Samantha POV
You know what? Aku disuruh niall untuk masuk dalam Shield. sungguh niall adalah kakak terbejat dalam hidupku.
Dan kemarin dia perhatian terhadap diriku. Tapi sekarang! Rasanya pengen di jejelin cabe tuh muka dia!
'Samantha! Hey! Mm..how's your day?' oh itu paul.
'Hei paw! Had a bad day.' ucapku menyapa paul dengan baik.
'Oh begitu..karna kau sudah menjadi bagian dari kami, kau mempunyai target. Jangan kaget ya.' ujarnya.
Apaan sih? Siapa targetku sebenarnya?
'Islan Payne.' What the! Target yang harus kubunuh adalah sahabat ku sendiri??
'Bohong kau paul! Yang benar saja aku harus membunuh sahabatku sendiri! Impossible!' ucapku terkekeh gak jelas
'Islan mempunyai kakak betul bukan? Kakaknya mengasihkan kepadanya sebuah gelang. Dan jika kau melihat gelang itu baik-baik. Kau pasti akan tahu gelang itu berbentuk apa.' ujarnya
'Berbentuk angka 7. Memang kenapa??' aku sudah sangat penasaran saat ini. Apa yang disembunyikan islan dariku.
'Ya! Tepat sekali! 7 Misi, 7 Senjata canggih, 7 mobil rampasan, 7 tindikan, 7 tatto. Kau bergaul dengan orang yang salah sam.'
'Bahkan kau mempunyai tindikan juga.' lanjutnya.
'Tapi paul, ini karna niall yang memintaku! Bukan islan!' bentakku kasar
'Kau yang memaksaku sam. Jadi! Islan meminta niall untuk menyuruh menindik telingamu!' ujarnya sambil menyenderkan tangannya di mobil.
'Kau tau apa dari kehidupanku?? Hah?? Jangan sok tau jadi orang paul!' aku langsung meninggalkan paul sendirian.
Meneteskan air mata. Itulah yang pertama kali keluar. "Shield bego! tolol! mengapa ia mengetahui semua jalan kehidupanku! Bajingan!" gumamku kecil
Jalan ku terhenti karna Niall. Apa lagi sih! Males banget ngeliat terong-terongan ini!
'Samantha. Kau harus ikut aku sekarang. Juga!' dia menarik tanganku kasar.
'Ada apa ini?? Ni! Lepasin gak!' teriakku sambil mencoba untuk menggubris tangan niall.
'Ini tentang si kriting amsyong ituu! Cepet gak!' niall menggeret tanganku ke mobilnya.
Sampailah di mobil, niall melajukan mobilnya sangat cepat.
'Ah lama! Pegangan lah adik kecil.
Demi si kriting itu aku harus melakukannya!' tukas niall yang ingin memencet tombol NOS.
oh my god. Demi apa? Aku butuh paul disini. Kalau niall tak bisa mengendalikannya bagaimana?
Niall membuatku masuk angin atau gimana? Anginnya sepoi-sepoi lagi. Ok. Masuk angin, im coming.
Dan tiba-tiba mobil niall tak terkendali. Uh! Kubilang apa! Tancep gas aja udah cepet. Apalagi NOS.
'Biar aku yang mengemudikannya niall! Kau ini!' aku berpindah tempat jadi ke tempat pengemudi.
'Maaf aku memberimu masuk angin kakak cakep.' ucapku terkekeh dan langsung mengemudikannya.
Untung jalan ini sepi. Dengan cepat, aku melakukan drift. "Hoyy! Ban ku nanti botak!!" niall menginjak rem sekaligus menginjak kakiku
'Tolol!! Sakit anjrit!!' aku langsung menanmpar pipi niall secara spontan.
'Awww! Sakit bodoh!' dia meringis sambil memegangi pipinya yang merah karna kutampar.
'Lagian! Pake nginjekk!'
'Yaudah! Jalankan mobilnya. Sok nge-drift segala!' aku masih menatapnya tajam
'Jalananin mobilnya jalang!! Harry udah keburu mati kalo gini!' Mati