Who is He?

130 5 0
                                    

Seorang gadis berlari dengan tergesa-gesa menuju kekoridor kelas sebelas IPA. Sampai-sampai buku yang ia pegang jatuh satu persatu. Dan akhirnya ia pun harus memungut bukunya yang berjatuhan. Dasar payah. Siapa lagi jika bukan dia? Grace Hawaningsih, Perempuan terceroboh seantero SMA Sriwijaya.

Namun disamping ceroboh, ia memiliki aura yang selalu ceria dan bahagia. Wajar saja yang berada didekatnya seketika langsung friendly, karena Hawa memang asik diajak berteman sebab senyumnya yang tulus, tawanya yang lembut dan apapun yang ia perbuat tidak akan membuat orang sakit hati.

Tapi berbeda dengan kedua sahabatnya, Seno dan Kesya. Mereka berdua malah selalu merecoki Hawa yang menurut mereka 'terlalu' baik itu untuk jangan 'terlalu' baik kepada semua orang. Karena mereka takut, Bukannya berteman, orang itu hanya akan memanfaatkan Hawa. Dan mereka berdua tidak mau itu terjadi kepada Hawa. Tapi ucapan Seno dan Kesya tidak pernah diindahkan Hawa.  

Setelah beberapa detik berlari, akhirnya Hawa pun sampai dikelas yang berpapan XI IPA 3 diletakkan tepat diatas pintu kelas. Hawa masuk dengan tampang lega, entah apa yang ia khawatirkan.

Seno melihat wajah Hawa yang masih pagi sudah bercucuran keringat itu menghampirinya dan bertanya,"Lo abis dikejar setan, Wa?" Hawa menoleh dan mendelik pada Seno.

"Ya nggak lah! Enak aja, gue tadi buru-buru aja kekelas. Soalnya, gue pikir tadi gue telat." Jelas Hawa. Seno mengangguk dan menoleh kearah Kesya yang sedang menghapus papan tulis yang tidak sempat dihapus oleh petugas pikat kelas yang bertugas kemarin.

"Kecap! Nggak usah rajin-rajin amat kali,"celetuk Seno sambil terkekeh. Kesya menoleh sambil mendelik sebal kearah Seno. Hawa yang memperhatikan kelakuan Kedua sahabatnya itu hanya bisa tersenyum kecil.

Hawa membuka tas ransel dan mencari buku tugas Kimianya. Berulang kali mengobrak-abrik isi tasnya, ia kemudian menjatuhkan semua isi tasnya kelantai. Seno dan Kesya yang awalnya sibuk dengan kegiatan mereka berdua itu terusik dengan bunyi benda-benda jatuh. Seno dan Kesya menoleh kearah sumber suara dengan ratapan bingung.

Kesya menghampiri Hawa yang sibuk menghamburkan buku-bukunya dilantai.

"Kenapa Wa?"Tanya Kesya

Wajah Hawa yang baru saja kering oleh keringat kini bercucuran keringat untuk kedua kalinya. Ia buru-buru keluar dari kelas meninggalkan Kesya yang masih menatap kearah pintu lalu menoleh kearah Seno yang juga menatapnya. Tentu saja tatapan mereka bisa ditebak. Kesya menatap kembali kearah pintu masih dalam keadaan jongkok.

"Hawa, Hawa."kemudian ia kembali menatap kearah Seno yang masih menatapnya,"Bukunya jatuh lagi." Ucap Seno dan Kesya bersamaan.

***

Berulang kali Hawa meruntuki dirinya dalam hati. Kenapa bukunya bisa jatuh lagi? Ia selalu saja ceroboh dalam hal apapun. Dan sekarang entah kemanakah bukunya terjatuh. Ia berulang kali bolak-balik dari koridor kelas sepuluh IPA sampai kelas dua belas IPS. Dan berulang kali juga ia digoda-goda oleh para siswa, entah itu adik kelas, seangkatan, maupun kakak kelasnya. Namun, Hawa hanya menganggap godaan mereka angin lalu. Karena yang terpenting baginya adalah BUKU KIMIANYA HARUS KETEMU!!!

Bego, bego, bego! Runtuknya dalam hati. Ia benar-benar putus asa sekarang. Dan sebentar lagi bel jam pelajaran pertama akan berbunyi. Dan masalahnya, Guru Kimianya itu terkenal sangat killer. Tapi ia sudah lelah mencari keberadaan bukunya.

Adam & HawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang