ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ Dulu, saat Zelda masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, dia sering sekali berkhayal kalau dia nanti akan bertemu seorang pria tampan, mapan, pintar, berwibawa, dan baik hati, seperti pangeran yang ada di cerita dongeng yang selalu dibacakan Ibu kepadanya setiap malam sebelum tidur.
Sampai sekarang juga masih sama, hanya saja cukup dengan "pria tampan, pintar, dan waras", hanya itu. Namun agaknya khayalannya itu lebur sia-sia bagai istana pasir di tepi pantai tersapu badai ombak yang berasal dari laut.
Saat menginjak Sekolah Menengah Atas, hari pertama ajaran tahun baru dimulai, Zelda bertemu dengan seorang pria yang tampan, tinggi, sepertinya pintar, tetapi dia sinting. Sepertinya.
Zelda bertemu pria ini pertama kali di papan pengumuman kelas untuk siswa-siswi baru. Pria ini berdiri di samping Zelda, sama-sama menatap secarik kertas yang tertempel pada papan hijau besar sembari berkata, "Zelda, ya?"
Zelda melirik ke pria tersebut lalu kembali menatap daftar, "Iya."
Sang pria tersenyum simpul, "Boleh aku ramal? Nanti kita akan bertemu lagi."
"Oh ya?" Dan setelahnya, Zelda pergi meninggalkan pria itu sendirian karena sudah menemukan kelas yang ditetapkan untuknya.
Sialnya, ramalan itu benar. Ya, benar sekali karena mereka satu kelas, dan duduk bersebelahan.
Terlalu malas untuk membalas uluran tangan, Zelda lebih memilih menatap tangan dengan jari panjang milik Soobin dan berkata, "Raveena Zelda Elvarette."
Soobin tersenyum lalu menyimpan kembali tangannya, "Nama yang cantik, sama seperti orangnya."
Zelda menoleh, menatap Soobin yang juga sedang menatapnya. Cowo sinting dari belahan bumi mana lagi ini bodoh?
"Boleh ku ramal lagi? 3 tahun kedepan kita akan terus bersama, bahkan selamanya."
[ "Juli 2018,hanya sebuahramalan, atau takdir?Siapa yang tahu?" ]
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
