ONE

91 1 0
                                    

       Disini gue berdiri. menghapus semua masalah yang ada di diriku. gue bosen banget sama kehidupan gue sendiri. terlalu banyak masalah di diri gue.

     Dan disini, gue mencoba untuk mengakhiri kehidupanku. dengan terjun dari apartement temanku. disaat gue mulai menjatuhkan diriku, tangan seseorang menarik tubuhku dari tempat berbahaya ini.

“shit! apaan sih lo? who are you?” gerutu gue dan melepaskan pegangan tangan yang sempat memegang kedua tangan gue ini.

“lo yang apa-apaan. lo berusaha bunuh diri lo sendiri dengan cara tragis. jangan ulangi lagi!” katanya.

“siapa lo beraninya nasehatin gue kayak gini?” tanya gue padanya dingin.

“kenalin gue Aditya Zulfikar Tanubrata . panggil aja gue fikar. lo?” tanyanya balik.

“bukan nama lo. lo kenapa berani nasehatin gue gitu?” sahut gue.

“gue gak suka aja liat orang yang bunuh dirinya sendiri. gak baik” jawabnya lalu berlalu pergi.

     Siapa dia? kenapa dia harus menasehatiku? apa dia tidak peduli dengan urusannya sendiri? Ahh! apa peduli gue mikirin dia.

     Akhirnya gue memutuskan balik ke kamar temanku. dan harus menyiapkan mental untuk menanggapi berbagai pertanyaan Delia a.k.a teman gue a.k.a sobat kecil gue. karena, gue udah meninggalkan kamarnya tanpa izin dia lebih dari 3 jam.

“lo dari mana aja Va?” tanyanya sambil berkutit dengan rambutnya yang basah. seperti telah mandi. BTW, mandi kok malem yah? auh ahh gelap!

“jalan-jalan aja bentar” jawabku sekenanya.

“emang lo baru tinggal dijakarta berapa detik, berapa menit, berapa jam, berapa hari, berapa bulan, dan berapa tahun sih. sampai lo harus kelilingin jakarta lagi?”

“504.576.000 detik, 8.409.600 menit, 140.160 jam, 5.840 hari,192 bulan,16 tahun. udah?” kataku dengan –sok- imut.

“ish.. udah deh. masakin dong. I’m hungry. wait you very long” katanya mengalah.

“eh, hmmm.. okelah. you want to eat what?” kataku sambil membuka kulkas miliknya yang ternyata isinya hanya susu coklat satu lagi.

“terserah lo deh. yang penting enak” jawabnya sambil meletakkan handuk yang barusan dia gunakan.

“apaan nih kulkas. gak ada isinya apa-apa. gue ke supermarket dulu ya. lo ikut?” tanya gue sembari mengambil jaket gue.

“enggak deh. gue ngerjain tugas mat dulu” sahutnya.

“oke deh. lo gak lupa kan besok ngenalin beberapa tempat yang ada disekolah lo? besok gue kan sekolah disana?” tanyaku.

“enggaklah. gue udah siapkan mental. ahaahh..” jawabnya sambil mengambil buku matnya.

“sip dah. gue berangkat dulu” kataku berlalu.

              ❤❤❤

TBC

 Awalannya gimana nih menurut kalian? abal banget??  Gue tunggu Like + Comment nya ajah deh :*  See you soon {}

Her Boyfriend!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang