1. apa tidak ada jalan yang lebih halus?

9.8K 758 91
                                    

Aku mengumpat keras ketika sebuah ransel besar mendarat di kakiku. Rasanya seperti batu dijatuhkan tepat di kaki. Adik kelas itu menunduk dan mengambil ransel itu dengan susah payah.

"Ma...maaf," katanya gugup lalu pergi dengan terseok-seok karna menyeret ransel besarnya.

Aku mendengus kesal, belum sampai di Hogwarts tapi rasanya aku sudah muak melangkahkan kaki di sana. Jika bukan permintaan ibu, Narcissa, aku tidak akan kembali ke tempat jahanam itu.

Saat turun dari kereta aku bertemu dengan trio bodoh itu-tahu kan maksudku-. Aku hanya menatap mereka sekilas dengan tatapan jijik lalu meninggalkan mereka. Aku tahu seharusnya aku berdamai dengan mereka karna pria mata hijau itu sudah menyelamatkanku dari hukuman penjara Azkaban tapi aku tidak bisa menghilangkan rasa benci kepada pria itu bersama kedua sahabatnya, si darah pengkhianat, dan darah kotor.

Dengan langkah pelan aku menuju kereta yang akan membawaku ke kastil. Aku berhenti dengan pikiran kalut ketika di depanku terdapat makhluk aneh menyerupai kuda yang menghembuskan nafas berat. Mataku tidak bisa lepas dari makhluk tersebut.

"Threstal, kau bisa melihatnya jika kau pernah melihat kematian," suara seorang perempuan membuyarkan lamunanku. Tak perlu mencari tahu lagi aku sudah tahu siapa yang mengatakannya.

Aku mendengus pelan kemudian berjalan melewati Hermione-nona sok tahu-. Ketika akan naik kereta mataku tidak bisa untuk melotot. Lihat saja di depanku, Ron dan Harry sedang duduk sambil bercengkrama di bagian bangku kanan. Mereka menoleh menatapku.

Aku mengalihkan pandanganku, mencari kereta yang masih muat untuk satu orang lagi namun hanya kereta di depanku ini satu-satunya kereta yang masih berada di tempat tersebut.

Bedebah!

Aku naik dengan angkuh lalu menjatuhkan pantat dengan keras di bangku panjang bagian kiri. Kini aku berhadapan dengan Harry dan Ron.

Ron menyipitkan matanya padaku sedangkan Harry tersenyum. Dia memang orang baik dan aku orang jahat.

"Bagaimana kabar ayah dan ibumu?" tanya Harry dengan nada sopan.

"Mereka baik," jawabku singkat.

Ron melotot pada Harry. Dari tatapannya itu aku tahu dia ingin bilang apa"Kenapa kau bersikap seolah dia orang baik?". Namun, Ron segera menyudahinya karna dia berteriak pada seseorang.

"Hermione! Kenapa masih berdiri di situ?" teriak Ron-dia tidak perlu berteriak menurutku, karna nona sok tahu itu tidak tuli.

Hermione bolak-balik menatap bangku kanan dan kiri.

Aku rasa tahu apa masalahnya. Dua bangku panjang yang berada di masing sisi hanya muat empat orang. Bangku di depanku sudah penuh dengan satu anak perempuan Hufflepuff berbadan besar-Harry dan Ron memang kurus tapi anak perempuan itu telah mengambil sisa tempat duduk. Di bangku yang aku duduki sekarang sudah ada tiga anak Gryffindor-dua perempuan dan sisanya laki-laki berbadan kecil sehingga masih ada bagian kecil untuk ditempati lalu...

Wajahku mulai muram ketika Hermione duduk di sampingku. Aku mencoba menggeserkan tubuh ke kanan membuat tiga anak Gryffindor tadi terdesak ke pembatas kereta.

"Bisulku pecah!" seru perempuan yang berada di ujung.

Aku mengernyit jijik lalu tubuhku berhenti mendesak ketiga anak itu. Ketika aku tak sengaja menoleh Hermione tengah menatapku namun ia segera memalingkan wajahnya. Aku mendengus, mungkin saja gadis itu terpesona oleh wajahku-ia tak pernah berada sedekat ini denganku.

Badan kereta mendadak bergoyang-goyang ketika melewati jalanan berbatu. Kepalaku tak sengaja terbentur dengan kepala Hermione-cukup keras-.

Hermione menyentuh dahinya yang sedikit benjol.

"Kau tidak apa-apa kan Hermione?" tanya Harry sambil memajukan tubuhnya.

"Kau pasti sengaja Malfoy!" Ron menuduh diriku.

Aku mengalihkan mataku pada Ron. Ia menatapku marah, tampak bintik-bintik di wajahnya tambah memerah. Aku tidak menghiraukan dan turun dari kereta melewati mereka bertiga. Sempat tertangkap ekor mataku Hermione memandangiku.

Aku berusaha tak memikirkannya lalu masuk ke Hogwarts dengan menutupi dahi yang benjol.

AlohomoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang