Satu Dua Tiga

3 1 0
                                    


Nabila tersenyum menatap pria di sebelahnya yang masih terlelap dalam tidurnya. Nikmat lain yang Allah berikan selain hidup dan kesehatan di hari ini.

Ada niatan untuk membangunkan pria yang telah resmi menjadi suaminya beberapa hari ini, namun tak kunjung ia lakukan.

Sahrul Hamzah. Ya, dialah pria yang membuat Nabila menjadi gadis paling bahagia di dunia hanya dengan satu kalimat yang pria itu ucapkan dengan tegas, lantang dan tanpa pengulangan di depan para undangan meski saat acara sakral itu Nabila jatuh pingsan.

Gadis yang genap berusia 26 tahun sejak dua hari setelah hari pernikahannya itu tidak menduga bahwa takdir Allah untuknya begitu indah dengan sedikit rencana dari keluarganya. Kenyataan yang sangat menyenangkan. Alhamdulillah.

Nabila melirik sebentar ke ponselnya untuk melihat jam. Sudah enam menit berlalu sejak ia bangun, itu artinya ia kelebihan satu menit untuk membangunkan Hubbynya.

Belakangan ini Nabila sangat mengusahakan untuk bangun lebih awal dari Sahrul yang sepertinya akan ia lakukan seterusnya, alasannya agar gadis itu bisa mengamati setiap inci wajah suaminya yang terlelap. Dan beruntungnya hari ini posisi Sahrul menghapad ke arahnya, jadi Nabila tak perlu repot untuk menyanggah kepalanya.

Nabila bisa saja memandang Sahrul lebih lama jika ia ingin, namun gadis itu hanya memberikan waktu pada dirinya sendiri untuk mengamati suaminya yang tertidur selama lima menit. Meski ia sangat mencintai suaminya tetap saja rasa cintanya tidak boleh lebih besar dari Penciptanya.

Dengan lembut Nabila membelai pipi Sahrul, tak ada pergerakan dari suaminya. Tangannya beralih mengguncang bahu Sahrul, namun hasilnya tetap sama. Sahrul seakan tidak terganggu, tidak biasanya? Suaminya adalah tipe orang yang mudah di bangunkan, Nabila pernah menyentuh bulu matanya di hari pertama setelah pernikahan mereka dan pria itu langsung membuka mata.

"Kenapa cara ngebanguninnya kasar sekali?" Keluh Sahrul saat matanya terbuka karena usaha istrinya yang mengguncang bahunya cukup kasar.

"Kamu sendiri kenapa bangunnya susah, tidak seperti biasanya?" Nabila balik bertanya.

Sahrul tersenyum mendengar jawaban serta pertanyaan istrinya, bukan dirinya yang tidak seperti biasanya melainkan cara istrinya yang tidak seperti biasa ketika membangunkannya.

"Yang seperti biasanya seharusnya ini mendarat di sini." Sahrul menjawab pertanyaan Nabila sambil meletakkan telunjuk kanannya di bibir istrinya kemudian beralih pada pipinya sendiri, tanda bahwa pria itu ingin dicium oleh gadisnya.

Jangan beranggapan Sahrul seseorang yang mesum. Tidak, dia tidak mesum hanya saja pria itu telah terbiasa bahkan sangat senang dengan cara Nabila saat membangunkannya. Di hari kedua setelah menjadi pasangan halal, istrinya dengan berani mencium pipi kirinya untuk membangunkannya dan itu berlanjut ke hari berikutnya.

Dengan patuh Nabila segera mencium pipi Sahrul, bahkan tanpa disuruhpun gadis itu dengan senang hati akan mencium pipi suaminya. Ingat, Nabila hanya berani mencium Sahrul di pipi saja, selebihnya tidak, sebab ia mengkhawatirkan kondisi jantungnya yang berdetak sangat cepat saat hendak mencium pipi kekasih halalnya itu.

"Assalamu'alaykum, hubby." Ucap Nabila dengan senyum manisnya.

Tak ingin kalah dengan pesona Nabila, Sahrul juga tersenyum dan menjawab salam istrinya.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi wabarakaatuh, Humairah." Sejak menikah, Sultan telah mengubah sapaannya kepada Nabila dari Anggun menjadi Humairah.

Kini, hanya Ayah dan Kakek Nabila saja yang memanggil dirinya dengan namanya sewaktu bayi, Anggun.

Akhirnya cara Nabila membangunkan Sahrul sudah seperti biasanya dan sapaan mereka yang terdengar romantis lagi berpahala mengawali hari pasangan pengantin baru itu.

Satu HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang