Siksa sampai akhir

34 1 0
                                    

Mortus berdiri beranjak pergi keluar gudang, ia pergi mencari air, setelah menemukan air dia pun pergi menuju gudang tempat dimana ia mengikat rebbeca tadi, setelah ia masuk kemudian di siramkannya air ke rebbeca, sontak rebbeca pun tersadar sambil darah mengalir dari kepala melewati wajah.

rebbeca pun menangis dia berteriak mintak tolong secara lantang penuh ketakutan, melihat apa yang sedang di alaminya, tapi percuma, karna suara musik di aula terlalu keras.

Sambil tersenyum mortus berkata Mortus : “teriaklah sesukamu, teriakanlah ketakutanmu, teriaklah,, teriak,, hahahaha”
rebbeca : “ada apa dengan mu?, aku mintak maaf, tolong lepaskan aku” mortus  : “ hah... ada pa dengan ku? Maaf? Kenapa kamu mintak maaf” rebbeca  : “iya aku tau karna aku menuduh mu mau memperkosa ku” mortus  : “ting-tong, jawaban anda salah” Pluk.. pluk.. pluk... suara paku yang di pukul mortus menancapkan tangan rebbeca ke atas kursi, rebbeca pun berteriak kesakitan , menangis, seperti terpisah daging dan kulitnya.

Mortus tertawa melihat rebbeca, rintihan kesakitan dari rebbeca seperti suara musik yanng indah baginya.
Dia mortus kembali berkata
Mortus : “hahahahaha,,, rebbeca oh rebbeca, senior yang cantik, rebbeca oh rebbeca, hahaha”
rebbeca  : “apa salahku bajingan, dasar kau sycho” Kembali kepala rebbeca di hantam palu oleh mortus, mortus marah, mukanya semakin merah urat-urat di kepalnya terlihat jelas seperti akan keluar, air ludah pun keluar saat menghatamkan palu ke kepala rebbeca, mortus sambil berteriak mengatakan
“kamu ingin tau kenapa rebbeca, hahh kamu ingin tau?”
Sambil duduk di atas paha rebbeca yang terikat di atas kursi, mortus menyayat pipi rebbeca dengan pisau, kembali mortus tertawa lepas mendengar jeritan rebbeca. “hahahaha.... suara mu begitu indah rebbeca, aku suka suara jeritan kesakitanmu”

Mortus berdiri membelakangi rebbeca & darah semakin banyak mengucur dari kepala rebbeca yg menutupi seluruh wajah, tangan di paku pada kursi yang mengikatnya,  suara rebbeca pun sudah pelan terdengar, nafasnya pun berat tak beraturan & akhirnya rebbeca pun meninggal.

Mortus membalikan badan ke arah rebbeca & dia mortus tersenyum melihat kematian rebbeca, bahkan dia berkata,   “rebbeca oohh rebbeca, begitu cepat kau mati, aku belum puas rebbeca, hahahaha, bukankah kau ingin tau alasan ku menyiksa mu, baiklah ku beritahu, aku benci warna pink yang kau pakai”    

Mortus menampar rebbeca sambil berteriak “rebbeca apakah kau dengar yang aku katakan barusan”  

 Menghela nafas mortus berkata dengan tenang “sudahlah, sekarang aku harus pergi rebbeca, selamat tinggal rebbeca, kakak kelas ku yang paling cantik” Mortus beranjak keluar dari gudang meninggalkan rebbeca yang masih terikat sudah meninggal.

Kira-kira 3 langkah keluar dari gudang mortus teringat sesuatu dan dia kembali ke dalam. apakah yang teringat oleh mortus, apakah dia akan menghilangkan jejak rebbeca?

Ternyata mortus teringat kalau dia sedang di suruh bapak kepala sekolah mengambil bendera sekolah. mortus masuk kembali ke gudang untuk mengambil bendera, setelah bendera di ambil mortus melihat ke arah rebbeca, dan dia menendang rebbeca yang masih terikat ke kursi sampai jatuh “gubrak”.

Mortus pergi meninggalkan gudang beserta rebbeca yang malang.

pshyco game in schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang