Alvin bukan keturunan konglomerat yang punya warisan tanah ratusan hektare, apalagi resort di mana-mana dengan fasilitas jet pribadi. Alvin adalah anak pertama dari Bapak Soedirwan dan Ibu Desinta yang ikut program pemerintah dua anak lebih baik. Karena itu Alvin hanya memiliki satu Adik, Adik perempuan yang superaktif kebetulan diberinama Jelly Kishafani.
Dua puluh lima tahun lalu Alvin lahir ke dunia ini, dibesarkan di keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan tatakrama sungguh membuat Alvin tak henti-hentinya mengucapkan syukur pada yang kuasa. Lingkungan adalah salah satu faktor terpenting dalam membentuk karakter dan sikap seseorang, dan Alvin punya Lingkungan yang sangat baik hingga membentuk karakternya seperti sekarang.
Alvin bukan pria naif yang tak mengenal rasa suka terhadap lawan jenis, ia jelas normal bukan termasuk kedalam manusia homoseksual. Hanya saja Ayahnya selalu menanamkan nilai-nilai moral yang mendalam, bahwa perempuan bukan tempat pelarian apalagi dijadikan mainan. Kalau lelaki sejati bukanlah lelaki yang punya sederet kekasih dan punya kehidupan malam yang luar biasa, karena kejantanan seorang pria tidak diukur dari seberapa banyak rokok yang dihabiskan setiap hari, bukan diukur melalui seberapa banyak kondom yang dihabiskan setiap minggunya.
Seorang pria sejati adalah pria yang mampu menjadi teladan untuk keluarganya kelak, tahu memperlakukan perempuan sebagaimana perempuan harus diperlakukan. Pria yang belajar dari kesalahan dan mau berusaha memperbaiki.
Dulu masa putih-abunya dihabiskan dengan rasa kagum pada Senja, meski begitu Alvin tidak buta. Bahwa makhluk berkromosom X bukan hanya Senja, ada perempuan lain yang mungkin lebih mampu membuat hatinya berdebar kencang saat tersenyum. Dan saat itu ia tak pernah berpikir jika Galea termasuk ke dalam salah satu perempuan yang akan mampu membuat hidupnya berputar.
Dan malam ini saat Galea menangis di dadanya, ada perasaan sesak juga yang merongrong hatinya. Ia sama sekali tak bermaksud menyakiti Galea dengan ucapannya, Alvin sudah berusaha sekecil mungkin mengeluarkan kata-kata sarkas karena memang ia jarang atau mungkin tidak pernah berkata kasar pada perempuan.
"Why?" tanya Alvin saat Galea masih menenggelamkan wajahnya di dada Alvin, kemeja coklat muda yang ia kenakan basah oleh ingus dan air mata Galea. Hampir lima belas menit Alvin membiarkan Galea terisak, dan buruknya mereka masih di depan indekost Clara.
"Lo jahat." Galea tersedu, semakin membuat kening Alvin mengerut.
Sebenarnya siapa yang jahat di sini? Galea yang berbohong tentang keberadaannya di halte busway atau Alvin yang sudah menunggu Galea di sini sejak satu jam lalu? ditemani alunan suara nyamuk yang berdengung, Alvin bahkan meminta pada Clara untuk tidak memberitahukan keberadaaannya yang tengah menunggu pada Galea.
"Masih mau lanjut nangis?" Alvin menepuk-nepuk puncak kepala Galea, berharap perempuan di hadapannya dapat menghentikan isakannya. "Maaf kalau gue bikin lo tertekan."
"Lo kejam." ucapan Galea teredam kemeja Alvin, bibir gadis itu masih menempel ketat di permukaan kemeja Alvin yang basah.
Alvin tak yakin jika air mata Galea yang membasahi kemejanya, mungkin ada sedikit campur tangan air liur dan ingus Galea di sana. Hah, kombinasi yang pas untuk menghasilkan... Alvin menghentikan pikirannya tentang kemejanya yang kini basah lebih jauh.
Setelah kata kejam dan jahat yang keluar dari mulut Galea, Alvin semakin tidak mengerti jalan pikiran perempuan. Alvin bahkan tidak mengeluarkan kata apapun yang merujuk ke perbuatan kejam, ia menepuk pucuk kepala Galea, mengusap pelan punggung Galea yang bergetar lalu mengusap pipi tirus Galea yang bersimbah air mata. Jadi dimana letak kekejaman yang Alvin lakukan?
"My Gagal...," Alvin menangkup wajah Galea dengan kedua tangannya, membiarkan ibu jarinya yang besar bergerak mengusap air mata Galea. "Listen, aduh rasanya gue udah banyak ngomong listen sama dengerin deh. Gue bilangkan kalau gue nggak ngerti lagi harus gimana? Galea My Galgadot, My Gagal, My Sunshine, temen hidup gue yang akan menemani masa tua gue. Tolong dengerin gue sekali ini saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD
General Fiction(SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS) Akad (n) : Perjanjian. Karena berpacaran sebenarnya tidak lagi ingin Alvin lakukan. Yang Alvin cari adalah calon istri, mengingat usianya sudah cukup matang untuk membina rumah tangga. Tapi Realita cukup pahit, mencari...