Jatoh Cinta

27 1 0
                                    

Sesuai dengan rencana, tepat pukul 5 sore kami telah berkumpul dirumah Cika.
Namun, hanya ada satu orang yang tak nampak batang hidungnya.

"Mel, lu bareng gua aja. Kita boncengan ke Pantai nya" kataku berusaha merayu Amel.

"Yah Vi, kok lu gitu sih? Tadi gua mau bareng Dennys lu ambil. Sekarang Amel udah gua boking, malah mau lu comot juga?" kata Teta sembari memasang wajah memelasnya.

"Ah elah kutu, sian juga gua. Yaudah Vi, sini-sini! biar Cika ama gua aja" kata Dion.

"Eh curut! Unfaedah banget lu ngode ngorbanin gua" gerutu ku.

"Eh? Gua boncengan ama Fera" kata Cika.

"Gak, gua cuma mau bikin kesel Levia aja sih. Gak ngode ke lu kok Cik haha" kata Dion sembari tertawa terbahak-bahak yamg disusul oleh tawa Rizki.

"Yaudah mas Dion sama Tante aja ya" kata Rizki dengan suara yang dibuat-buat untuk mendalami karakternya.

"Amit-amit Ker" kata Dion. Ulah mereka sukses membuat kami terhibur.

"Woi! Lah masa iya gua sendirian? Sedih banget dah" kata ku.

"Kalo mau jemput Dennys ayok Vi, gak usah ngode-ngode gitu" kata Rizki.

"Iya nih, Si Levia mentang udah dapat cium malah jadi gak bisa lepas dari Mas Dennys" kata Amel mencoba ikut mengganggu ku.

"Apaan sih, kita jemput Tama aja yuk" kataku mencoba mengelak.

"Rumah Tama jauh begok!" kata Cika.

"Kalo gitu Andre aja" kata ku lagi.

"Rumah Andre deketan ama asrama nya Dennys, jadi mending kita jemput Dennys aja" kata Rizki.

"Yaudah jemput Dennys aja" kata ku pasrah.

"Halah!! Dari tadi bilang mau kenapa? Jaim banget Vi" kata Amel ikut kesal.

"Jangan bacot deh Mel, ayok jalan" ucap ku.

***

Sampainya didepan gerbang asrama, barulah aku ingat sesuatu.

"Woi, Dennys kan latihan kalo sore. Gimana dong?" tanya ku.

"Noh Dennys nya noh... Dennys!! Woi Dennys! Sini lu bacot!" teriak Rizki.

Dennys yang menyadari kehadiran kami pun langsung menuju kearah kami.

"Lah?" katanya.

"Apaan? Kita mau joging cepetan naik ama Levia" kata Teta.

Dennys yang mendengar ucapan Teta pun langsung segera menyuruh ku sedikit mundur, karena ia ingin mengambil posisi setir.

"Woi bego! Lu ga pake helm?" tanya ku datar.

Dia yang menyadari perkataan ku pun langsung berlari kedalam asramanya lagi, tak lama, dari sini ku lihat dia membawa helm beserta jaketnya.

Lalu ia kembali duduk didepanku lagi.

"Woi bego! Helm lu kebalik" kata ku lagi. Ia pun langsung panik dan mengecek helm nya lagi.

"Ah apaan sih, bener kok" katanya sedikit kesal.

"Lu sih ceroboh" kataku.

***

Setelah memarkirkan motor, kami pun langsung bergegas pergi untuk joging dipinggir pantai.

Dulu aku sering kesini bersama Andrian untuk joging juga tentu nya, sekarang aku joging bersama teman-teman rasanya berbeda.

Aku merasa lebih bahagia sekarang, bahagia karena aku mungkin akan menemukan bahagia ku lagi bersama mereka.

Tertulis DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang