Chapter 2 - KALANNA | Blacklion

298 150 153
                                    

HAPPY READING

CHAPTER 2 - HOW MUCH I LOVE YOU, you would know? | Blacklion

_____________________

Mungkin jika kita memiliki perasaan yang sama tidak akan serumit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mungkin jika kita memiliki perasaan yang sama tidak akan serumit ini.

***

"Sialan lo!" Umpat cowok jangkung-- memakai seragam sekolah, yang sudah di keluarkan.

Napas Kalingga memburu matanya menatap kearah penghianat itu. Mereka baru saja melakukan baku hantam. Lebih tepatnya bukan mereka, tapi Kalingga. Denias hanya pasrah dan tidak melawan, percuma saja jika Denias melawan itu akan memperburuk keadaan. Untung saja Alex datang mencoba menenangkan sahabatnya yang sedang diliputi amarah. Bagaimana pun Denias masih satu anggota geng dengan mereka.

"Gue terpaksa lakuin itu Kal" ucap Denias yang sudah babak belur, sudut bibirnya sedikit robek dan mengeluarkan darah.

"Dengan cara lo jadi penghianat di geng lo sendiri Cih!" Kalingga berdecih menatap sinis kearah Denias. Sungguh Kalingga merasa kecewa dan marah mengetahui satu anggota geng Blacklion berani berhianat dan yang tidak bisa di percaya penghianat itu adalah Denias.

"Dan hari ini, lo bukan dari anggota Blacklion!" Kata yang di ucapkan Kalingga, sontak membuat Denias terkejut Denias sudah menduganya, dia memang salah dan menyesal.

"Kal jangan seperti itu, kita bisa bicarain ini baik-baik gue yakin Denias terpaksa ngelakuin itu" bujuk Alex. Karena dia yakin ada yang tidak beres dengan semua ini. Alex juga percaya dengan ucapan Denias karena Alex tau karakter Denias bagaimana. Apalagi mereka sudah tiga tahun menjadi anggota Blacklion senang susah bersama-sama.

"Lo bela penghianat ini Lex!?" Geram Kalingga semakin marah. "Keputusan gue udah final!"

Kalingga langsung pergi setelah mengucapkan kata itu. Alex hanya menatap Denias iba, Alex yakin ada dalang di balik semua ini. Alex akan mencoba menyelidikinya diam-diam.

"Gue beneran terpaksa Lex lo tau kan gue kaya gimana!"

"Iya gue tau lo, tapi kesalahan lo fatal" ucap Alex sambil membantu Denias berdiri dan membawanya keruang UKS.

Anna baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah. Tanpa dia duga Anna melihat Kalingga yang sedang berjalan, di ujung sana. Orang yang dicarinya sedari tadi. Gara-gara Kalingga Anna harus menghadap keruang kepala sekolah. Belum apa-apa sudah cukup membuatnya kesal dan stres, Anna harus mengikutinya.

Dia terus mengikuti Kalingga yang berbelok kearah barat. Daerah ini jarang di lewati oleh orang-orang, karena tepat di belakang gedung sekolah. Anna tidak tahu Kalingga akan pergi kemana. Anna berhenti di sebuah pintu gudang yang bercat hitam di bagian depan pintu bergambar singa! sontak saja Anna terkejut sambil menutup mulutnya tidak percaya. Karena dirinya berada di tempat terlarang bagi semua orang kecuali anggota Blacklion.

Siapa yang tidak tahu geng Blacklion? mendengar namanya saja sudah membuat bulu kunduk merinding. Semua murid di sekolah ini sering membicarakan tentang geng Blacklion. Siapapun yang berurusan dengan salah satu anggota itu sudah pasti berakibat fatal dan tidak jarang juga mereka babak belur atau luka parah. Sampai saat ini semua orang tidak tahu geng Blacklion itu geng apa. Yang mereka tahu jika berurusan dengan salah satu anggota itu, di pastikan mereka akan celaka! terlalu berlebihan memang tapi itu kenyataan.

"Ngapain lo di sini" suara itu, Anna menoleh. Sontak saja membuat Anna terkejut dirinya ketahuan.

Sialnya Anna menjadi gugup seperti ini bagaimana dia harus menjelaskan.

"G-gue mau ngomong sama lo" ucapnya terbata-bata.

Kalingga menautkan kedua alisnya.

"Besok lo harus mulai belajar" setelah mengucapkan kata itu Anna langsung berlari pergi dari tempat itu. Kalingga menghela napasnya kasar.

"Ada apa Kal? Siapa gadis itu" tanya Edgar sahabatnya, dan salah satu anggota Blacklion tadi dia sempat melihat Kalingga berbicara dengan seorang gadis.

"Malam ini kita kumpul beri tau anak-anak yang lain"

SALAM,

SANWLDR

KALANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang