Chapter 1 - KALANNA |Labirin Hati

469 164 278
                                    


HAPPY READING

01 - How Much I Like You, you would know? | Labirin Hati

_____________________

Karena perasaan itu muncul begitu saja tanpa mau permisi terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena perasaan itu muncul begitu saja tanpa mau permisi terlebih dahulu.

***

SMA Andalas adalah sekolah menengah atas pertama yang menjadi favorite semua orang. Bagaimana tidak, semua orang membicarakan SMA Andalas. Apalagi tentang keunggulan sekolah ini yaitu siswa-siswi yang sering menyabet piala Olimpiade tingkat Nasional maupun Internasional. Sudah tidak di ragukan lagi kecerdasan murid sekolah ini dan fasilitas penunjang belajarnya pun sangat mewah dan lengkap. Siapa yang tidak ingin bersekolah disini, mereka berlomba-lomba untuk bisa masuk SMA Andalas. Memang semua murid sekolah ini kebanyakan dari kalangan atas tapi sekolah ini juga menyediakan beasiswa untuk murid yang berprestasi dan tidak mampu. Salah satunya gadis yang sedang sibuk menyelesaikan tugas yang baru saja tadi guru itu berikan.

"Anna lo di panggil bu Sania buruan ke kantor!" teriak Fany memberi tahu teman sebangkunya.

"Mau ngapain Fan?" Pikir Anna karena dia baru saja menyelesaikan tugas Fisika.

"Mana gue tau Ann"

"Yaudah gue mau kesana dulu"

"Iya hati-hati"

"Yailah di kira si Anna mau kemana aja" Fany hanya terkekeh mendengar ucapan Resya.

Banyak yang Anna pikirkan saat ini. Ada apa bu Sania guru Kimia memanggil Anna untuk pertama kalinya. Bukannya Anna sudah mengumpulkan tugas minggu kemarin, apakah ada hal lain. Dari pada memikirkan yang membuatnya semakin kepo, Anna bergegas menuju ruangan bu Sania. Saat Anna membuka pintu ruangan, terdapat seorang cowok yang sedang duduk membelakanginya seluruh sekolah juga pasti tahu siapa cowok ini termasuk Anna.

"Permisi bu" ucap Anna sopan.

"Silahkan duduk Safanna"

Anna duduk di samping cowok ini yang sedikit pun tidak menoleh kearahnya cowok ini melipat kedua tangannya di dada seakan ogah-ogahan berada di ruangan ini.

"Ada apa ya bu?"

"Saya mau minta tolong kamu mau kan jadi pembimbing belajar Kalingga untuk mata pelajaran kimia"

Jujur Anna sangat terkejut saat ini.
Bagaimana tidak Anna harus menghadapi seorang cowok bernama Kalingga Adiwingga. Seketika jantungnya berdebar dengan kencang, dan perasaan itu ternyata muncul kembali, perasaan yang sempat dia buang jauh-jauh.

"Bagaimana Safanna?"

"Kenapa Ibu pilih saya, kan yang lain pasti bisa dan tidak di ragukan lagi"

"Karena saya percaya sama kamu, lagi pula kemampuan kamu dalam mengisi soal-soal kimia sudah tidak di ragukan lagi kan"

Bagaimana ini Anna bingung. Bukan tidak bisa menjadi pembimbing mapel kimia, Anna bingung memikirkan perasaannya jika nanti harus terus berdekatan dengan Kalingga. Kenapa harus Kalingga dari ribuan cowok di sekolah ini.

"Bu maaf tapi saya ngg-" belum sempat Anna berbicara, ucapannya sudah di potong oleh cowok di sampingnya.

"Udah lah nggak usah bertele-tele gue juga nggak bakal gigit! lo setuju aja!" Anna langsung menatap Kalingga heran kenapa cowok ini berbicara seperti itu.

"Ayolah Safanna Ibu berharap banget sama kamu"

"Bukan gitu bu tapi sa-"

"Belum apa-apa udah nyerah gitu aja lo sama aja kaya yang lain payah!"

Bukan rahasia umum lagi tentang pembimbing mapel kimia Kalingga. Yang tiba-tiba meminta mengundurkan diri, bahkan baru lima hari mereka menjadi pembimbing Kalingga. Mereka sudah menyerah dan banyak yang mengatakan tidak tahan dengan sikap Kalingga yang seperti itu. Tidak akan ada yang bertahan lama saat menjadi pembimbing Kalingga.

Bukan itu yang Anna takutkan. Satu hal yang Anna takutkan, yaitu jatuh dalam pesona seorang Kalingga Adiwingga. Walaupun pada dasarnya Anna sudah jatuh terperangkap tapi dia berusaha menahan rasa itu karena Anna hanya memperhatikan dari kejauhan. Dan sekarang sudah jelas, jika Anna menerimanya dia akan sering bersama dengan Kalingga.

"Ayolah Safanna, mau kan?"

"I-ya bu"

Pasrah itulah yang Anna rasakan saat ini jika dia menolak bagaimana dengan beasiswanya nanti. Anna termasuk salah satu siswi tidak mampu dan beruntung. Yang mendapatkan beasiswa dan bisa bersekolah di SMA Andalas secara gratis seperti saat ini.

"Selamat berjuang Safanna Gabriella!" ucap Kalingga penuh arti. Itu bukan ucapan baik tetapi mengejek Anna menghela napasnya.

Dan semua ini pun di mulai. Walaupun Anna berusaha membangun dinding kokoh sekuat apapun saat ini. Jika perasaannya kembali muncul, seiring kebersamaannya dengan Kalingga. Dinding itu akan hancur perlahan-lahan bersama dengan rasa itu muncul kembali. Perasaan yang tidak seharusnya ada di hati Anna dan harus Anna buang jauh-jauh jika dia tidak ingin kecewa dan merasakan sakit di hatinya. Tidak pernah Anna bayangkan akan seperti ini.

NEXT?

SALAM,



SANWLDR

KALANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang