8: Kita

39 5 9
                                    

Heyoo, balik lagi nih.
.
.
Baca dan Hayati yah. Jangan lupa voment😘

"Dirga, ini Lo yang nyiapin semua?"tanya vanesaa

"Iya, Lo nggak suka ya? Maaf ya kalo Lo nggak suka gua ajak kesini."jawab dirga

"Gua seneng kok. Btw ada apa ngajak gua kesini?"tanya vanessa

"Emhh, gua mau ngomong sesuatu yang penting sama lo."jawab dirga serius

"Emang mau ngomong apa?"

Dirga beranjak dari tempat duduknya, meraih tangan vanessa dan membuat vanessa berdiri dari tempat nya. Seketika dirga bertekuk lutut dihadapan vanessa.

"Nes, gua suka sama lo. Mau nggak jadi pacar gua?"tanya dirga sembari mengeluarkan sesuatu, benda itu adalah gelang indah

Degg.

"Emh..gu- gu- gua, emhh.." vanessa gugup

Sumpah Demi apa gua ditembak dirga. batin vannesa

"Iya gua mau" sambung vanessa

"Jadi sekarang kita pacaran yah" kata dirga sambil memasangkan gelang di tangan kiri vanessa

Vanessa terkekeh "terserah"

"Ih, kamu mah gitu sama aku"

"Hehe, iya deh maaf." Vanessa tertawa

***

Mobil mewah kepunyaan dirga berhenti didepan rumah milik kekasih nya itu.
Rumah bernuansa italic, yang jika dilihat dari luar dapat menenangkan hati

"Sampe deh." Ucap dirga

"Makasih ya buat malem ini. Aku bahagia banget." Ucap vanessa tersenyum

"Sama-sama, jangan tidur kemaleman ya nanti sakit."

"Iya, kamu hati hati dijalan ya,Bye."sambil melambaikan tangan

Vanessa masuk kedalam rumahnya itu dan lagi lagi menemukan laki laki yang sama, yang ia lihat sebelum ia berangkat.

"Dari mana lo? Jam segini baru pulang? Ha? Dianter siapa Lo tadi? Cwok? Dasar anak gak tau diuntung. Mama papa besarin Lo, Didik lo untuk jadi anak baik, bukan buat jadi perempuan mu- "ucapan dava terhenti

Air mata yang sejak tadi ia tahan, kini tumpah membasahi pipinya.

Tanpa membalas uacapan Abang nya sedikit pun, vanessa berlari ke kamar nya. Ia sudah tidak sanggup untuk menjawab semua pertanyaan Abang nya.

Air mata vanessa adalah yang paling dibenci oleh dava, dava merasa tidak becus menjadi abang, ia tidak tahu mengapa ia bisa berbicara sekasar itu kepada vanessa.

Dava mengacak rambut nya kasar
"Arghhhh, gua bego, bego, bego, gua buat adik gua nangis. Gua abang yang jahat. Gua nggak guna jadi Abang."

Disisi lain vanessa menangis sejadi-jadinya. Ia merasa tidak memiliki seorang pun di dunia ini.

Hikss..hikss
"Bang, vanessa takut bang, vanessa takut, vanessa memang nggak guna jadi adik, vanessa anak nggak tau diuntung, hikss..hikss

Vanessa mengacak acak rambutnya kasar, ia menangis ketika melihat foto foto kecilnya bersama Abang nya, ia mengambilnya dan melemparkan nya seketika itu juga hancurlah bingkai foto yang melindungi foto tersebut dari debu dan kotoran.

Prankk..

"Vanessa?"

Dava bergegas menuju kamar vanessa, ia n takut terjadi apa-apa pada adiknya itu. Ia khawatir, ia berjanji tidak akan memaafkan dirinya kalau sampai terjadi apa-apa pada Vanessa

"Nes, maafin Abang." Tak terasa air mata dava kembali jatuh.

"Vanessa?vanessa? Lo jangan ngebahayain diri Lo, vanessa? Vanessa buka pintu nya , atau gua dobrak sekarang, bukak nggak?" Teriak dava sambil menggedor gedor pintu kamarnya

Klekkk..
Pintu kamar terbuka, vanessa keluar dengan keadaan sangat kacau, Kamar yang hancur, dan ia membawa sesuatu. Koper. Vanessa membawa koper dari dalam kamarnya. Ia sangat muak dengan keadaan nya dan Sekarang vanessa memutuskan untuk keluar dari rumah ini.

"Vanessa pergi, bye. Jaga Mama papa yah bang."sambil tersenyum

"Mau pergi kemana lo?" Tanya dava

"Abang tenang aja, vanessa bakal pergi jauh kok dari hidup Abang , jadi hidup Abang nggak akan terganggu lagi karena ada vanessa."

Air mata dava kembali jatuh, kali ini ia sangatlah menyesal dengan tindakan nya. Vanessa yang sadar kalau Abang kesayangan nya menangis kembali mendekat pada tubuh abangnya.

"Abang vanessa yang ganteng, nggak usah nangis, Abang kan cwok, jadi nggak boleh nangis."sambil menghapus air mata dava
"Vanessa harus pergi, ini bukan salah abang kok, malah Abang yg bener, kalo vanessa itu anak gak tau diuntung, jadi vanessa sangat berterima kasih karena abang udah nyadarin vanessa."

Degg.
Hati dava serasa ditusuk tusuk oleh benda tajam dan panas, sehingga ia merasa sangat sakit.

Vanessa memeluk erat tubuh dirga, ia merasakan kembali kehangatan pelukan seorang abang, pelukan yang sangat ia rindukan. Kini air mata vanessa kembali mengalir sehingga membasahi baju dirga.

"Vanessa sayang Abang, maaf kalo selama ini, vanessa nyusain abang."

Cup

Bibir vanessa mendarat tepat di pipi dirga.

Sekali lagi dava dibuat terkejut oleh tingkah adiknya, ia semakin merasa bersalah atas apa yang ia perbuat kepada adiknya.

Abang, nessa pamit yah. Jangan marah marah lagi. Nesa sedih kalo Abang marah marah terus."

Vanessa melangkah menjauh meninggalkan dirga yang mematung di tempatnya. Ia baru sadar kalau lengan kiri adiknya itu terluka. Ada banyak darah disana, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia ingin membatu tapi kakinya serasa kaku, ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Arghhhh gua bego, kenapa gua nggak tahan dia?kanapa gua nggak bisa? Kenapa? Maafin bang dava nessa, Abang nggak pantas punya adek kayak kamu. Kamu terlalu baik, kamu? Arghhhh.." lagi lagi dava kesal dan mengacak rambut nya kasar

***
"Kemana gua harus pergi? gua nggak punya uang buat nge-kost, bang dava, Mama, papa vanessa takut"

Vanessa sudah berjalan jauh entah kemana. Ia hanya pasrah kemana kakinya berjalan.bahkan ia sudah tidak kuat, kepala nya sangat sakit, perut nya sakit, tangan nya terasa perih
Tangan yang terkena pecahan kaca bingkai foto.

______________________________________________
Sampai sini dulu yah. 😆
Kira kira kemana yah vanessa pergi? Apakah ia akan di tolong oleh seseorang, atau malah kembali kerumahnya?
Ikuti kelanjutan nya yah ..
Jangan bosen nunggu Chika post 😘😘

Maafkan typo yang berterbaran, dan bahasa yang gaje
Vote, kritik dan saran sangat dibutuhkan

Salam
Chika😎


I Can do AnythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang