, Ameera membuka laci meja nakas mengambil sebungkus mie instan, ia menatap jam dinding yang menunjukan pukul 9 malam Ameera kefikiran dengan Lussi jam segini sahabatnya itu belum pulang, mungkin di jalan macet.
Ameera keluar dari kamar ingin memasak mie walau di dapur banyak makanan di lemari pendingin yang tinggal di panaskan saja entah kenapa malam ini Ameera hanya ingin memakan mie rebus.
dapur sangat sepi Ameera berkutat sendiri memasak mienya, tidak perlu menunggu waktu lama, mie rebusnya sudah matang yang di taruhnya di mangkuk, Ameera membawanya ke meja makan ia terlonjak hampir saja mie yang di bawanya tumpah.
pria yang menabraknya berdiri memperhatikannya.sejak kapan pria ini berada di sini. batin Ameera bertanya.
"Kamu sedang apa?" Tanya pria itu mendekati meja makan melirik mangkuk yang berisi mie.
"Aku mau makan tuan." Jawab Ameera.
"Mie instan tidak baik untukmu biasakan lah mengkonsumsi makanan sehat." Kata pria itu menggeser kursi dan duduk.
kenapa pria ini duduk di sini, Ameera semakin merasa cangung.
"Buatkan aku kopi." perintahnya.
"Baik tuan." Ameera berbalik membuatkan segelas kopi untuk pria itu lalu tidak lama ia kembali meletakannya di atas meja.
"Ini kopinya tuan." Kata Ameera mengambil mangkuk mienya ingin makan di dalam kamar saja.
"Kau mau kemana, duduk dan makan disini." kata pria itu.
Ameera tidak kuasa menolak siapa dia hanya pelayan ia takut tuannya tersinggung kalau ia sebenarnya malu makan satu meja dengan putra majikannya.
Tanpa berkata apapun Ameera duduk di kursi menyuap mienya.
sampai suapan ke lima mangkuk mienya di rebut pria itu, yang membuat Ameera tidak percaya pria itu menyuap mie ke dalam mulutnya.
"Ternyata enak." katanya.
"Tuan, aku.." Kata Ameera mengantung.
"Panggil aku Arkana, nama ku Arkana Avish." kata nya.
Ameera terdiam menatap wajah tampan pria itu yang tersenyum tipis, tatapan matanya memang sangat tajam namun berbeda dengan prilakunya yang menurut Ameera pria yang ramah.
"Kalau kau masih lapar aku lihat di lemari pendingin ada makanan kau bisa menghangatkannya." Kata Arkana berdiri membawa mangkuk mie itu, melangkah menjauh dari dapur.
Seulas senyum terukir di sudut bibir Ameera. tuan Arkana teryata seorang pria yang baik berbeda dalam fikiran Ameera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera (Series) √
RomanceRomance (Sebagian isi cerita sudah di tarik, tersedia versi buku dan ebook di playstore) Aku mencintai tapi tidak di cintai. Aku benar tapi di salahkan.