4. Trigonometri

261 24 5
                                    

Gue harap ini hanya sebuah khayalan dan rasa cemburu yang membakar emosi didalam diri gue...

"Assalamualaikum..." , ucap salam dari Pak Dwi masuk ke dalam kelas.

Seketika badan gue menjadi tegang ketika ucapan salam dari Pak Dwi menembus telinga gue.

Pak Dwi adalah guru matematika yang mengajar kelas gue semenjak kelas 11. Dia tipikal guru "killer" yang kalo ngajar selalu dikasih tugas yang jumlah nomornya "beranak" alias banyak.

"Anak-anak buka buku kalian halaman 80 tentang Trigonometri", ucap dari Pak Dwi.

Gue membuka dan mencari halaman buku yang diperintahkan oleh guru gue yang "killer" itu.
Banyak yang bilang Trigonometri itu cukup sulit di pelajaran matematika apalagi yang ngajar Pak Dwi, gue hopeless untuk dapat nilai bagus di materi ini.

"Rio... Gue boleh duduk disamping lo gak? Soalnya buku matematika gue ketinggalan ni...pliss ya" , ucap Anjani yang menghampiri tempat duduk gue dengan nada memohon.

Dengan senang hati gue memperbolehkan Anjani duduk bareng gue, karena Andi teman sebangku gue tidak hadir hari ini.

"Dalam Trigonometri ada namanya sin,cos dan tan yang merupakan dasar dalam materi Trigonometri yang kita pelajari hari ini", ucap Pak Dwi yang sedang menulis penjelasan Trigonometri di papan tulis.

Mendengar penjelasan yang agak asing dari telinga gue udah bikin gairah belajar gue mulai menyusut.
Gue hanya terfokus dengan Anjani yang memperhatikan penjelasan dari Pak Dwi. Sepertinya dia paham apa yang di jelaskan oleh guru gue.

"Luar biasa Anjani ini... Begitu cantik sebagai perempuan yang pernah gue temui di dunia ini... Andaikan saja gue bisa memiliki hati lo Anjani..." , ucap gue di dalam hati gue yang paling dalam.

"Heii Rio!!! Ngapain kamu bengong liatin Anjani?" , ucap Pak Dwi dengan nada meninggi.

Sontak gue sadar dari lamunan gue yang tidak memerhatikan penjelasan dari Pak Dwi.

"Biasa pak si Rio lagi puber...udah mulai suka sama lawan jenis" , kata Aldi dengan nada meledek.

"Benar kamu Rio tidak memerhatikan saya dari tadi?!!!" , tanya Pak Dwi yang mulai terlihat marah.

"Ohhh..anu...enggak Pak hehe", kata gue yang mulai panik.

Suasana menjadi tegang saat teman-teman sekelas gue melihat ke arah gue dan Anjani.
Anjani hanya terlihat diam dan pura-pura tidak tahu.

"Kalo kamu tidak memerhatikan saya...kamu saya hukum nanti Rio!!!", kata Pak Dwi mulai marah.

"Iya pak Dwi maaf...", kata gue dengan nada memelas.

"Lo lagian sih... Bengong bukannya merhatiin" , kata Anjani.
"Hehe Anjani maaf" , kata gue dengan sedikit tersenyum.

Gue mencoba untuk fokus merhatiin setiap penjelasan dari Pak Dwi.
Papan tulis penuh dengan angka derajat dan segitiga beserta rumus yang tidak gue mengerti sama sekali.

"Jadi untuk mengetahui besarnya luas segitiga harus menggunakan Aturan Cosinus" , penjelasan dari Pak Dwi

"Pak Dwi kenapa harus pakai Trigonometri untuk mengetahui sisi segitiga? Nggak ada cara lain apa Pak?, tanya gue.

Pak Dwi membalikkan badan dan menghadap gue dengan raut wajah kesal.

"Terus kenapa kamu harus pakai celana? Kenapa nggak pakai rok aja Rio?", ucap Pak Dwi kesal.

Serentak teman sekelas gue tertawa dengan ucapan Pak Dwi begitu juga Anjani, dia terlihat tersenyum lepas mendengar jawaban dari pertanyaan gue tadi.

"Hehe iya maaf Pak... Kan saya nanya", kata gue yang sedikit malu.

"Kalo nanya yang berbobot... Inikan materi Trigonometri, tentulah pakai cara Trigonometri... Bukan pakai rumus Kalor", kata Pak Dwi kesal.

Gue hanya terdiam dan mulai fokus ke Anjani. Pikiran gue seakan-akan teralihkan oleh dia.

Ternyata ini yang namanya jatuh cinta, memang sulit untuk menghindar tapi sungguh nikmat untuk hadapai.

Dari penjelasan dari Pak Dwi tadi gue menangkap untuk mengetahui sisi-sisi segitiga harus menggunakan rumus Trigonometri.

Gue menyimpulkan sendiri bahwa :

"Cinta tak mengenal Trigonometri untuk mengetahui sisi-sisinya dan Aturan Kosinus untuk mengetahui seberapa besar luasnya"

Karena cinta itu tulus bukan dengan rumus, tapi murni dari hati...

THANKS FOR READING 🙏🙏🙏






Antara Cinta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang