Chapter 2 : Welcome Jakarta

10 0 0
                                    

Tepat jam 2 Siang Reina sudah tiba dikota kelahiran nya. Dulu 5 tahun ia tinggal disini dan sudah lama ia tak berkunjung kesini lagi semenjak ia pindah ke bengkulu.

Kota ini banyak sekali perubahan. Mulai dari pembangunan gedung gedung yang sekarang lebih banyak. Jalanan yang macet. Pokoknya padat sekali jakarta sekarang.

Reina pun mencari abangnya yaitu aldo. Yang katanya akan menjemputnya dibandara hari ini. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang.

Reina terus mencari abangnya. Tapi nihil tak ada. Dan akhirnya reina memutuskan untuk menelpon abangnya tapi tidak diangkat.

"Lu kemana sih bang" gumam reina kesal karena cuaca hari ini sedikit mendung. Dan sepertinya akan turun hujan.

Dan jika ia naik taksi ia tak tau kemana ia harus pergi. Karena alamat kos kosan reina belum diberitahu oleh abangnya.

"Reina ya?" Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak reina dan menanyakan reina. Reina pun langsung menoleh.

"I--ya, ini siapa ya?" Tanya reina bingung karena ia tak mengenal siapa pria itu. Ia takut jika pria itu macam macam kepadanya. Karena disini ia adalah orang asing dan ia pun tak mengenal siapapun disini kecuali abangnya.

"Hm, saya temen dari abang kamu, kata pak aldo saya suruh menjemput kamu disini, ia tak bisa karena ada pasien yang harus ia tangani secepatnya, dan istrinya pun sedang meeting. Jadi saya suruh menjemput kamu untuk mengantarkan ke kos"an kamu." Jelasnya panjang lebar menjelaskan reina yang terlihat bingung.

"Oh iya saya ade nya bang aldo, yasudah ayo." Ucap reina yang langsung membawa kopernya tetapi tiba tiba kopernya dibawa oleh pria yang tak ia kenal itu.

Sebenernya reina takut dengan pria yang tak ia kenal ini. Tapi kalau ia menunggu abangnya menjemput pasti akan lama dan cuaca juga sudah mendung. Dan reina pun tak tau daerah sini. Tapi sepertinya pria ini orang baik terlihat dari tutur kata ia menjelaskan.

"Saya bawakan saja ya mba." Tawar pria itu kepada reina.
"Oh tidak usah, saya bisa membawanya sendiri" tolak reina halus.

"Oh tidak apa apa mba, saya memang ditugaskan oleh pak aldo,dan sepertinya mba juga capek, jadi lebih baik saya bwakan saja ya, tenang saya tak akan membawa koper ini pergi atau mencurinya mba hehe" pria itu terkekeh sungguh sangat manis sekali.

Reina pun hanya mengangguk lalu berjalan canggung karena ia pun tak mengenal siapa pria yang berjalan disampingnya ini.

Dan saat mereka sudah dimobil. Terjadi awkard. Pria itu fokus menyetir. Dan reina fokus dengan pikirannya siapa pria ini.

"Kalau boleh tau, bang aldo sekarang ditugaskan di rumah sakit mana ya?" Tanya reina basa basi agar tidak terjadi kecanggungan.

"Pak aldo berkerja dengan saya dirumah sakit medika harapan mba." Reina pun hanya beroh ria. Ia ingin menanyakan namanya siapa tapi ia malu.

"Oh iya mba sendiri kuliah atau kerja?" Tanyanya sekarang karena mungkin pria itu tak mau dicap sombong.

"Oh saya kuliah sambil kerja." Jawab reina. Entah kenapa detak jantungnya berkerja dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Oh sama seperti saya"

"Loh memang mas belum lulus kuliah? Mas kan sudah menjadi dokter" ucap reina bingung.
"Saya ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi mba selagi saya mampu. Ya walaupun saya lebih sering di perkerjaan daripada pendidikan karena saya sudah S2." Ucapnya panjang lebar yang masih fokus menyetir

"Btw, tolong jangan panggil saya mba ya hehe, saya kurang suka dipanggil mba."
Ucap reina jujur karena ia semakin canggung jika ia dipanggil mba.

"Lalu saya memanggil mba apa? Eh kamu."
Tanyanya bingung dengan ucapan yang keceplosan memanggil reina mba. Reina hanya terkekeh geleng geleng kepala.

"Panggil saja saya dengan nama. Bisa reina bisa kirei." Ujar reina.
"Yasudah saya panggilnya reina bagaimana?" Tanyanya.

"Boleh juga mas, lalu saya memanggil mas siapa?" Reina pun balik bertanya. Karena ia pun bingung memanggilnya apa.

"Panggil aja alzam rei" oh jadi namanya alzam. Nama yang bagus seperti orangnya eh gimana batin reina.

"Saya panggil mas alzam atau pak alzam aja ya? Saya rasa mas alzam lebih tua dari saya bahkan sudah mempunyai istri jadi saya bisa panggil bapak juga." Ujar reina sambil membawa kata istri.

"Mas alzam saja rei, kalau bapak terlalu tua hehe, duh rei siapa juga yang sudah mempunyai istri. Segitu terlihatnya tua kah saya?". Deg.

Tiba tiba jantung reina berdetak kencang. Sungguh ia sangat malu teryata alzam belum mempunyai istri tetapi mungkin saja sudah mempunyai tunangan.

"Eh enggak kok mas hehe, kan saya kirain doang hehe, mas alzam masih terlihat muda kok sama seperti bang aldo walaupun sebentar lagi ia akan memiliki anak."

Alzam hanya terkekeh mendengar reina. Ia padahal baru sebentar bertemu dengan reina. Tapi ia sangat nyaman dekat dengannya. Mungkin karena reina asik.

Karena sebelumnya alzam adalah sosok pria yang gila dengan perkerjaannya. Dia adalah pria yang dingin dan cuek dengan perempuan mana pun. Padahal umurnya sekarang sudah menginjak usia 24 tahun tetapi ia sama sekali tak berniat untuk mencari istri terlebih dahulu.

Jangankan istri pacar pun tidak di miliki alzam.

Tinggalkan jejak kalian😘😚😜.

ALREITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang