Prolog

90.5K 7.4K 132
                                    

Perempuan itu bergeming ketika terdengar notifikasi email masuk dari ponselnya. Dengan pertimbangan kilat, dia memutuskan untuk menunda sebentar. Kisah dalam novel yang dia baca sedang terlalu seru untuk ditinggalkan. Lagipula, dia hanya punya waktu kurang lebih lima belas menit sebelum klien yang ditunggunya datang. Dan meeting membosankan pun dimulai.

Si klien yang ditunggu datang lebih cepat. Dengan sangat terpaksa perempuan itu harus menutup bukunya, dan memasang wajah seramah doorman di hotel. Bagaimana pun klien adalah raja, katanya. Dalam sekejap, dirinya seolah menjelma jadi mahasiswa yang dibantai sana sini oleh dosen penguji skripsi.

"Boleh lihat lagi proposal yang kemarin? Duh, gimana ya? Kayak ada yang kurang sreg sama topik-topiknya. Nanti bridging ke brand kita apa nggak terlalu maksa?"

Komentar yang sama sudah sering didengarnya. Dengan senyum, perempuan itu meraih tab-nya untuk membuka proposal yang dimaksud. Namun matanya menangkap notifikasi email yang masuk beberapa saat lalu. Nama yang tertera, membuatnya berhenti sejenak. Diliriknya si klien yang sedang berdiskusi dengan rekan kerjanya yang merupakan Account Executive. Mungkin dia bisa mencuri waktu sejenak. 

Dibukanya email itu dengan sedikit berdebar. Email itu tidak panjang. Hanya dua paragraf dengan bahasa yang ringan.

Timbavati bener-bener panas. Seminggu di tanah Afrika Selatan ini, aku kena malaria. Haha. Tapi everything is okay. Life is beautiful here in Timbavati. Aku bisa motret jaguar, leopard, dan bahkan beruang madu.

Timbavati adalah lokasi terakhir di perjalanan John. Sekarang aku di L.A menyelesaikan ini dan itu. I really miss you. Kalau nggak ada apa-apa, aku akan pulang ke Indo dua minggu lagi.

P.S. I still love you.

***


Hai-hai helloooooo!

Apa kabar wattpadnet tercintaa?

Please jangan bully aku karena banyak cerita belum kelar tapi malah muncul dengan cerita baru. Heuheuheu

Tapi cerita ini sudah 80% jadi, so, aku berani posting di sini. Dan karena ini hanya tulisan iseng saat aku butuh melarikan diri dari kejamnya dunia nyata (wkwk), jangan berekpekstasi kisah yang hebat dan mengharu biru yaaa. Selow aja sambil ngopi-ngopi, kalau suka silakan lanjut dibaca. Kalau nggak suka, tinggalin aja. 

Sebagai pemanasan, langsung kuupdate 2 prolog dan 1 chapter. Semoga bisa dinikmati!


Salam sayang selalu.

Save Our Story - Pindah KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang