CHAPTER 3 - KALANNA | Hari Baik Anna

279 133 141
                                    


HAPPY READING

CHAPTER 3 - HOW MUCH I LIKE YOU, you would know? | Hari Baik Anna

Kamu menutup rapat-rapat hatimu, padahal aku selalu mengetuknya setiap hari agar mau terbuka, tidak bisakah beri sedikit celah untuk aku masuk dan membisikan say hello.

***

Sudah banyak orang yang tahu bahwa sekarang Anna menjadi pembimbing mapel kimia Kalingga. Dan banyak pula yang memberi dukungan, kepada Anna. Agar selalu bersabar untuk menghadapi sikap Kalingga. Anna menghela napasnya pasti dirinya bisa melewati semua ini.

"Lo lesu banget si, Anna!" Celetuk Fany sambil menggeser bangku di samping Anna.

"Nikmatin aja. Dengan ini lo bisa berdekatan dengan Kalingga" Resya jenggah melihat salah satu sahabatnya harus mengalami menghadapi masalah seperti ini dia juga mengerti perasaan Anna.

"Gimana kalo gue kalah, pertahanan gue runtuh?" Keluh Anna ingat perjuangan-- dulu saat mencoba untuk berhenti dan biasa-biasa saja terhadap Kalingga.

"Itu tergantung pada diri lo Ann, lo coba membiasakan untuk terlihat biasa saja. Gue yakin pasti lo bisa"

"Ann bukannya sekarang lo harus samperin Kalingga ya?!" Fany mencoba mengingatkan sahabatnya karena tadi Anna mempunyai janji dengan Kalingga.

Sontak saja Anna menepuk keningnya matanya melirik kearah ponsel yang sedang dia pegang. "Gawat! Gue lupa. Sekarang kan waktunya gue ngajarin Kalingga!"

Anna panik Dia langsung pergi berlari meninggalkan kedua sahabatnya. Anna merutuki dirinya sendiri mengapa dia harus lupa hal penting seperti ini. Anna terus menelusuri lorong-lorong kelas yang sudah terlihat sepi sebagian karena sudah waktunya jam pulang.

Saat tiba di depan pintu, Anna bisa melihat cowok itu sedang berdiri memunggunginya. Anna menghela napasnya pelan jujur sedari tadi dia terus berlari dari lantai satu. Cukup menguras tenaga, lututnya masih terasa lemas apalagi dia berlari sambil menaiki undakan anak tangga, untuk mencapai kelas yang berada di lantai atas.

Anna membungkuk memegang kedua lutut kakinya, Anna masih mengatur napasnya yang sedang ngos-ngosan. Saat itu juga dia melihat sepasang sepatu yang menarik di hadapannya Anna mengenal siapa pemilik, yang memakai sepatu tersebut. Siapa lagi jika bukan cowok itu, Anna mendonggak keatas mata beriris hitam itu menatapnya.

"Lo telat lima menit" Kalingga tersenyum sinis sambil melipatkan kedua tangannya di dada. "Lo tau kan kosenkuesinya? Dan pernah dengar dari orang-orang?"

Kondisi jantungnya tidak bisa di ajak kompromi saat ini wajah Anna terlihat pias merasakan debaran yang luar biasa di tambah dengan rasa lelahnya tadi akibat berlari ia merasa bingung dengan keadaan sekarang.

Tidak! Anna menggeleng keras.

Kalingga menarik tengkuk Anna mendonggakkan agar terlihat menatapnya.

"Lo jadi babu gue selama 5 hari"

Anna mengangguk saja tanpa menolak, Kalingga langsung melepaskan cekalannya. Baru saja Kalingga berbalik.

"Tapi ada syaratnya, Kalingga harus bimbingan mulai saat ini" dengan sekuat hatinya akhirnya Anna berhasil mengucapkan kata itu.

"Lo cukup berani, kalo gue nggak mau gimana?" Tatapan Anna terlihat panik mendengar penolakan lagi dari Kalingga. Anna harus memutar otak agar Kalingga mau belajar bersamanya.

"Please.. untuk kali ini saja" ucapnya memohon.

"Tidak"

"Ayolah.. gue akan turutin semua kemauan Kalingga"

Terlihat Kalingga sedang menimang-nimang, ucapan Anna. Ternyata gadis itu tidak gentar dengan tujuan awalnya. Cukup menarik, baiklah kita lihat sejauh mana gadis tersebut akan bertahan disisinya.

"Oke"

Anna tersenyum bahagia. Ini adalah kesempatan, ia harus memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan emas ini. Kalingga menatapnya sekilas, seakan sudah menyusun rencana sesuatu untuk gadis tersebut, kita lihat saja nanti.

Mereka sudah berada di taman sekolah, Anna mengikuti saja kemana Kalingga melangkah. Disini hanya mereka berdua, rata-rata semua orang berada di lapangan atau di dalam ruangan.

"Sekarang bisa kita mulai belajarnya?" Anna sudah mulai mengeluarkan peralatan belajar dari dalam tas, ia sengaja sudah menyiapkan semua ini. Tidak disangka hatinya merasakan sangat senang, semoga hari baik ini terus berpihak kepadanya agar tugasnya cepat selesai.

Detik demi detik jarum jam berputar. Anna dengan sabar menjelaskan kepada Kalingga contoh soal-soal yang berada dibuku paket sedangkan Kalingga hanya mendengarkan semaunya terkadang Kalingga tidak memperdulikan apa yang Anna jelaskan.

Anna tidak memperdulikan itu. Ia harus sabar Anna percaya semua rasa lelahnya akan berbuah manis tentulah ia harus sabar menghadapi sikap Kalingga.

Sudah dua jam yang lalu. Ia duduk disini tanpa makan ataupun minum, perutnya sedikit keroncongan karena lapar. Anna menahan rasa laparnya dan melihat kearah Kalingga yang masih terdiam melihat soal-soal yang Anna berikan. Padahal sudah Anna jelaskan tadi dengan serinci mungkin agar Kalingga paham. Anna sudah menguap beberapa kali dan pemandangan itupun tidak luput dari Kalingga yang diam-diam memperhatikan gadis dihadapannya. Hingga detik berikutnya Anna tertidur menelungsupkan tangannya di meja.

Kalingga mulai mencoret-coret buku tulis di hadapannya. Tidak ada satu jam ia sudah selesai mengisi soal-soal tersebut, tatapannya beralih lagi menatap gadis di depannya yang sedang tertidur. Kalingga lantas berdiri dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa memperdulikan gadis itu. Baginya tugas yang gadis itu berikan telah ia selesaikan ia tidak mempunyai urusan apapun lagi dengan gadis itu.

Anna tertidur pulas terlihat sekali jika ia terlalu lelah. Anna menggaruk tangannya yang gatal akibat digigit nyamuk, ia mulai membuka kedua matanya menelisik tempat disekelilingnya dan tatapannya berhenti melihat buku yang sudah terisi penuh dengan coretan, semua soal yang ia berikan sudah terisi semua. Anna mulai mengumpulkan nyawanya ternyata ia ketiduran laki-laki di hadapannya sudah pergi entah kemana. Anna membuka ponselnya ternyata sudah pukul 5 sore cukup lama juga ia tertidur disini. Maklum lah Anna setiap malam selalu membantu ibunya membuat kue hingga larut malam jadi jam tidurnya menjadi berkurang.

Anna mulai membereskan peralatan belajarnya kembali. Dan memasukan kedalam tas waktunya ia pulang. Keadaan sekolah masih terbilang cukup ramai karena rata-rata eskul di bubarkan jam 6 sore. Beruntunglah dirinya hari ini, Anna tidak bisa membayangkan jika ia tertidur sampai malam disini.

SALAM,

SANDERS13

KALANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang