Throwback

25 2 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, Levia jadi semakin penasaran dengan sosok Dennys. Ia mungkin tak begitu ingin cari tahu tentang kehidupan pribadi Dennys, karena ia bukan fans fanatic. Ia hanya ingin tahu, bagaimana cara yang tepat untuk menaklukan hati mangsa barunya ini. Levia menyadari, mungkin untuk menaklukan hati Dennys tak akan semudah menaklukan hati para korban-korban nya terdahulu.

Namun, seiring berjalannya waktu Levia merasa bahwa ada yang lain dari Dennys. Ia tak lagi ingin menjadikan Dennys korban berikutnya, ia hanya tertarik untuk masuk kedalam dunia Dennys yang tampak misterius dan ekspresi nya yang datar memancing Levia untuk melukiskan tawa permanen di paras Dennys.

                           #throwback#
     *saat Levia dan Andrian belum putus*

"Kak!!!" teriak seorang gadis yang melambai lambaikan tangan nya kearah Levia yang sedang mengendarai motornya.

Levia mencari sumber suara, ketika ia tahu bahwa itu adalah sepupunya Febby ia langsung mendatangi nya dipinggir jalan raya tempat Febby berdiri.

"Ngapain lu disini? Harusnya kan lu udah di asrama. Jam 3 sore masih keluyuran make seragam sekolah, dasar cabe-cabean SMP" ejek Levia yang sembari melirik kearah tas yang dibawa Febby.

"Lu mau kemana? Tas kok gembung gitu? Isinya apaan? Mau kabur lu? Bilangin tante ah. Lu ga boleh kabur lu, gua laporin mama juga, biar langsung berangkat ke Jakarta besok pagi. Mau lu?"

"Udah bacotnya? Sekarang giliran Febby yang ngomong. Jadi gini, pulang sekolah tadi Febby ke rumah temen dulu bentar ada urusan, selesai dari sana Febby langsung pulang kerumah Tante ngambil baju bersih buat stok di asrama. Tadi niat Febby mau naik angkot ke asrama nya, tapi liat ada kakak. Jadiiii... Mau kan? Anterin Febby? Hehehe" jelas Febby sembari mengharap agar kakak sepupunya itu mau berbaik hati mengantarkan nya keasrama sebelum ia terlambat untuk latihan rutin di asrama.

"Naik cepet, ntar lu telat latiannya kalo kelamaan disini. Tas lu tarok depan aja sini, biar lu duduknya ga risih" ucap Levia sembari menghidupkan kembali motornya.

Tanpa menunggu lama, Febby langsung menuruti perintah Levia.

Levia memang salah satu orang yang sangat peduli dan pengertian terhadapnya semenjak Ayah nya meninggal dunia karena serangan jantung, sekarang Ibu dan Adiknya berada di Jakarta tinggal bersama sodaranya yang ada disana. Febby juga akan menyusul kesana saat ia sudah menyelesaikan pendidikan SMP nya disini.

***

"Udah sampe goblok! Betah banget meluk-meluk gua. Lu kenapa? Sakit?" ucap Levia sembari berbalik badan kearah Febby.

"Enggak kok, iya iyaaa ini Febby lepasin" ucap febby sembari melepas pelukannya dan turun dari motor.

"Udah sono kekamar, ganti baju, yang semangat latiannya" ucap Levia sembari menepuk-nepuk pelan kepala Febby, lalu sedikit melirik ke dalam asrama

"Siappp bos!!" ucap Febby semangat dan langsung berlari menuju kamarnya.

Merasa ada yang janggal, Levia pun belum bergegas dari tempatnya.

"Emang ya tu anak, udah dianterin ga pake terimakasih. Malah tas nya ditinggalin aja disini" gerutu Levia.

"Ini asrama kaga ada satpam nya yak? gerbang ke buka lebar gini. Bodo ah.. masuk-masuk aja lah, ntar kalo ditegor baru mikir lagi" ucap levia yang sembari melajukan motor nya pelan masuk melewati pos dan gerbang yang telah Febby lalui tadi.

Levia menghentikan motornya tepat didepan lapangan yang lebih kecil dari lapangan-lapangan lain yang ada di asrama itu.

"Kamar Febby yang mana sih? Mana nih asrama luas banget kayak jidat nya Pak Buhar" keluh Levia sembari melirik-lirik ke sekeliling mencari-cari sosok yang mungkin bisa ia ajak bicara dan siap untuk membantu Levia mencari Febby.

Tertulis DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang