Chapter 3 : Lunch First

10 0 0
                                    

"Maaf rei kita makan siang dulu ya, maaf jika saya sangat lancang sama reina, tapi saya lapar tapi kalau reina tidak mau ikut dengan saya, reina bisa tinggu disini sampai saya selesai makan." Ujar alzam sebenarnya ia tak enak.

"Hm saya ikut mas alzam aja saya juga lapar belum makan lagi setelah sarapan." Reina pun memutuskan untuk ikut mengisi perutnya disebuah restoran di jakarta.

Tetapi hujan mulai turun rintik rintik. Dengan cepat alzam menarik tangan reina mengajaknya berlari menuju restoran.

Tangan nya mengenggam erat tangan reina. Reina hanya diam saja tetapi melalui genggaaman tangan ia seperti ada aliran masuk yang membuat jantung reina berdetak kencang.

Saat mereka sudah sampai di restoran. Alzam langsung melepaskan tangan reina mungkin karena tidak enak sudah lancang memegang tangan reina begitu saja.

"Maaf rei saya tidak sengaja" ucapnya yang terlihat merasa bersalah. Tetapi reina malah sedikit kesal karena alzam melepaskan tangannya begitu saja.

"Gapapa kok," reina hanya tersenyum dan pelayan pun datang akhirnya mereka memesan minuman dam makanan yang mereka sediakan direstoran ini. Lalu pelayan itu pergi.

Reina pun langsung mengecek ponselnya begitupun alzam karena pasti akan terjadi awkward.

Teryata diponsel reina terdapat 5 buah pesan. 1 pesan dari nomor tidak dikenal. 2 pesan dari abangnya. 2 pesan dari mamahnya.

Bang aldo :
De maaf ya gua ga bisa jemput lu, gua ada urusan mendadak karena ada pasien yang harus gua tangani dengan cepat dan nabila lagi ada meeting maaf ya dek

Nanti lu dijemput sama temen gua. Dia baik kok, nanti dia bakal nganterin lu sampai kos baru lu. Kalau ada apa apa bilang gua.

Reina sebenarnya kesal kepada abangnya karena menelantarkan dirinya ditengah kota besar yang sama sekali ia tak tau tempat ini.

Tapi abangnya tak sepenuhnya menelantarkan dirinya karena ia mengirimkan sosok indah pahatan tuhan yang sekarang berada di depan reina. Eh apaan si. Batin reina.

Mamahku :
Sayang? Hati hati dijalan ya kalau udah sampai kabari mamah.

Kamu tunggu bang aldo sampai jemput kamu ya kamu jangan kemana mana nanti kamu diculik.

Sungguh sebenarnya ia sudah rindu kepada mamahnya padahal baru beberapa jam yang lalu berpisah.

Dan reina pun langsung membalas pesan dari mamahnya.

Kireina :
Maaf mah, baru bales reina tadi lupa cek hp. Reina udah sampai dengan selamat kok mah. Tapi abang ga jemput rei katanya ada urusan mendadak ini aja dijemput temennya.

Dan ia beralih melihat siapa nomor  yang tak dikenal itu.

0856×××××× :
Maaf mba reina dimana ya? Saya sudah diparkiran mba.

Reina tak mengenal sama sekali pesan ini. Akhirnya reina pun membalas.

Kireina :
Maaf saya lagi direstoran. Mas siapa ya?

Saat reina membalas tiba tiba ponsel alzam berbunyi. Dan alzam pun langsung membuka pesan masuk. Tetapi alzam malah tertawa dan gelrng gelrng kepala melihat kelakuaan wanuta didepannya ini.

"Mas kenapa ketawa? Lagi chat sama pacarnya ya, aciee" goda reina tetapi alzam malah tambah tertawa. Reina pun semakin bingung dengan pria di depannya yanga aneh tetapi sangat tampang.

"Lagi kamu lucu rei, itu nomor saya, kamu save kalau kamu mau ada berkepentingan."

