C H A P T E R 1

31 5 0
                                    

Aku tidak mengerti, kenapa dia harus datang lagi ke dalam kehidupanku. Seseorang yang aku harapkan mati terkubur dalam-dalam bersama memori buruk di otakku. Malah muncul ke permukaan dan siap membalas menguburku hidup-hidup. Tidak. Aku sudah hancur dulu. Sekarang aku tidak mau hancur lagi karena si Ivan brengsek Shafforostov. Tidak. Tidak lagi.

**

"Kau ada pertemuan penting skye. Ku rasa kau ingat itu." Kata Sara, sahabatsekaligus sekretaris Skye.

"Bisakah kau membatalkannya saja? Atau kau saja yang datang. Bilang saja aku sedang sakit atau ada sesuatu yang mendadak."

"Skye. Jadwalmu kosong hari ini. kau sudah menunda pertemuan ini dua kali. Apakah kau mau kerjasama dengan klien kita ini batal? Atau kau mau reputasi perusahaan ayahmu yang dibangun dari nol ini hancur?" Cecar Sara sembaru mengusap rambut skye kasar. "Aku tau ini soal CEO itu, si Sharofostov."

Skye hanya diam dan memijat pelipisnya. Hanya karena nama CEO gila itu disebutkan, dia langsung sakit kepala, walaupun sara salah mengucapkannya.

"It's Shafforostov, by the way."

"Gosh! Bahkan aku tidak bisa mengucapkannya dengan benar. Ah susah sekali nama orang Rusia."

"He's cannadian, Sara. Tapi ayahnya yang keturunan Rusia-Pakistan. Hey.. Apakah kau bisa menghentikan ini semua? Aku muak mendengar namanya."

"Apakah kau masih mencintainnya skye? Kau terdengar seperti itu." tanya sara. tapi sebelum skye sempaat menjawabnya, sara melnjutkan perkatannya.
"Jangan dijawab. kau harus menyiapkan dirimu karena 15 menit lagi kau akan bertemu dengan CEO kesayanganmu dulu."

Skye menghela napasya kasar setelah sara menghilang dibalik pintu ruangannya. Dia sudah bersumpah tidak akan bertemu dengan Ivan lagi. Ia tidak menyangka akan bertemu Ivan dengan cara seperti ini. Padahal ketika perusahaan Stoff corp mengajukan kerjasama, aku dihadapkan dengan co ceo nya bukan ceo aslinya karena ceo nya sedang berada di Italia. Co ceo perusahaan itu sangat menarik ketika sedang presentation. Cara menyampaikannya begitu halus tapi meyakinkan dengan sedikit unsur pemaksaan. Itu membuatku langsung menyetujui kerjasama ini. Setelah kerjasama dimulai, sara memberiku paper tentang perusahaan itu dan sekaligus memberiku fakta bahwa CEO Stoff corp adalah Ivan Shafforostov. Sang mantan tunangannya.
##

Skye POV

*flashback on*

Sepulangku dari kelas, aku menghubungi Ivan. Tidak seperti biasanya dia tidak terlihat di pagi hari di apartemenku. Biasanya dia datang dan membangunkanku sehingga aku tidak terlambat kelas pagi. Maklum saja, aku sedang magang sebagai editor disebuah majalah. Aku selalu tidur terlalu malam, agar aku bisa mengerjakan pekerjaanku dan mengirimnya ke email pimpinan majalah itu sebelum pagi.

Memang tadi malam kami bertengkar karena kecemburuannya yang kelewatan. berawal dari aku bertanya siapa Rebecca Abdul karena iphone nya berbunyi dan menampilkan id caller bernama Rebecca Abdul. Tapi entah kenapa ivan malah membahas tentang mantan-mantan pacarku. Dan kami bertikai hebat.

Akhirnya aku memutuskan untuk melihat ke apartemen Ivan dan meminta maaf padanya. Jika Ivan belum pulang dari latihan orkestranya, aku hanya perlu menunggu di apartemennya. Aku bergegas menuju apartemennya yang hanya berjarak 2 blok dari apartemenku. Aku mampir ke restoran asia untuk membeli dimsum dan makanan cina kesukaan Ivan.

Walaupun aku ragu tapi ku paksakan untuk berjalan ke apartemen Ivan. Sesampainya di sana, aku disambut oleh petugas yang membukakan pintu untukku sembari menyapaku.

"Good Evening, Miss Johnson. Mengunjungi tuan Shafforostov?"

"Bukankah sudah ku bilang, panggil aku skye. And yeah. Aku mencari Ivan. Apakah dia sudah pulang, Rob?"

"Ah, Sorry-skye. Ini masih terlalu canggung. Iya, tuan shafforostov sudah berada di apartemennya."

"Syukurlah. Thanks Robbie."

"Uh.. Skye.. He's with his friend, by the way." Kata Robert dengan senyum yg tidak selebar tadi. itu membuaatku makin curiga. firasatku berkata ada sesuatu yg disembunyikan ivan dariku.

Lift yang membawaku ke lantai 17 ini seperti berjalan lambat. Firasatku berkata aku harus segera sampai. Ada apa ini sebenarnya? Sesampainya di lantai 17, aku segera berlari ke apartemen Ivan. Dikunci? tidak seperti biasanya jika ada temannya datang. dia tidak akan mengunci pintu.
Ah, aku ingat selalu membawa kartu akses apartemen cadangan, Ivan pernah meninggalkan kartu akses apartemennya di dalam kamarnya. Sehingga ia harus meminta kartu akses cadangan pada pihak apartemen. setelah itu ivan memberiku kartu cadangan itu padaku agar aku bisa masuk ke apartemennya tanpa harus menunggu ivan.

Setelah membuka pintu, aku segera masuk dan menutup pintu. Aku memandang ke arah sofa yang menghadap ke jendela. Ivan duduk membelakangiku, sementara seorang wanita sepertk duduk dipangkuannya, menghadap pintu. menghadapku. aku hanya mematung melihat pemandangan tidak senonoh itu. wanita itu menyadari kedatanganku sementara ivan masih memeluk wanita itu tanpa menyadari adanya aku di belakangnya. wanita itu memandangku begitu lama dan tiba-tiba menyeringai licik. wanita itu bergerak naik turun sambil terus memandangku. Fuck! fine! He fuck her. Woman on top. They must be kidding me!

"Gosh! Becca.. Fuck!" Laki-laki itu mendesah. Shit!

"WHAT THE FUCK!" teriakku. Ivan brengsek shafforostov itu menoleh dan segera melepaskan pelukannya dan memanggilku.

"Skye! Let me explain.." Tubuhnya bergerak tapi wanita itu menahannya dengan memeluknya erat. Matanya memandangku licik.

"Great! I cant fucking believe it, Ivan!" Aku mencecarnya sambil memberi mereka applause.
"Just shut up! I don't wanna hear a thing from you, you pathetic slut!!" Teriakku dan akupun membuka pintu.

"SKYLAR JOHNSON!! STAY THERE! Dont even try to -"

"FUCK OFF! I'M DONE, MR. SHAFFOROSTOV!"

*flashback off*
###

Yuhuu..
Maaf typo bertebaran, langsung post tanpa edit soalnya.

Saran kritik ngehujat juga boleh. Santai aku mah,
v o t e
c o m m e n t
Bye~

You Can Call Me Your DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang