Air Mata Dua Perempuan

5 1 0
                                    

Perempuan mana yang tidak bahagia jika memiliki pasangan seorang pria tampan, mapan, penuh kasih sayang dan dapat diandalkan? Raisha atau biasa dipanggil Icha memiliki kebahagian itu bersama Sultan meski Suaminya bukan tipe pria romantis.

Empat tahun menjalani rumah tangga bersama Sultan, belum pernah pria itu memberikan kejutan untuk ulang tahun Icha ataupun hari pernikahan mereka, mengucapkan selamat saja tidak! Hanya Icha saja yang melakukannya. Walaupun begitu, Icha tidak merasa sedih, karena sebagai gantinya Sultan selalu mengucapkan terimakasih sambil mencium seluruh wajahnya di hari itu dan hari kelahiran putra mereka, Akmal. Jika mengingat hal itu Icha selalu tersenyum sendiri layaknya remaja yang sedang kasmaran dan dia selalu menunggu datangnya hari-hari penting yang membuatnya meleleh dan bertekuk lutut kepada Sultan.

Beberapa hari ini Suaminya bersikap begitu manis terhadap dirinya. Mulai dari membelikannya tas bermerek yang awalnya dilarang oleh Sultan, menonton bioskop hingga makan malam berdua saja.

Icha merasa sangat bahagia,  namun ada hal lain yang membuat sebagian hatinya merasa resah dan sangat khawatir. Wanita itu berpikir, mungkin Sultan melakukan hal romantis tersebut untuk menyenangkan hatinya sebelum pria itu meninggalkannya. Pikiran buruk itu terus menghantui Icha terlebih saat ia mendengar percakapan Suaminya dan Sahrul.

Icha membenci malam itu, malam disaat ia dan Sultan berkunjung ke ruman Paman Suaminya. Ia menyesal karena mengikuti kata hatinya untuk pergi ke kamar Sahrul karena penasaran dengan keperluan Sultan. Andai dirinya tetap menemani Bibi Mia, maka telinganya tak perlu mendengar pujian suaminya untuk perempuan lain. Andai dirinya bisa mengendalikan rasa penasarannya, maka hatinya tidak akan merasakan sakit seperti ditusuk benda tajam mendengar pengakuan cinta Suaminya untuk Nabila.

Nabila, kenapa harus nama dan orang yang ia kenal yang dicintai oleh Suaminya dan Sahrul? Kenapa Nabila selalu menjadi penghalang bagi kebahagiaannya? Dulu, waktu Icha menyukai Sahrul, ternyata pria itu malah menyukai Nabila, bahkan mereka telah berpacaran. Dan sekarang, ia baru tahu bahwa gadis yang menolak pinangan Suaminya adalah Nabila.

Sebenarnya Icha ingin jujur pada Sultan bahwa ia mendengar percakapan pria itu dengan Sahrul dan meminta penjelasan. Namun, ia tidak berani, rasa takut melandanya ketika pikirannya kembali membayangkan hal buruk tentang Sultan yang memutuskan berpisah dengannya lebih cepat jika ia menuntut penjelasan tentang pengakuan pria itu.

Bagi Icha, cukup sekali dia merasakan patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan terhadap Sahrul. Kali ini ia akan bersikap egois agar Suami yang ia cintai tetap berada di sisinya, karena bagi Icha, Sultan adalah perantara untuk kebahagiaannya. Ia tidak ingin bernasib sama dengan Ibunya, diceraikan oleh Ayahnya karena pihak ketiga. wanita itu berniat menyelesaikan permasalahan hatinya besok.

1♥1♡

Keberadaan cucu kembar dari keponakannya membuat Karunia sedikit terbantu untuk menghibur kesedihan anak gadisnya yang tengah patah hati. Namun demikian, putrinya menerima perjodohan yang ditawarkan oleh dirinya dan suaminya tapi, dengan syarat anaknya itu tidak ingin bertemu dengan calon suaminya sebelum mereka sah menjadi suami-istri. Dan, yang lebih mengejutkannya lagi, Nabila meminta agar pernikahannya dipercepat.

Nabila menolak dengan tegas usulan Ayahnya untuk melakukan ta'aruf terlebih dahulu. "Sesuatu yang baik harus disegerakan. Bukankah kata Bunda, pria itu telah lama menyukai Nabila?" Ucapnya waktu itu dengan mata sembab.

Alasan Nabila mengajukan permintaan seperti itu adalah agar dirinya bisa segera menghilangkan perasaan cintanya pada Sahrul. Gadis itu tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, ia juga tidak ingin lagi menunggu terlalu lama untuk menikah. Nabila sudah jera!

Jika perempuan lain ingin dengan cepat melupakan orang yang dicintai dengan cara memilih menyibukkan diri, maka tidak dengan Nabila. Sudah tiga hari Nabila mengurung dirinya di dalam kamar, bahkan toko perlengkapan bayi miliknya, Karunia yang mengurusi. Gadis itu hanya keluar di pagi hari ketika sedang memasak, bersih-bersih rumah, mandi dan makan saja.

Satu HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang