Bab 1

4.2K 52 0
                                    

Jam sekolah berakhir lebih pagi dari biasanya. Karena para guru akan melakukan rapat dinas di kantor pusat pendidikan. Hal itu tentu saja di sambut gembira oleh para siswa. Terbebas dari segala mata pelajaran yang selalu membuat mereka pusing, nikmat mana lagi yang para siswa dustakan untuk hari ini.

Begitupun dengan sekelompok siswa laki-laki yang sejak tadi sudah heboh.

"kita ke Balai kota yuk men. Gue denger hari ini ada pertunjukan kuda lumping di sana"aldo langsung antusias mengajak ke 2 rekannya melihat pertunjukan kuda lumping di balai kota dekat tempat tinggalnya.
"boleh tu. Mumpung ada waktu nih. Jarang-jarang kan kita punya waktu free kayak gini"sahut Alan yang sejak tadi bersandar di pinggiran meja. "gimana ken? Lo ikut gak?" alan melirik arken yang sejak tadi masih fokus dengan buku komiknya.

Pemuda berwajah dingin itu melirik sekilas sebelum akhirnya mengangguk pertanda setuju dengan usul 2 sahabatnya itu. Buku komikpun ia simpan ke dalam tas. "jangan kelamaan. Gue harus jemput adek gue nanti" kata arken beranjak sambil menyampirkan tas dipunggungnya.

"siiip"aldo mengangkat jempolnya dengan bersemangat.

Ke 3nya pun bergegas pergi. Dengan menaiki motor sport masing-masing mereka menyusuri jalanan kota yang cukup ramai. Meski tak seramai pagi dan sore hari saat jam sibuk, tetap saja lalu lintas terbilang cukup padat.

Jarak antara sekolah mereka dan balai kota cukup jauh. Jika menggunakan kendaraan umum bisa memakan waktu hingga 45 menit lebih. Tapi jika menggunakan motor mungkin tak sampai 30 menit sudah sampai.

Mereka mengendarai motor dengan kecepatan wajar. Sampai akhirnya segerombolan pengendara motor mulai mengepung mereka. Awalnya Arken alan dan aldo merasa heran karena motor motor itu terus mengikuti. Namun Arken yang berjalan di belakang aldo dan alan sadar jika mereka adalah anak-anak dari sma 21 yang tak lain adalah rival mereka.

"hei. Berhenti lo " seorang dari mereka bahkan berusaha untuk membuat aldo terjatuh. Namun sama sekali tak di gubris ke 3nya.

"budek lo ya. Berhenti woy" teriak orang itu yang kini melajukan motornya sejajar dengan Arken.

Tanpa di duga arken langsung melarikan motornya dengan kecepatan tinggi. Diikuti alan dan aldo.

Anak-anak motor itu tentu terkejut dan langsung bergegas mengejar ke tiganya.

Aksi kejar kejaran tak dapat dihindari. Beberapa pengguna jalan hampir menjadi korban karna tindakan berbahaya mereka. Bahkan tak sedikit yang mengumpat.Bukan Arken tidak menyadari dengan tindakannya ini. Hanya saja menghindari mereka untuk saat ini adalah yang terbaik.

"ken gimana nih. Mereka ngejar terus"teriak alan

"kita pecah aja. Ketemu di Balai kota nanti "seru arken yang langsung berbelok ke arah jalan pintas di dekat pasar yang baru saja mereka lewati. Sementara aldo dan alan tetap melewati jalan raya.

Namun sial bagi arken. Anak-anak itu ternyata memilih mengikutinya. Alhasil dia terkepung. Tapi bukan berarti ia tak bisa lolos. Dengan gesit dan lihai arken berhasil melewati mereka dengan mudah.

Melewati persawahan yang luas dan sepi membuat kecepatan motor yang ia kendarai semakin menggila. Arken sendiri cukup cemas karena anak-anak itu semakin mendekat.

Motor itu terus membawanya menghidari kejaran para siswa itu, melewati rumah penduduk dan jalan yang menjadi akses antar desa.

Menyadari bahwa posisinya tidak menguntungkan arken memilih untuk kembali melewati jalan raya. Ia berfikir akan lebih aman. Karena meskipun ia tertangkap nantinya banyak orang yang berlalu lalang dan mungkin akan menolongnya.

Kekasih Halalku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang