Raka mendekati Ana, pacarnya. "Na, itu temen kamu kan?."
Mereka sedang duduk di taman sekolah. Raka menunjuk laki-laki yang sedang bermain volly, Reyhan. Dia adalah cowok yang kemarin ngeboncengin Ana pas pulang sekolah.
"Temen kok"
"Temen kenapa harus sedeket itu Na?"
Ana menoleh ke arah Raka. "Raka, dulu kita juga pernah berteman dan sedekat itu""Ana, tapi ini beda. Itu dulu sebelum masing-masing punya status pacaran. sekarang aku pacar kamu, kamu pacar aku."
Ana nenarik nafas terlebih dulu. "Raka, kamu tau? Dia orang yang suka sama aku sebelum kamu suka sama aku. Dia orang yang rela melepas aku, demi aku bahagia sama kamu."
"Shit. Kenapa lo mau dulu sama gue?". Raka mengubah aku-kamu menjadi gue-lo dengan mudahnya. Bahkan itu kata itu langsung meluncur begitu saja dari mulutnya.
"Karena dulu aku nyaman sama kamu dan aku hanya anggap dia cuma temen, bahkan sahabat Rak" Ana menundukkan kepalanya, dan meremas rok abu-abunya.
"Apa lo masih nyaman sama gue sekarang Na? Apa lo masih suka sama gue sekarang? Apa lo masih sayang gue na sekarang?" Raka sudah tidak tahan lagi. Emosinya sedang memuncak sekarang.
"Udah ngobrolnya? ayok Na" Tiba-tiba Reyhan datang, dan langsung memotong pembicaraan mereka. Reyhan menarik tangan Ana untuk pergi.
"Eh lo!. Jelasin kenapa lo bisa ngambil Ana dari gue?" Kata Raka sedikit teriak. Reyhan berbalik badan dan mendekati Raka.
"Asal lo tau, dia sering nangis gara-gara lo terlalu sering diemin dia di sekolah, lo sering acuhin dia di sekolah, lo sering ga anggap dia pacar di sekolah. Dan lo ga pernah nunjukkin bahwa kalian pacaran di sekolah!" Kata terakhir Reyhan benar-benar di tekan. Reyhan dengan sorot mata yang tajam, sedangkan Raka dengan tangan yang mengepal keras.
Raka mengambil nafas dan di keluarkan perlahan. Dia tidak mau perempuan yang dia sayang ini dapat emosi darinya. Dia berbicara sedikit keras. Karena Ana berada di sekitar 5 langkah dari Raka.
"Na, Hubungan ga perlu diumbar kayak gitu. Kita juga pernah janji kan kalo backstreet. Tapi mungkin sekarang enggak lagi. Hubungan itu ga perlu semua orang tau kalo kita pacaran, asal gue sayang elo, lo sayang gue udah cukup. Gue percaya sama lo, lo percaya sama gue juga udah cukup" Sialnya, Raka memakai kata gue-elo lagi.
Ana berbalik menatap Raka tajam tetapi juga sendu. "Tapi Raka, gue ga mau pacaran kayak gitu. Gue mau jadi pacar kayak orang lain. Yang selalu bahagia kalau di deket pacarnya. Gue mau di anggap pacar sama pacar gue. Gue mau semua orang tau bahwa gue adalah pacar seseorang. Gue wanita Raka, gue juga butuh perhatian dan perlindungan kayak orang lain. Gue juga wanita, yang mau bisa bahagia tanpa tertindas apapun" Ana menangis di hadapan Raka. Ralat, di hadapan Raka dan Reyhan. Tanpa sadar Ana memakai gue-elo.
"Maaf kalo cara gue salah" Raka mendekatkan diri ke Ana. Jika bisa, dia ingin memeluk perempuan ini agar tangisnya berhenti. Atau mungkin, menutupi tangisnya dari semua orang dengan bahu lebarnya.
"Maaf kalo sekarang gue suka sama Reyhan, Maaf kalo sekarang gue nyaman sama Reyhan, maaf kalo sekrang gue sayang sama Reyhan. Jangan salahkan gue kalo sekarang gue lebih milih sama orang lain, karena itu semua juga dari kesalahan yang lo perbuat. Ma-ma-maaf juga kalo kata gue kayak gini. Raka, maaf kita...." Tangis Ana semakin jadi. Tidak ada suara tapi air mata semakin mengalir deras.
"Iya na. Gue hargai keputusan lo. Dan sekali lagi gue minta maaf". Raka menghela nafas dan tersenyum ke Ana, walaupun Ana tidak melihat itu.
××××
"Lo putus? Gila lo dari 3 SMP. Lo udah mau 3 taun bro!!. Kudu putus?" Dani menatap Raka tidak percaya. Rumornya, jika hubungan tidak di perlihatkan katanya akan awet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Periwinkle
Teen Fiction1. Aku mengagumimu selama 18 bulan 2. Aku mencintaimu selama 6 bulan 3. Aku di tinggalkanmu selama 84 bulan. Jihan - Hai Raka. Apa kamu yakin aku hanya dijadikan sebagai pelarianmu saja? Atau bahkan sebagai perempuan yang berguna ketika hanya untuk...