"Mampus deh gue" kutepuk jidatku begitu melihat jarum jam menunjukkan angka 19.20 pada jam weker yang berdering disampingku, seketika itu pun aku langsung meraih ponsel kemudian menghibungi salah satu nomor yang tertera pada layar ponsel. Hanya deringan telepon yang saat ini kudengar, dan yap kudapati suara cowo diseberang sana "halo Zan!" sapaku "heh, kemana aja lo? Gue tungguin dari tadi ngga dateng-dateng. Buruan kesini, GPL cuy!." Cerocos Fauzan saat tau aku yang menelponnya, "iya iya gue kesana sekarang." jawabku "Oiya sampein ke Adi, maaf aku berangkat agak telat" sambungku "agak gimana maksudnya? Telat segita mah bukan agak agak, tapi kelewatan." Bantah Fauzan "iya ih, gue ketiduran" jawabku "haha, dasar kebo" timpal Fauzan "yaudah Fan gue tutup. Gpl!" sambung Fauzan, dan suara tut tut tut mengakhiri pembicaraanku dengan fauzan. Setelah beribadah dan bersiap-siap aku meminta izin pada ayah "yah, Ifan mau ada reunian SD sirumah Adi, Ifan berangkat dulu yah" "iya, hati-hati nak" jawab ayah, "Assalamua'laikum yah." salamku yang dijawab oleh ayah. Kulajukan motor ninja merahku dan menembus angin malam yang begitu dingin.
⚓
"Hai Di" kusapa Adi "hai, eh Fan datang juga lo akhirnya" timpal Adi "hehe, iya maaf gue telat" sambungku dengan wajah memelas "iya, tadi Fauzan udah ngasih tau ko" jawab Adi dengan senyuman khasnya. Acara pun dimulai dengan diawali sambutan-sambutan dan doa, dilanjut dengan makan-makan dan diskusi singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince of Sailor
Teen FictionRifan terkenal sebagai sosok yang humoris, tegas, dan nakal namun sikap sopan itulah prioritasnya. Itu semua karena dia adalah salah satu anak dari pemilik sekolah elit, SMK Angkasa Pura. Meskipun begitu, Rifan tetaplah seperti cowo remaja yang...