Reina yang tadi membalas pesan itu dengan kata kata yang aneh dan polos. Hanya menundukan kepalanya karena malu. Pipinya merona menahan malu.

Tiba tiba seorang pelayan membawa pesanan reina dan alzam. Reina pun bersyukur karena dapat menghentikkan malunya itu.

"Udah jangan dipikirin, saya cuman bercanda saja kok rei, hehe lagian kamu lucu sih" ujar alzam terkekeh lalu ia langsung menyantap makanan yang dipesannya tadi dan reina pun menunduk kembali sambil memakan juga.

"kalau boleh tau mas tinggal dimana?" Tanya reina yang memecahkan awkward.

"Saya tinggal di rumah pribadi di jakarta timur." Ucapnya menjelaskan.
"Teryata kita satu daerah ya mas hehe" ucap reina terkekeh.

"Iya bahkan kos'an kamu itu dekat dengan rumah saya." Ucap nya lagi.
"Oh ya?" Reina tak percaya bahwa mereka itu 1 daerah bahkan berdekatan.

"Iya, bahkan yang mencari kos'an kamu itu saya disuruh aldo." Reina tak percaya lagi. Sungguh pria didepannya ini sangat baik ingin membantu aldo karena kesibukkannya yang sangat padat.

"Makasih ya mas, maaf ngerepotin mas alzam mulu, saya jadi tidak enak" ucap reina karena ja merasa tidak enak walaupun bukan ia yang meminta tetapi abangnya yang sangat sibuk itu.

"Iya gapapa, saya ikhlas bantu kalian berdua, lagipula aldo kan sibuk banget, apalagi ia sudah berumah tangga." Ujar alzam.

"Iya memang bang aldo akhir akhir ini sibuk banget, ditambah dia akan mempunyai anak, hehe mas alzam kapan nikah bang aldo aja udah" goda reina kepada alzam. Entah kenapa yang digoda malah terkekeh.

"Mau nikah sama siapa saya? Sama kambing? Calonnya aja belum punya." Ucap alzam terkekeh.

Reina yang memdengarnya pun kaget. Cowo setampan alzam. Bahkan sudah mapan. Suskses baik pintar tetapi belum mempunyai calon. Cakep cakep gini.masa gaada yang mau sih. Batin reina.

"Saya sedang mencari istri bukan pacar lagi sekarang, saya sudah tidak mau bermain main lagi dengan cinta saya ingin serius ke jenjang yang lebih serius bukan hanya sekedar cinta monyet saja rei." Sambungnya.

Reina hanya diam tertegun dan kagum dengan sosok di depannya ini sungguh jarang sekali ia menemukan sosok pria dewasa seperti alzam ini.

"Padahal mas alzam ini cakep pinter mapan sudah sukses pula, pokoknya perfect. Pasti banyak perempuan yang menginginkan mas alzam. Memang nya mas alzam tidak berminat memilih satu?"
Ujar reina mmeuji sambil menanyakan karena ia ingin tahu lebih dalam tentang pria yang baru ia temui beberapa jam yang lalu.

"Yang mau sih banyak rei hehe, tapi gaada yang pas, saya takut mereka hanya manfaatin saya saja." Ucap alzam.

"Hehe rei udah jangan bengong mulu, yuk kita pulang." Ajak alzam. Dan reina pun hanya mengangguk dan berjalan dibelakang alzam.

"Mas tapi hujannya derese gimana dong? Gaada payung lagi." Ucap reina mengeluh saat sudah diloby restoran jarak loby dengan parkir mobil alzam cukup jauh.

Alzam pun langsung melepas jaket nya yang tadi ia pakai. Lalu ia langsung mengakatnya diatas kepala reina dan dirinya

"Ayo" ajak alzam. Tetapi reina hanya diam saja.

"Rei ayo" reina pun tersadar dari detak jantungnya yang tak terus berdetak kencang. Reina langsung merapatkan tubuhnya kepada alzam. Sungguh ia sangat nyaman dengan perilaku alzam kepadanya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALREITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang